Peternakan adalah salah satu bisnis yang tidak akan pernah hilang ditelan jaman, kebutuhan manusia akan konsumsi protein banyak di supplay dari hasil peternakan, contohnya adalah telur dan juga daging. Salah satu peternakan yang masih akan selalu memiliki prospek yang besar adalah ternak Kambing domba, dimana kambing domba selain untuk memenuhi kebutuhan konsumsi harian yang cukup besar juga untuk memenuhi kebutuhan seperti Qurban dan juga Aqiqah. Qurban sendiri walaupun hanya momentum yang dilakukan setahun sekali namun menurut pengakuan dari beberapa pelaku usaha peternakan merupakan moment panen panen raya bagi peternak kambing domba. Sedangkan aqiqah sendiri akan selalu mengiri hampir setiap kelahiran anak bagi keluarga muslim.
Besarnya potensi ini menjadikan lahirnya peternak-peternak baru yang terjun di dunia usaha peternakan kambing domba ini. Namun kendala terbesar yang sering dialami oleh peternak adalah kurangnya lahan hijauan untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak. Untuk peternak yang memiliki lahan yang cukup luas atau berada di lingkungan memiliki banyak supplay hijauan tentu ini bukan masalah besar, karena kebutuhan pakan dapat dipenuhi dengan cukup ngarit dilahan yang mudah ditemukan hijauan, bagaimana dengan peternak yang tidak memiliki lahan untuk menanam hijauan atau mungkin jauh dari lokasi yang tersedia pakan hijauan? Seiring dengan berkembangnya ilmu pengertahuan hal ini tentu bisa diatasi, kebutuhana nutrisi yang biasanya dicukupi dari hijauan dapat diganti dengan beberapa bahan pakan yang berasal dari limbah pertanian maupun limbah industri tertentu yang masih memiliki kandungan nutrisi yang dibutuhkan oleh hewan ternak. Bahan pakan alternatif ini bisa berupa limbah pertanian seperti kangkung kering, kulit kacang hijau, kulit kedelai, pollard dan lain-lain, sedangkan pakan alternatif yang berasal dari limbah industri dapat berupa ampas tahu, ampas kedelai, ampas kecal, bungkil sawit, bungkil kopra dan lain sebagainya.
Tentunya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan bahan pakan tersebut bisa digabungkan agar nilai nutrisi yang terkandung dalam masing masing bahan pakan dapat saling melengkapi. Pertanyaan selanjutnya mungkin apakah biaya untuk membeli bahan pakan untuk ternak tersebut masih bisa memberikan keuntungan? Menurut penuturan dari beberapa peternak yang menerapkan metode ini salah satunya adalah dari pemilik Kandang Budi Luhur di Video ini! dan juga penuturan Pemilik Ternak Barokah di Link ini! bahwa metode ternak seperti ini masih cukup menguntungkan.
Methode yang juga sering dikenal dengan sebutan ternak domba tanpa ngarit ini biaya yang dikeluarkan juga akhirnya tidak berpaut jauh dengan metode ternak menggunakan pakan hijauan atau ngarit apalagi jika jumlah ternak yang dipelihara dalam jumlah banyak, karena untuk pakan hijauan dengan jumlah ternak yang banyak tentu membutuhkan banyak tenaga untuk mencari rumput, dimana satu orang tentu memiliki keterbatasan jumlah pakan yang bisa dikumpulkan, selain itu juga masih membutuhkan transportasi untuk membawa pakan dan juga bahan bakar untuk mencacah pakan menggunakan mesin copper , sedangkan dengan metode pakan kering atau tanpa ngarit biaya biaya tersebut bisa dikonversikan untuk membeli bahan pakan.