Kumpulan Puisi Reformasi, Semoga Terbit

in indonesia •  7 years ago 

Reformasi-1.jpeg

Sejak bergulirnya aksi Reformasi yang akhirnya berhasil menggulingkan Orde Baru pada Mei 1998, saya juga ikut menulis puisi-puisi dengan tema tersebut. Selain puisi, ada beberapa cerita pendek – kalau tidak salah lima atau enam cerita pendek – yang ditulis berdasarkan kisah nyata.

Sayangnya, sampai saat ini saya belum berhasil menemukan kembali cerita-cerita pendek itu. Bisa jadi tersimpan di komputer lama yang telah rusak. Namun seingat saya, pernah pula digandakan dalam bentuk print komputer dan kemudian difotokopi. Mudah-mudahan nanti akan dapat cerita-cerita pendek itu dapat ditemukan kembali di salah satu kumpulan boks penyimpan barang-barang pribadi saya yang ada di rumah keluarga di kawasan Matraman, Jakarta Timur.

Puisi-puisi yang pernah saya tulis sejak 1998, juga demikian. Untunglah sebagian masih dapat diselamatkan dan ditemukan kembali, karena rupanya masih tersimpan di external hard disk maupun laptop lama yang masih dapat dibuka document file-nya. Sejak Mei 1998 sampai Maret 2018, tercatat telah sekitar 70 puisi dengan tema Reformasi yang saya tulis.

Sejak tahun lalu (2017), saya mencoba mengumpulkan kembali satu per satu. Ada yang sempat diperbaiki dan disunting kembali awal 2018 ini, dan untuk menandainya maka pada titimangsa di bagian bawah ditambahkan “/2018” (garis miring dan angka 2018).

Awalnya ada sekitar 70 puisi yang berhasil dikumpulkan kembali, namun setelah dikurasi secara pribadi, terpilih 55 puisi. Semuanya disatukan dalam kumpulan yang tadinya berjudul Reformasi, namun kemudian diubah menjadi Aarghh Reformasi, diambil dari salah satu puisi yang ada. Sekaligus bentuk kekesalan karena Reformasi yang sudah hampir 20 tahun ini, ternyata belum menghasilkan seperti yang banyak diharapkan masyarakat luas.

Ketimpangan sosial, korupsi, kemiskinan, bahkan bertambah-tambah dengan aksi dan sentimen saling menjelekkan antara suku, agama, ras, dan antargolongan. Belum lagi, semakin banyak berita bohong, fitnah, dan hoax bertebaran di sana-sini.

Walaupun demikian, saya sebenarnya masih mengharapkan bila ada teman penyair yang bersedia mengkurasi kembali puisi-puisi tersebut. Tidak apa, berkurang misalnya hanya 30 puisi, tetapi yang benar-benar terbaik, sehingga layak diterbitkan.Soal judul kumpulan puisi itu tentu masih dapat berubah lagi, tergantung penilaian yang dilakukan sang kurator.

Reformasi-2.jpeg

Persoalannya, kalau pun saya mencari bantuan kurator, secara keuangan mungkin saya tak mampu membayar honorarium kurasi, karena kalau dalam jumlah rupiah tentu tak seberapa. Paling-paling saya hanya dapat memberikan sejumlah buku kumpulan puisi tersebut bila jadi diterbitkan, dan tentu saja memasukkan nama kurator baik di dalam maupun di halaman depan kumpulan puisi tersebut.

Semoga saja, puisi-puisi dengan tema Reformasi ini bisa diterbitkan kelak. Sehingga, kalau jadi terbit, akan menjadi kumpulan puisi tunggal saya keenam, setelah lima kumpulan puisi yang terbit sebelumnya. Kelima kumpulan puisi itu adalah Kepada Kau (1981; tanpa ISBN). Setelah terhenti cukup lama dan hanya termuat puisi-puisi saya dalam antologi puisi bersama atau pun di media cetak (suratkabar dan majalah), maka pada 2017 saya berhasil menerbitkan tiga kumpulan puisi berturut-turut, yaitu Kubayangkan Chairil Anwar (ISBN: 978-602-6598-13-4), Ahok, Kebhinekaan, Belajar Pancasila (ISBN: 978-602-6598-18-9), Puisi Itu Adalah (ISBN: 978-602-6598-26-4), dan yang baru saja terbit pada Maret 2018 ini adalah Tahun Politik dan Uang (ISBN: 978-602-51310-4-2).

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!