Pada kesempatan kali ini saya akan melanjutkan review buku Acehnologi pada volume 3 karya KBA, bagian ke enam :Tradisi Intelektual Acehnologi pada bab 32 tentang Dari teungku ke Ustadz. Tidak sedikit yang memandang bahwa teungku adalah sekelompok ulama lokal dan guru dikampung atau dayah, adapun makna ustadz adalah guru mereka memainkan peran tidak hanya di pondok pesantren tetapi juga sebagai juru dakwah kedua konsep ini telah dikenal luas di Aceh, namun dalam dua dekade terakhir setelah pengenalan terhadap pondok pesantren modern yang di adopsi dari gontor pada tahun 1980-an panggilan ustaz telah diterima sebagai gelar dalam bidang keagamaan di Aceh.
Di Aceh ulama telah berperan cukup aktif sejarah kedatangan islam hingga bergabung menjadi bagian dari Republik Indonesia semasa kerajaan islam para ulama menjadi penasehat khusus bagi sultan atau sultanah, pada era perang melawan Belanda ulama juga tampil sebagai pahlawan yang menggunakan ideologi jihad sebagai bentuk perang di jalan Allah, tidak hanya di situ dalam sejarah pemberontakan melawan pemerintah Indonesia setelah tahun 1945 juga di gerakkan oleh tokoh-tokoh ulama seperti kasus DI/TII pada tahun 1950-an semua kegiatan ulama tersebut tidaklah di pusatkan dari istana kerajaan islam.
Para ulama dikenal dengan teungku panggilan di Aceh. Nama panggilan yang terhubung dengan nama kampung menyiratkan bahwa mereka yang mengontrol pila hidup keagamaan masyarakat dapat juga di tambahkan bahwa masyarakat Aceh memanggil Abu dengan teungku Chik yang biasanya menjadi kepala dayah. Pada prinsipnya sistem dayah sama dengan pendidikan islam seperti pesantren di Jawa.
Peran seorang Abu Chik atau Teungku Chik tidak hanya di dayah tetapi juga sebagai pemimpin spiritual bagi masyarakat, misalnya kerap mereka di undang ke acara-acara pemerintah atau mereka terkadang di kunjungi oleh panglima Militer untuk bagian dari silaturahmi, bahkan beberapa Abu Chik juga terlibat dalam Arena Politik, khususnya pada pemilu lokal tahun 2009 mereka mendirikan partai yang dikenal dengan PDA ( Partai Daulah Aceh).
Namun demikian beberapa Abu Chik juga dikenal dengan sebutan Syaikh terutama jika memiliki Tarekat di beberapa dayah Khususnya di Aceh Selatan mereka melakukan Suluk selama bulan Ramadhan, jika tidak Ada syaikh atau Tarekat di beberapa dayah tertentu, maka beberapa santri senior akan melakukan khalud meditasi selama 45 hari dekat dengan kuburan-kuburan ulama besar atau dalam kamar yang cukup gelap di dalam dayah.
Congratulations @evaliana! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit