Putih Hitam Boh Keulayu/Erioglossum Rubiginosum: Sebuah Cerita Tentang Transformasi Warna

in indonesia •  7 years ago  (edited)

image

Tahu boh keulayu? Ini nama sejenis buah dalam bahasa Aceh yang merujuk pada nama pohonnya. Dalam bahasa Indonesia bernama Katilayu. Istilah Latin menyebutnya Erioglossum Rubiginosum.

Jika di tempat lain, boh keulayu dianggap makanan burung. Di kampungku, burung harus berebut atau berbagi dengan kami untuk bisa menyantap buah ini.

Aku menyukai boh keulayu akan rasanya yang campur aduk. Tapi transformasi warna buahnya dari pertama ia berbunga sampai bisa di makan burung dan manusia adalah alasan kenapa ia penting untuk kutulis di sini.


MULANYA hanya gugusan bunga-bunga mungil warna putih. Tersemat di tangkai-tangkai ujung dahan. Dedaunan selebar telapak tangan menjaganya dari hempasan angin jahat. Lepas empat hari atau seminggu atau lebih, bunga-bunga kecil menguncup jadi putik. Seukuran biji kacang ijo berbentuk lonjong dan berwarna hijau.

image

Layaknya seorang perempuan yang masa suburnya datang setelah masa menstruasi pertamanya usai. Pohon katilayu menunjukkan tanda-tanda subur tepat ketika ia selesai merontokkan bunga putih dan putik-putik hijau pada kali pertama. Lalu tangkai-tangkai lain bermunculan di dahan-dahan, bunga-bunga nan mungil keluar pelan-pelan.

Bunga kembali berubah menjadi putik, dan hari-hari yang berganti adalah masa ia terus membesar. Ia seukuran biji kacang kedelai kini. Warna hijau yang serupa warna daunnya pecah menjadi kekuning-kuningan. Matahari menyepuhnya hingga menjadi kuning terang. Kemudian senja turun dan warnanya menempel tepat di atas kuning boh keulayu. Sudah waktunya ia berwarna oranye.

image

Layaknya senja yang selalu diintai remang maghrib, boh keulayu tak pernah bisa berlama-lama dalam balutan oranye. Warna madu sudah menunggu saat-saat boh keulayu sudah seukuran biji kacang tanah.

Inilah masa boh keulayu seumpama anak perempuan yang beranjak dewasa. Masa gadisnya tiba dengan ditandai oleh pinggulnya yang kian melebar. Begitupun sepasang dadanya; naik perlahan-lahan hingga membukit. Masa-masa ini adalah masa paling rentan dan penuh godaan. Burung, kumbang, ulat, dan anak-anak sama-sama mengintainya. Ketertarikan pemangsa tidak hanya karena warna madunya, tapi kontruksi tubuhnya yang kian ranum dan padat. Seolah-olah menjanjikan rasa yang manis-manis sepat.

Paska maghrib, sebelum isya. Buah yang kini berwarna madu itu diayun-ayun angin sepoi. Daun-daun seukuran telapak tangan mengatup tangkainya.Tapi semburat cahaya purnama tak pernah bisa dihalaunya. Meski janjinya pada batang untuk menjaga boh keulayu dari segala mara bahaya sudah diikrarkannya sejak ia masih berupa tunas.

Seperti yang sudah-sudah, boh keulayu senantiasa berubah warna. Bak gadis remaja yang gamang dengan penampilannya. Yang selalu gonta-ganti merk make-up, lipstick, dan juga ukuran bra (masalah ini sebenarnya di luar konteks, tapi ya sudahlah), kali ini madu warna tubuhnya menghilang ditelan terang purnama.

Namun bukan purnama namanya jika ia tidak memberi solusi warna bagi boh keulayu telah berhasil dihasutnya itu.

"Merah," kata purnama singkat.

Sudah saatnya kau unjuk gigi ke hadapan publik, kata purnama lagi, menggertak para penggoda dengan warna merah menyala.

Ketika merah sudah melabur seluruh tubuhnya, boh keulayu dilanda kegugupan yang amat sangat. Ia tahu, puncak pesonanya menguar di titik ini. Itu rasakannya ketika matahari pagi bersinar cerah dan ia mendapati dirinya dalam keadaan merah semerah-merahnya warna merah. Tapi bagaimana pun gugupnya, ia ingat pada petuah purnama semalam.

"Merah terang atau merah menyala adalah pilihan bagi siapa pun yang ingin melawan kegugupannya sendiri."

Maka ia menghabiskan waktu dengan gembira. Ikut bernyanyi bersama burung-burung, melenggak-lenggok ketika angin menyibak daun yang setia menjaganya.

image

Yang menyala akan redup dan padam juga akhirnya. Boh keulayu sudah tahu ini sebelumnya. Ketika nyala merahnya perlahan-lahan turun ke merah marun, ia tetap bercahaya. Ia insaf akan pesona lain yang akan mendatanginya dan itulah saat-saat yang dinanti-nantinya.

Merah marun adalah masa ketika ia telah dipinang oleh dua jenis pemangsa utama: burung-burung dan manusia. Lantas ia dipingit dalam baluran warna ungu kehitam-hitaman yang menyelimuti seluruh kulit tubuhnya

Akhirnya titik hitam sempurna datang membawa kepasrahan yang takzim akan duka-citanya nanti. Ketika ia dilumat dalam mulut-mulut pemangsa dan, boh keulayu pasrah, sepasrahnya perempuan yang ditindih lelaki pada malam pertama.[]

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Dulu, buah ini makanan favorit kami di kampung. Pengganti anggur yang katanya lezat. Tapi bagi kami, boh keulayu lebih lezat dari setandan anggur (karena kami tidak pernah makan anggur).

Jika sedang musim, saban hari kami "berburu" buah ini ke kebun-kebun masyarakat. Tapi sayang, keberadaannya sekarang sudah langka di kampungku.

@bookrak, alangkah baiknya jika pohon keulayu itu dibudidaya.

image

Bak dan boh keulayu adalah penanda paling monumental bagi ingatan, bahwa kita pernah menjadi kanak-kanak, lahir dan besar di kampung, dan pada batang dan boh nya itulah kita sering merayakan masa kanak-kanak itu dengan pelbagai jenis permainan yang mengasyikkan. Saleum bg @djunmul

Hahahahha bereh kawan...boh kelayu emang begitu dia kalaupun layu tetap meunan hie buah itu...

Hehehehe... Beutoi aduen @taministy

Wahh..
Udah lama saya tidak melihat dan makan buah yang satu ini,
Saat saya kecil dulu saya sangat sering makan buah ini, tapi sekarang di daerah saya sudah langka , bahkan jarang kita bisa dapatkan buah keulayu ini.

Memang, Bak keulayu sudah agak jarang kita temukan sekarang. Tapi tulisan ini ada ketika secara tidak sengaja saya menemukan pohon ini di satu pekuburan di Geuceu Banda Aceh.

Kayak mirip kopi buahnya... siip :)

Iya sekilas memang mirip. Dari segi transformasi warnanya juga sama. Cuma bedanya biji kopi lebih besar, dan pohonnya juga beda. Trimakasih, bg @happyphoenix