SEBELUM menginjakkan kaki di tanah Borneo, saya tidak pernah mendengar tentang Istana Kuning. Ketika melakukan perjalanan ke sana—dua hari menjelang pulang—sahabat saya yang baik, Siti Wahidah, mengajak ke Istana Kuning di Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Jadilah Ahad pagi itu saya ke Istana Kuning. Tentu saja hanya kami saja yang berkunjung karena masih pagi. “Rumah saya dekat sini, tapi hampir tak pernah ke mari,” ungkap Siti Wahidah yang akrab saya sapa Bu Hajjah.
Tinggal dekat Istana Kuning tak menjamin tahu sejarahnya. Begitu juga yang terjadi dengan Bu Hajjah. Tidak semua sejarah Kerajaan Kutaringin dia tahu. Sebagai Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kotawaringin Barat, sejarah pemilu barangkali lebih khatam baginya. Dia tertawa ketika saya katakan itu.
Beruntunglah ada Pak Utin yang bertugas menjaga Istana Kuning. Lelaki bertubuh kurus itu menemani saya selama berada di Istana Kuning. Pertanyaan pertama saya, mengapa dinamakan Istana Kuning padahal warnya kecoklatan karena mempertahankan warna asli kayu ulin.
Menurut Pak Utin, dinamai Istana Kuning karena warna kuning dianggap warna keramat bagi orang Kotawaringin atau lebih dikenal dengan sebutan Kobar. Istana ini dibangun Pangeran Imanuddin, yang merupakan pangeran ke-9 dari Kerajaan Kutaringin 1811-1841. Lukisan Pangeran Imanuddin beserta lukisan keturunan raja Kutaringin semuanya ada di Istana Kuning. Ketika saya tanyakan lukisan ini seindah warna aslinya atau bukan, Pak Utin menjawab hanya rekaan pelukisnya. Pun demikian, pelukisannya tidak asal berimajinasi. Dia mengumpulkan berbagai sumber dan ditambah dengan berpuasa untuk mendapatkan bentuk wajah seluruh pangeran.
Sebelum masuk ke dalam Istana, Pak Utin mengingatkan saya agar membuka sepatu dan tidak merokok. Tak masalah, sebab saya memang bukan perokok bahkan membenci asap rokok. Sebelum masuk ke ruang utama, saya melintasi semacam balairung yang dikatakan Pak Ulin dulunya digunakan untuk rapat-rapat istana.
Di dalam Istana, selain terdapat lukisan para pangeran, juga terdapat manekin pakaian pengantin khas Kutaringin. Di sana juga terlihat kereta kuda. “Tapi bukan yang asli karena sudah terkabar. Ini pesanan dari Jawa. Kerajaan Kutaringin memang ada kedekatan dengan Kesultanan Surakarta,” ungkap Pak Utin.
Pada 1986, Istana Kuning memang pernah terbakar. Sebelumnya, Istana Kuning memang tidak dirawat dengan baik. Setelah dibangun kembali, bentuk asli Istana masih dipertahankan. Hal itu terlihat dari foto-foto zaman dulu yang dipajang di dalam Istana.
Di depan Istana, banyak terdapat meriam sisa perjuangan kemerdekaan. Di awal kemerdekaan, keturunan Raja Kutaringin ke-14, Sultan Kesuma Anum Alamsyah, menyatakan bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kerajaan Kutaringin ikut berjuang mengusir penjajah Belanda. Jadi, keberadaan Istana Kuning menjadi bagian dari saksi sejarah perjalanan bangsa. Wajarlah kalau kita harus merawatnya agar nilai sejarah tak lekang oleh waktu dan semangat kebangsaan tetap terjadi.
Setelah puas mengambil foto dari berbagai sudut, saya pun pamit karena harus mengejar pesawat. Penerbangan ke Pangkalan Bun sangat terbatas sehingga tidak ada pilihan kalau ketinggalan pesawat.[]
Istana Kuning yang terletak di Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Halaman parkirnya luas dan bersih.
Meski disebut Istana Kuning, seluruh bangunan terbuat dari kayu ulin yang berwarna hitam kecoklatan.
Deretan meriam yang terdapat di halaman depan Istana Kuning. Kerajaan Kutaringin termasuk bagian dari lembaran perjuangan bangsa Indonesia.
Deretan lukisan para pangeran Kerajaan Kutaringin yang terdapat dalam Istana Kuning.
Pak Utin, seorang penjaga Istana Kuning, sedang mengisahkan kehidupan dan perjuangan para pangeran Kerajaan Kutaringin.
Lambang Kesultanan Kutaringin yang terdapat di atas pintu masuk Istana.
Ruangan besar yang dulu dipakai untuk menggelar rapat-rapat Istana. Ruangan besar tersebut terdapat sebelum pintu masuk istana. (Photo-photo @ayijufridar)
Membayangkan diri sebagai pangeran yang menikahi putri cantik keturunan Sultan Kutaringin. Pakaian adat Kutaringin tentu saja tidak sesuai dengan kaos oblong. (Photo doc).
nice posts my friend
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Thanks a lot. Thanks 4 vote...
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
terima kasih telah berbagi lewat postingan ini , :D
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Sama-sama, @levycore. Terima kasih sudah berkunjung.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Very fantastic, ini postingan yang sangat-sangat bermanfaat. Semangat terus untuk menciptakan karya2 terbaikmu @ayijufridar Salam Komunitas Steemit Indonesia
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Terima kasih, saleum Komunitas Steemit Indonesia.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Mantap bang
Good post
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit