Aku, Malam & Kesunyian

in indonesia •  6 years ago 

image

Pada saat dinginnya malam, aku masih terpaku dalam lamun, menusuk hingga ketulang-tulangku. Sepinya tak berbatas, aku berbaring disudutnya kamar, tanpa selimut, tubuhku gemetar tanpa ada perintah. Sejenak aku diam, dalam diam pikirku hanyalah kehangatan. Adakah sosok penolong yang manis datang untuk mengurangi dingin yang ku rasa, atau adakah ia datang membawakan kain untuk menutup seluruh badanku. Mungkin dengan begitu dingin dan sepi segera berlalu.

Sudah sejak pukul 02:00 dini hari tadi aku menanggungnya, hingga pada subuh ini aku merasa tak sanggup. Datanglah, siapa saja diluar sana. Aku mengharap iba, kasih dan perhatian. Wujudkanlah angan yang telah lama bersemayam, membalut mimpi dalam indahnya pagi. Jika begini, aku tak akan dapat menemukannya, mataku tak juga mampu terpejam, ada arah yang ku pandang, ada penglihatan yang tak dapat ku tembus. Aku tak mau merasakan penderitaan ini, otak dan pikiranku tak mampu membendung segala yang datang. Aku haus akan kehangatan.

Sesekali aku keluar, membuka jendela kaca pada kamarku, berharap ada yang datang, membawakan kabar tentang kehangatan. Namun tak sedikitpun ada tanda seseorang, yang ada hanya malam yang gelap, rintik-rintik hujan semakin keras menutu atap kamarku. Gemuruh mengguncang, kilat dan petir menyambar. Kembali ku tutup jendela itu, dengan perasaan yang kecewa mendalam. Mungkin tak ada lagi kehangatan selarut ini. Aku kembali merebahkan tubuh pada kasur yang tua, bantal yang rapuh, serapuh hati pria yang ditinggalkan kekasihnya. Menangis merintih berharap belas kasih.

image

Malang nian nasib orang yang kesepian, sendiri meratap kesunyian. Kadang kala suara jangkrik dan kodok terdengar dari belakang rumahku, tempatnya gelap, belukar dan jarang ku bersihkan. Benar-benar malam yang sepi, kakiku mengarah ke atas, menempel pada tembok kamarku, hanya layar hp yang dapat ku tatap, aku takut mengarahkan mataku ke tempat gelap. Menyeramkan jika aku melihat hantu, sekilas terdengar suara tangisan, kupikir itu hanya halusinasi ku saja. Wajar, karena aku sendirian dan merasa takut.

Bulu romaku merinding dengan serinding-rindingnya, ku tatap pada meja dan kursi, sebab ada suara dari sana, sedikit bergeser dari yang sebelumnya, piring-piring pada mejaku seperti berterbangan, namun ternaya itu masih saja halusinasiku, sempat aku ingin berteriak kencang, memanggil seseorang untuk menemani ketakutanku, tapi ini sudah larut malam, tak mungkin ada orang yang mendengar teriakanku.

Biasanya ada anak muda yang nongkrok di kedai kostku, suara mereka terdengar jelas padaku, apalagi kalau sudah larut malam, namun sialnya, malam ini tak ku dengar suara mereka memainkan gitar, kadang aku tersenyum dengan lagu yang mereka nyanyikan, meski suara mereka tak sebagus vokalis band papan atas, tapi ku pikir itu cukup untuk menghibur diri. Suara gitar mereka pula, nyaring dan enak sekali didengar, kadang ada juga yang mengetok papan sebagai pengganti drum.

image

image

Join eSteem University

@djamidjalal

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Congratulations @djamidjalal! You have completed the following achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the number of posts published

Click on the badge to view your Board of Honor.
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

To support your work, I also upvoted your post!

Do you like SteemitBoard's project? Then Vote for its witness and get one more award!