Sebagai negeri yang merdeka sudah selayaknya kita berdaulat menentukan arah bangsa, sebab hanya bangsa kitalah yang paling tahu apa yang terbaik untuk kita sendiri. Ibarat rumah hanya tuan rumahlah yang sangat tahu secara detail tata ruang, letak barang, warna tembok, jumlah kamar, ukuran bidang dan sebagainya. Maka sungguh aneh bin ajaib jika seorang tuan rumah tak mengerti tentang rumahnya sendiri.
Dalam hal ini Indonesia adalah rumah bagi anak bangsanya dan tentu saja pengetahuan terkait rumah bernama Indonesia sudah pasti dikuasainya, kira-kira hal itulah idealnya. Namun sudahkah kita sebagai anak bangsa mengetahui rumah kita bernama Indonesia? Barangkali jawabnya adalah "belum", mengapa? Karena sampai hari ini pencarian dan penggalian identitas kita sebagai Indonesia masih terus menerus diupayakan.
Upaya-upaya tersebut wajar karena kita telah mengalami kolonialisasi di segala aspek bidang dalam tempo waktu yang cukup panjang. Akibat dari hal itu adalah tercerabutnya akar kita sebagai bangsa Indonesia sehingga pencarian dan penggalian dilakukan.
Dalam sekup kecil yang memiliki urgensi vital adalah pada bidang pendidikan. Sekolah-sekolah modern yang kita kenal hari ini bukanlah produk yang kita ambil dan serap dari negeri kita sendiri melainkan hasil dari politik etis dan politik asosiasi para penjajah. Tentu saja terjadi dekontruksi pengetahuan yang tidak main-main dalam hal ini. Akibat terbesar dari konstruksi pengetahuan ala penjajah itu adalah arus besar cara pandang materialistik dengan berbagai dalih pembenarannya.
Arus besar tersebut telah mendarah daging dan mengalir ke sebagian besar lembaga pendidikan kita hari ini, hal itu dibuktikan dengan pendewaan terhadap gelar akademik beserta lembaran kertas yang mengiringinya.
Dunia pendidikan kita adalah dunia pendidikan yang harus nurut, manut, dan sesuai dengan kepentingan IMF dan world Bank. Lalu persoalannya adalah dimana peran pemerintah??? Karena hal itu sudah mereka ketahui bahkan mereka sepakati.
Kopi hitam.
Joss,,! Coloni coli pendidikan kita, pap!..he
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Colisiasi yang enak hehe
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit