Dear Steem
Aku sebenarnya mau bersua denganmu di sebuah pojok kafe cozy yang sunyi sehingga kita bisa berbincang dari hati ke hati. Tapi, platform ini tak memungkinkannya. Jadi, apa boleh buat, biarkan surat ini juga dibaca para steemian agar mereka jatuh hati juga padamu.
Sumber: Pixabay, diolah
Dear Steem
Aku belum lama mukim di akun @blogiwank tapi aku merasakan banyak perubahan pada diriku. Aku jadi lebih produktif dan kreatif. Tak satu hari pun kulewatkan tanpa menulis. Platform ini seakan memang diciptakan bagi kreator konten yang serius, bukan bagi spekulan cryptocurrency, apalagi para buzzer penyebar hoax.1
Kesabaran dan Komunitas
Banyak kawan-kawan baruku di sini yang tak sabar untuk segera dapat voting besar dan reputasinya segera naik dari anak tangga 25. Saya selalu katakan kepada mereka bahwa tak ada yang bisa buru-buru di @steemit. Misalkan saja, perolehan voting pada hari ini saja baru bisa didapat pekan depan.
Saya tak bisa menyalahkan mereka yang lebih tertarik berburu dolar karena @ned, Chief Executive Officer Steemit Ned Scott, mengakui bahwa token adalah alasan utama mengapa Steemit yang baru berusia dua tahun sudah punya 100.000 kreator konten.2. Promosi para kurator dan steemian senior isinya juga sama: kau akan dapat dolar di platform ini.
Yang kadang lupa disampaikan para promotor itu adalah bahwa menulis di Steemit tidak seperti menulis di koran, yang sekali dimuat pasti dapat honor. Steemit sebenarnya adalah sebuah blog dalam sebuah komunitas. Komunitas inilah yang menilai karya saya bagus atau tidak, lalu memberi voting atasnya. Voting itulah "honor" saya.
Karya yang Bagus
Dengan pandangan seperti itu, maka saya pertama-tama harus menulis artikel yang bagus agar mendapat upvote. Kalau saya nekat menulis hoax atau artikel yang ngawur, siap-siaplah menerima downvote, diserbu @cheetah dan @steemcleaners, dan diserang user lain. Ujung-ujungnya reputasi saya bisa anjlok, bahkan ke level negatif, misalnya -7. Begitu "kejam" platform ini, Steem, sehingga tak semua orang mampu mengikutinya.
Kembali ke perkara artikel. "Bagus" di sini bukan dalam pengertian konvensional tapi lebih dalam konteks Steemit. Artikel tentang cara upvote, misalnya, hanya dibaca steemian. Orang di luar sana tak akan tertarik pada artikel ini karena memang tak punya urusan dengan itu. Namun, artikel jenis ini banyak ditulis para steemian dan mendapat reward (penghargaan) yang tinggi. Tentu, standar artikel yang konvensional, seperti bahasa yang mudah dipahami dan alur yang masuk akal, umumnya masih berlaku.
Untuk menguasai ini tidaklah mudah karena saya harus memahami kira-kira konten macam apa yang bagus bagi komunitas ini. Kerja ini butuh kreativitas dan kerajinan membaca yang terus menerus. Artikel yang selama ini saya anggap bagus belum tentu dinilai bagus di Steemit.
Saya akhirnya memutuskan untuk memajang foto-foto saya setelah melihat data Steemit yang menunjukkan bahwa dua konten paling populer di sini adalah foto dan artikel tentang cryptocurrency (Steem dolar, Bitcoin, dan lainnya).
Steemian lain tak perlu mengikuti pilihan saya. Banyak topik lain yang cukup populer dan mungkin cocok buat mereka. Yang penting adalah steemian berminat pada topik tersebut dan punya banyak "amunisi" untuk memproduksinya. Bagaimana caranya? Kalau steemian buka Steemit di desktop, maka pada kolom bagian kiri akan terlihat daftar TAG terpopuler hari itu. Itulah topik terpopuler di Steemit.
Promosi dan Lomba
Setelah menulis, saya harus bergerak agar artikel saya terbaca. Untuk mencapainya, saya harus rajin-rajin mempromosikan artikel saya di komunitas, baik komunitas kecil saya maupun seluruh Steemit sebagai komunitas.
Komunitas dibutuhkan untuk mendorong para steemian kelas teri (minnows) segera naik kelas. Ada beberapa komunitas di Steemit yang memiliki program ini. Cobalah mempelajarinya dan bergabung di sana bila dirasa cocok.
Cara lain adalah mengikuti lomba. Ada banyak kontes di Steemit. Ada yang setiap hari, ada yang mingguan, ada yang bulanan. Cari dengan kata kunci atau tag "contest" untuk menemukannya. Pelajari lomba itu baik-baik dan ikutilah bila merasa cocok dan sanggup melakukannya. Bila saya mengikuti lomba, maka ada dua hal sekaligus yang saya bisa dapatkan: hadiah dan promosi. Peserta kontes umumnya saling melihat karya peserta lain. Inilah yang akan membantu membuat karya saya populer.
Dear Steem
Berkat kontes-kontes semacam inilah saya dapat voting. Saya sangat mendukung para paus (whale) turun tangan membuat berbagai kontes karena ini akan mendorong para steemian menghasilkan konten yang bermutu. Jadi, Dear Steem, tolong bujuk para paus itu untuk membuat kontes yang lebih banyak dan beragam.
Upvote, Resteeem dan Komentar
Karena Steemit adalah sebuah komunitas, saya harus terlibat aktif dalam komunitas tersebut. Salah satu caranya adalah dengan mengunjungi akun user lain dan membaca artikel mereka. Bila saya menilai artikel itu bagus, saya beri upvote. Tapi, ikan teri tak punya kemewahan dalam voting karena nilainya rendah dan bandwith-nya terbatas . 3
Cara lain adalah resteem dan comment. Dua langkah ini membuat saya menjadi kurator dan akan mendapat penghargaan sebagai kurator. Ikan teri masih bisa memberi komentar sekitar 10-20 komentar sehari, tergantug bandwith yang tersedia.
Voting, resteem, dan komentar adalah bagian dari interaksi di komunitas. Dengan memberikan ketiga hal itu, penulis lain pasti berterima kasih dan suatu saat akan membalasnya. Tapi, voting saya itu ikhlas. Syukur bila dibalas. Tapi, saya tak akan menagih mereka untuk memberi voting pula pada artikel saya.
Dengan cara ini saya juga mempromosikan diri saya. Bahkan, komentar saya mungkin pula diberi voting oleh sang penulis karena dianggap bagus. Ini juga akan membuat diri saya lebih dikenal di komunitas.
Bahasa Inggris
Masalahnya, mayoritas user Steemit berbahasa Inggris. Pengguna bahasa lain, seperti bahasa Indonesia, masih di bawah 5% jumlahnya. Artinya, tidak bisa tidak para steemian Indonesia harus pula menulis dalam bahasa Inggris. Alasannya tentu saja agar para steemian lain dapat membaca artikel saya.
Banyak steemian Indonesia yang menulis dalam dua bahasa (bilingual), termasuk saya. Saya menemukan juga bahwa steemian Korea dan Cina kadang menggunakan strategi yang sama.
Dear Steem
Kebanyakan kontes dibikin untuk pengguna berbahasa Inggris. Ada baiknya kau menjawil para paus untuk membuat lebih banyak kontes berbahasa Indonesia karena banyak kawan-kawan saya yang karyanya bermutu tapi dalam bahasa Indonesia. Lagi pula, kalau kami menulis dalam bahasa Inggris tentu akan kalah sempurna dibanding steemian lain yang bahasa ibunya bahasa Inggris.
Paus Juga Rajin Menulis
Saya dulu berpikir bahwa para paus yang sudah berlimpah dolar itu tak lagi menulis. Saya menuduhmu, Dear Steem, telah membuat aturan yang tidak adil. Mengapa satu tulisan mereka mendapat penghargaan puluhan bahkan ratusan dolar, sedangkan saya cuma nol koma nol? Bukankah yang justru harus mendapat penghargaan lebih besar itu kami? Apakah karya kami ini sebegitu rendah nilainya?
Tapi, setelah membaca berbagai artikel dan perbincangan para paus, saya jadi malu. Prasangka saya itu keliru. Para paus ternyata sangat rajin menulis. Sebagian dari mereka telah bersusah payah meniti karir dari ikan teri sampai menjadi paus. Mereka menulis ribuan topik hingga reputasi mereka naik.
Saya berikan dua contoh saja:4
Nama | Rep | Total Posts | Masuk | Post Per Hari |
@steemsports | 78.663 | 3949 | September 2016 | 20.25128205 |
@papa-pepper | 77.548 | 37360 | Juli 2016 | 146.45490196 |
Data itu menunjukkan tingginya aktivitas menulis para paus. Tiap hari mereka menulis. Ini belum dihitung dari jumlah artikel yang mereka kurasi. Mungkin mereka punya asisten untuk melakukan itu. Mungkin mereka mendelegasikan Steem Power yang mereka punya. Tapi, kan, itu hanya terjadi ketika mereka sudah menjadi paus. Ketika masih teri, mereka juga susah payah menulis.
Saya pernah curiga bahwa akun-akun paus itu cuma robot. Ternyata, sebagian paus memang bot. Tapi, sebagian adalah manusia nyata. Untuk membuktikan apakah paus yang manusia benar-benar mengelola akunnya, saya mencoba mengomentari salah satu tulisan paus, yang saya nilai karya manusia, bukan bot (tulisan bot umumnya mekanis, selalu sama, dan berbentuk laporan aktivitas mereka). Ternyata sang paus menanggapi komentari itu dan berkunjung ke salah satu artikel saya. Astaga, dia manusia. Ini tak mungkin dilakukan bot.
Hal ini membuat saya tambah malu. Mereka menulis ribuan artikel baru jadi paus. Lha, saya baru menulis segelintir saja sudah mengeluh soal penghargaan nol koma.
Dear Steem
Setelah kejadian itu, saya jadi sadar bahwa memang tak ada gunanya berburu dolar di sini. Yang utama justru berkarya. Logikanya sederhana saja: Kalau saya tidak menulis, maka saya tidak dapat penghargaan sebagai penulis (author), padahal penulis menadapat penghargaan terbesar (80% dari total reward), sisanya (20%) baru untuk para kurator.
Lagi pula, kalau saya tidak menulis, paus yang paling gila mengucurkan voting pun tak bisa mem-voting saya.
Para paus pun harus menulis agar mendapat voting, meski banyak juga sih yang memberi voting pada dirinya sendiri sehingga pendapatannya naik. Mereka juga harus banyak melakukan kurasi untuk mendapat penghargaan sebagai kurator. Kalau tidak begitu, tak ada dolar yang bisa ditangguk di Steemit.
Kesimpulannya, Steemit itu memang berat. Tak semua orang sanggup menghadapinya. Tapi, saya yakin bisa dan akan membuat kau, Dear Steem, jatuh hati pada saya.
Dear Steem
Demikianlah curahan hati saya kepadamu. Ini pengalaman saya setelah sebulan berselancar di platform ini. Jangan kecewakan saya. Sempurnakan sistem ini sehingga benar-benar jadi rumah bagi para kreator konten. Dengan begitu, saya yakin, makin banyak orang yang jatuh cinta padamu dan kau akan kebingungan saat memilih siapa yang akan diajak berkencan.
Salam rindu dari jauh,
@blogiwank
Steemian muda di Jakarta.
Catatan Kaki
1. Silahkan baca Mempertahankan Steemit Sebagai Rumah Kreator Konten Kreatif
2. Websites That Pay Users With Blockchain Aim to Disrupt Facebook (Bloomberg, February 27, 2018)
3. Silahkan baca Bandwith Anjlok, Tinju, Voting Power, dan Hal-hal yang Belum Selesai
4. Data per 19 Maret pukul 12.00. Masa aktif dihitung dengan pembulatan bulan dan bulan Maret dihitung setengah bulan atau 15 hari.
Recent Posts
- Eight Pillars Near Tugu Kujang, Bogor #Architecturalphotography
- Captain Jack Sparrow, Pirate in Quicksand #Macrophotography Experiment
- Wedang Uwuh from Yogyakarta #Foodphotography
- Kalasan Roasted Chicken from Yogyakarta #foodphotography
- A Girl by The Beach #Macrophotography Experiment
- Asmat Warrior in Sawa Erma Village, Papua #Portraitphotography
I hope you like my work. Please upvote and resteem this post and follow @blogiwank if you support me.
Ternyata tak seberat rindu Dilan. Mesti rajin-rajin buka Steemit karena masih tahap ikan teri. Luar biasa
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Betul. Kalau malas-malasan dan berharap langsung naik, ya, mohon maaf...
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Kok mirip judul surat cintaku hiksss jangan jangan cara kita mikir samaaa
Btw, tulisan yang detail Bang. Nice one.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Ungkapan populer memang mudah ditiru, ya. Meme itu sudah ku-post sebulan lalu.Trims
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Pidi Baiq menang banyak 😂
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Artikel ini memompa semangat dan memotivasi saya untuk terus menulis, seperti para paus yang telah menghasilkan ribuan tulisan. Sukses ya bang.....
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Mari kita pompa terus. Ini kawan-kawan tampaknya mulai pada lesu.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Tapi saya menilai banyak steemian yang berat untuk membalas upvote dan komentar, padahal itu pekerjaan ringan saja... hahaha
Salam hangat
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
hmmmm kepinginnya sih mojok di sudut yaaa....tapi ada daya hihiihihi
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Mawar meleleh "paus"
Suratnya begitu apik. Sempurna. I like it.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Tulisan yang cermat bg @blogiwank. Secara nyata kita akan menulis setiap harinya.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Betul, @muntazar. Teruslah menulis. Hal itu juga akan mengasah keterampilan kita.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit