Semoga Yang Mengkritik Tidak Anti Kritik

in indonesia •  7 years ago 

image

#indonesiachallenge10 berakhir dengan beberapa pemenang yang ditentukan oleh dewan juri. Kebetulan, satu di antara para pemenang adalah saya sendiri. Saya senang bukan kepalang. Kesenangan itu makin bertambah ketika mengetahui datangnya sebuah kritikan panjang dari seorang steemian yang nama akunnya @anonymouss -- selanjutnya saya sebut Anonymouss. Tulisannya bisa dilihat di sini; https://steemit.com/contest/@anonymouss/kesalahan-fatal-dalam-menentukan-pemenang-lomba-indonesiachallenge10-oleh-pihak-kurator-indonesia-2017917t222841754z

Terus terang, saya merasa senang dengan yang namanya kritikan. Apalagi kritikannya tertuang dalam sebuah tulisan. Setidaknya wacana berpikir kita terus terasah dengan saling kritik melalui tulisan. Sikap profesional seorang penulis dipertaruhkan untuk bisa bertukar argumen yang bermutu, dan tentu saja niat awal berargumennya adalah untuk kebaikan bersama. Bukan untuk menyudutkan seseorang atau kelompok.


Langsung saja, tulisan saya ini memang saya khususkan kepada Anonymouss. Tidak ada sangkut pautnya dengan @aiqabrago dan @teukukemalfasya, penyelenggara dan dewan juri #indonesiachallenge10, yang dalam kritikan Anonymouss sangat kentara terbaca ditujukan pada dua orang tersebut.

Tulisan ini tidak untuk membela seseorang atau kelompok, tapi sebagai tempat saya belajar berwacana, bertukar argumen. Atau kalau bisa meluruskan beberapa hal yang terasa kontradiktif dalam kritikan Anonymouss.

Hal yang sangat saya kagumi dari seorang Anonymouss adalah ketelitiannya menilik kesalahan-kesalahan (kebanyakan yang disorot berupa inkonsistensi tanda baca dan typo) tulisan penyelenggara dan para pemenang. Data-data kesalahan itu kemudian menjadi landasannya meminta penyelenggara dan dewan juri untuk lebih becus lagi. Saya kira ini kritikan membangun yang perlu diperhatikan oleh kita semua. Tulis Anonymouss, "... perlu anda minimalisir kesalahan sekecil mungkin karena ini menyangkut banyak orang."

Nah, menyangkut kutipan Anonymouss itulah, di sini (tanpa bermaksud menggurui) saya ingin memberinya beberapa masukan. Khususnya di bagian penggunaan "di" dalam Bahasa Indonesia. Bahwa dalam tata bahasa seperti yang pernah diajarkan sejak sekolah menengah, penggunaan "di" terbagi dalam dua bentuk.

Pertama, "di" sebagai kata depan yang menunjukkan tempat terjadinya suatu aktivitas. Penulisannya harus diberi spasi antara "di" dengan kata yang menunjukkan tempat dimaksud. Contoh, di dunia, di akhirat, di surga, di sini, dan lain sebagainya.

Kedua, "di" sebagai imbuhan. Ia ditulis menyatu atau tersambung tanpa spasi dengan kata kerja. Karena "di" sebagai imbuhan punya fungsi untuk menunjukkan suatu aktivitas yang pasif. Contoh, dikerjakan, dipukul, dikritik, ditulis, dan lain-lain.

image
image

Maka merujuk dari tulisan Anonymouss, saya menemukan beberapa kesalahan penggunaan "di" sebagai kata depan dalam jumlah di atas setengah lusin. Sehingga saya sedikit berpikiran sekiranya Anonymouss perlu memperdalam lagi pengetahuan dasar tata bahasanya. Ini penting seturut dengan anjurannya sendiri sebagaimana pada kalimat dalam kutipan berikut:

image

Saya pikir, hanya itulah sedikit kritikan saya kepada (tuan/puan?) Anonymouss, agar usaha "... minimalisir kesalahan sekecil mungkin ...," bisa kita lakukan bersama-sama, "... karena ini menyangkut banyak orang." Demikianlah. Wassalamu.[]


Catatan: Tentang foto kura-kura di atas, tolong jangan diterlalu diambil peduli.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Bernas! Kritik lewat tulisan dijawab dengan tulisan. Budaya literasi begitu perlu dirawat. Soal kesalahan ejaan atau segala kerumitan tetek-bengeknya saya pikir kita perlu mendengar lagi petuah ini: jangan biarkan anjing yang sama menggigit Anda dua kali! Intinya, baca lagi tulisan yang selesai Anda tulis karena kesalahan kecil sering-kali luput dari "jangkauan" mata kita sebagai penulis. Jangan tanya di mana kalimat kotor yang saya tulis miring itu saya kutip, karena saya sendiri tidak ingat lagi di mana pernah kubaca.

Beutoi bang. "Jangan biarkan anjing yang sama menggigit Anda dua kali!" Tapi membiarkan diri digigit anjing yang lain, nyan pih that geupap, ureueng tuha peugah. Hahaha...

Bereh. Maken tajam laju2 diakusi sehingga bertambah lagi wawasan

Nyoe bang @andifirdhaus. Payah ta peu udep man ruang diskusi. Bah jeut keu teumpat meureuno dan berbagi informasi.

Kemarin saya ada juga berkomentar di postingan @anonymouss tersebut.
Memang penggunaan EYD bagi kalangan Steemit Indonesia masih banyak yang harus diperbaiki dan ditingkatkan lagi, sebab dari itu saya mempunyai ide menarik. Bagaimana jika kita bersama membuat akun robot yang bertugas untuk menegur kesalahan dalam EYD di setiap postingan dengan tag #indonesia.
Jujur mata saya serasa perih setiap kali membaca bahasa yang tidak baku ini, heheheh . . . .

Ide paling cemerlang bg @fajrieffendi. Sepertinya para suhu-suhu lintas ahli di Komunitas Steemit Indonesia mesti bersekongkol untuk merealisasi pikiran baik ini.

Anonymouss ternyata tak tepat dalam menggunakan imbuhan 'di'. Hehehe...

Mungkin Anonymouss lupa bg @sabjabal. Ehehe

Teruslah bersuara lantang atas kebenaran yang kita yakini. selamat ya reza @bookrak atas kemenangannya.