![teacher.jpg](https://steemitimages.com/DQmPzUeu49kYW6nuR5Q1ZeacThCyBTBbqnYwLMnvtBEhdRr/teacher.jpg)
Source:pixabay
Salam Steemians
Tulisan kecil saya ini, sebenarnya sudah dipublis pada kolom opini di Portalsatu 2 tahun yang lalu. Namun, saya mencoba mengulasnya dan membumbuinya kembali, untuk dapat dibaca oleh kalayak lebih luas.
Sebuah fakta bahwa Negara Indonesia telah merdeka dan bebas dari cengkraman para penjajah, baik itu dari kolonial Belanda atau pun Jepang. Namun, itu bukan berarti pembangunan negara ini telah usai. Sampai pada detik ini, kita perlu menyadari bahwa perjuangan belumlah berakhir. Adapun, perjuangan yang terbesar adalah perjuang pembangunan manusia itu sendiri untuk menanamkan keimanan dan ketaqwaan kepada sang Khaliq yaitu Allah Swt.
Salah satu kunci yang memiliki peran besar untuk menjawab perjuangan tersebut dengan pembangunan di bidang pendidikan sebagaimana telah dipraktikan pada masa kejayaan Islam yang pernah ada dan yang akan ada kiranya seperti di Negara Turki saat ini dengan berbagai kebijakan di bidang pendidikannya, tanpa menafikan juga terus ada perbaikan di negara kita Indonesia.
Sebelum kita melangkh lebih jauh, ada baiknya kita membangun sebuah diagnosa awal. Dan saya pikir ini cukuplak penting, seperti seorang doktor yang ingin menyembuhkan penyakit pada pasiennya, langkah pertama yang ia tempuh adalah melakukan diagnosa awal terhadap penyakit. Tidak ubahnya dengan niat memperbaiki bidang pendidikan, tentu juga berangkat dari diagnosa terlebih dahulu yang selanjutnya kita meramu obat yang sesuai dengan penyakit tersebut. Pernyataan pendidikan kita sedang tidak baik (sakit) kita dapat melihat dari nyanyian-nyanyian realitas dari tempahan satuan pendidikan tertentu yang pernah dipublis pada media publikasi.
Pemikiran Guru Besar dan Teori-teorinya
Mari kita mulai dengan pertanyaan, siapa guru besar kita? Guru besar di sini lebih kepada toeri-teori besar dalam bidang pendidikan yang telah mereka lahirkan. Yang kemudian mereka dianggap sebagai guru besar dalam bidang pendidikan, bahkan lebih jauh teori-teori mereka telah menyebar luas tak kecuali juga di Indonesia. Kita juga sebagai guru atau pendidik kerab disuguhkan dengan teori-teori besar mereka. Iya, teori-teori besar tersebut dengan lazat diterapkan oleh guru dalam mendidik generasi-generasi bangsa ini. Sehingga, tanpa kita sadari sadari bisa jadi, perilaku-perilaku nir-akhlak dari orang terpelajar selama ini yang pernah ditayangkan di media adalah hasil dari teori-teori guru besar yang selama ini terus kita pertahankan.
Source: pixabay
![](https://steemitimages.com/DQmU4TVfwAF5ym4AvW9EjBmnTu1X1ahXRyC2MvaBxKL4iRH/school.png)
Berikut saya sebutkan 3 nama yang dianggap ahli pendidikan atau guru besar di bidang pendidikan dan dapat dipastikan teori-teori mereka ada pada setiap kampus yang memiliki jurusan FKIP atau Tarbiyah. Mereka adalah Ivan Petrovich Pavlov atau lebih dikenal dengan Pavlov, Jean Jacques Rousseau atau yang lebih dikenal dengan JJ. Rousseau, dan terkahir adalah Johann Heinrich Pestalozzi atau lebih dikenal dengan Pestalozzi.
Pertanyaannya kemudian adalah, ada apa dengan tokoh-tokoh? Yang kemudian menyebabkan teori-teri mereka dimakan habis-habisan oleh para mahasiswa yang kemudian mereka lulus menjadi guru yang selanjutnya mereka berada di lembaga pendidikan untuk mendidik generasi ke generasi, dan seterusnya.
Source:Wikimedia commons
![](https://steemitimages.com/640x0/https://steemitimages.com/DQmf3NspgR4DpmJTaEPHhxNqWkrhMT7hvy6GNP5tdFwDK5Q/pavlov.jpg)
Kita mulai melihat Pavlov, iya dengan teori Classical Conditioningnya. Bersama telah kita ketahui terutama para pendidik bahwa teori Classical Conditioning ini adalah hasil eksperimennya dengan seekor anjing. Teori ini mengajarkan pentingnya stimulus untuk melahirkan respon yang kemudian dikembangkan menjadi studi perilaku (behavioral study) oleh Gagne dan Berliner. Dari hasil eksperimennya, Orang Rusia ini juga dijuluki sebagai bapak psikologi. Jadi, tatkala seekor anjing akan atau sedang mengeluarkan air liur itu disebut sebgai respons atas munculnya makanan yang disebut sebagai stimulus. Singkatnya begitu.
Source: Wikimedia commons
![](https://steemitimages.com/DQmWmkJHDjaqcrUxfuRmRNYDcAFxUxybJ5RHm4Yok4pZz88/pestalozzi.jpg)
Selanjutnya, kita perhatikan sosok Pestalozzi. Tahukah kita, bahwa selain ia dikenal sebagai bapak pendidikan rakyat atau sekolah rakyat, Pestalozzi juga dikenal sebagai pencetus teori-teori belajar anak usia dini. Di Indonesia teorinya begitu disanjung-sanjung karena Pestalozzi mengecam metode hafalan, dengan dalih tidak metode tersebut tidak ramah otak. Dan Pestalozzi ini dipengaruhi oleh JJ. Rousseau (pakar teori perkembangan anak) yang hidup seabad dengannya.
Masih berbekas apa yang disampaikan oleh Guru, bahwa ketika anda ingin menjadi spesialis pada suatu bidang, misalnya bidang pendidikan, maka langkah yang paling fundamental adalah anda harus menelaah tokoh-tokoh yang menjadi induk dalam bidang pendidikan, karena itu menjadi pondasi yang kemudian dengan pondasi tersebut anda tidak kelihangan arah tatkala anda mengintegrasikan dengan bidang-bidang ilmu lainnya atau ketika anda suguhkan dengan berbagai toeri-teori pendidikan lainnya, bahkan anda dapat membaca teori tersebut berada di lapisan mana.
Saya akan menyelesaikan pembahasan ini pada psotingan berikutnya, Wallahu a'lam
...
Yang saya pahami teori adalah kejadian alam yang ditulis. Lahir buku cara menanam cabai adalah kumpulan tulisan pengalaman para menanam cabai. Begitu pula buku motivasi lahir dari orang yang super galau yang tak berujung lalu menuliskannya.
Maka ketika ada orang mengatakan dirinya Anto teori menjadi janggal bagi saya.
Hanya saja teori tanam cabai yang ditulis oleh petani di Bogor yang sejuk tentu tidak cocok di terapkan di Krueng Mane yang bersuhu tropis. Tapi ini pula bukan alasan menolak teori tanam cabai.
Bang ternyata tulisan ringanpun keren punya abang
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
alhamdulillah trmeng geunaseh bg @sarjan. Saya tidak anti dgn teori barat :)
lebih lanjut akan saya tulis dipotingan berikutnya atau bisa dibaca di link kolom opini.
senang sdh meluangkan waktu untuk mmbacanya, smga brmanfaat
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Bang kayaknya Abang seide dengan pak @abulaot coba bangun komunikasi, keren 👍
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
insyaAllah bg @rully, sdh saya ikuti pak abulaot
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Artikel yg menarik dan bagus bg
Salam stemian
@romiyulianda
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
terimkasih @romiyulianda, salam kenal jg
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit