“Cahaya di Atas Bukit”
------- ~~~o0o~~~ -------
Foto: @farizalm
Ibarat mesin robot, tak ada kata capek dan lelah keluar dari mulut maupun isyarat tubuhnya. Wajahnya kelihatan memancarkan aura dan semangat, seakan memotivasi setiap yang beriteraksi untuk terus membangun negeri.
Dia adalah inisiator film dokumenter “Cahaya di Atas Bukit,” produksi kantor wilayah kementerian agama (kanwil kemenag) provinsi Aceh. Sebuah film berdurasi pendek yang menceritakan tentang keadaan pendidikan (baca: madrasah) di pedalaman Aceh.
Keadaan tersebut tergambar melalui kehadiran Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Kala Wih Ilang, di kabupaten Aceh Tengah. Dan satu lagi menceritakan kondisi pendidikan di Desa Jambo Rambong Babo, kecamatan Bandar Pusaka kabupaten Aceh Tamiang. Lokasi di mana MIS Alkautsar berada.
Film yang terinspirasi dari selember foto yang dikirim via what apps (WA) ke ponsel miliknya oleh orang yang sama sekali tidak dikenalnya, menjadi titik awal “gerilya.” Ia terus memburu informasi terkait dengan makna foto yang menggambarkan kondisi pendidikan yang memprihatinkan di daerah tersebut.
Hingga suatu ketika sang inisiator itu melakukan kunjungan kerja dalam rangka peresmian Kantor Urusan Agama (KUA) Bandar Pustaka pada Januari 2017. Usai peresmian tersebut, ia meminta agar dapat diantarkan ke lokasi MIS Alkautsar. Madrasah yang sebelumnya hanya berbentuk selembar foto.
Sesampai di sana, ia melihat anak-anak yang sedang belajar di dalam beberapa ruang kelas. Namun ruang-ruang kelas tersebut sangat tidak layak untuk suatu proses pendidikan. Demikian juga dengan fasilitas mengajar guru yang tersedia, sangat tidak memadai. “Sungguh memprihatinkan,” katanya.
Menyikapi kondisi lapangan tersebut, ia meminta konsultan --yang hadir dalam rombongan itu—untuk meneliti keadaan struktur tanah agar dapat dibangun sarana pendidikan yang lebih layak di sana. Namun sayang, setelah melalui penelitian konsultan berpendapat bahwa keberadaan tanah di lokasi itu kurang bagus untuk bangunan permanen. Alasannya karena rawan longsor.
Kemudian ia meminta pihak camat Banda Pusaka, Aceh tamiang untuk memfasilitasi pengadaan tanah dan mengurus surat-menyuratnya. Dalam hitungan waktu satu minggu, seluruh dokumen yang diperlukan-pun siap. Dia juga meminta dukungan dari berbagai pihak untuk menyukseskan pembangunan madrasah tersebut.
Berkat kerja keras dan komunikasi dengan berbagai pihak/ instansi yang dijalinnya, alhasil MIS Alkautsar setidaknya sudah memiliki bangunan yang lebih layak. Bangunan tersebut berupa gedung sejumlah RKB, mushalla, WC, dan beberapa fasilitas lainnya. Hingga satu unit becak sebagai alat transportasi siswa.
Dan akhirnya, pada Rabu (1/8/2018) MIS Alkautsar Jambo Rambong Babo tersebut, ia bersama bupati Aceh Tamiang, H Mursil SH MKn meresmikan madrasah yang sudah lama diimpikan masyarakat tersebut. Penandatanganan prasasti peresmianpun dilakukannya bersama bapak bupati.
Foto: @farizalm
Jalin Komunikasi Lintas Instansi, Membangun Negeri
Belum sempat beristirahat dan menarik nafas setelah kembali perjalanan jauh dari Pontianak, Kalimantan Barat melalui udara. Ia kembali dijemput untuk sebuah perjalanan darat dari bandara Kuala Namu, Deli Serdang-Sumatra Utara menuju Banda Pusaka, Aceh Tamiang. Sekira pukul 19.00 WIB ia tiba di salah satu penginapan di kabupaten yang berbatasan langsung dengan Sumatra Utara itu.
Keesokan harinya, Rabu (1/8/2018) dia kembali memulai rutinitas yang membuat keringat tak bisa berhenti terkucur. Lagi-lagi tanpa istirahat, sore itu juga melanjutkan perjalanan menuju kabupaten Bireuen. Di sana juga sejumlah agenda sudah menunggunya.
Rabu (1/8) sekira pukul 20.30 WIB, sebuah mobil sedan warna hitam ber-plat merah muncul dari arah timur Kota Bireuen. Mobil itu terus melaju dan masuk ke pekarangan pendopo bupati Bireuen. Sesaat setelah parkir, dari dalam mobil tersebut turun seseorang berbaju putih dengan celana warna gelap.
Di baju putihnya itu masih terlihat beberapa atribut yang menunjukkan dia adalah seorang Aparatur Sipil Negara (ASN). Ya.. dia adalah Kepala kantor wilayah kementerian agama (kakanwil kemenag) Aceh, Drs H M Daud Pakeh. Kedatangannya langsung di sambut kakankemenag Bireuen, Drs H Zulkifli Idris MPd beserta jajaran yang sudah menunggu beberapa saat sebelumnya.
Tidak lama kemudian mereka melangkah menuju lobi pendopo. Di sana terlihat wakil bupati Bireuen, Dr H Muzakkar A Gani SH MSi, para pejabat dinas, para camat, tokoh masyarakat dan tokoh agama. Kakanwil disambut haru para tokoh kota juang itu, yang kebetulan sedang makan bersama usai suatu acara.
Setelah saling menyapa dan bersalaman, kakanwil dipersilakan duduk di samping pak wabup yang kemudian mempersilakannya makan malam untuk tamu yang baru datang dari jauh itu. Perbincanganpun di mulai. Sesekali pak kakanwil tampak menunjukkan sesuatu dari android di tangannya. Dilihat dari cara komunikasi, mereka tampak sangat akrab.
Jam sudah menunjukkan pukul 21.00 WIB ketika “Bireuen satu” --yang juga masih berseragam lengkap pejabat-- muncul dari dalam pendopo. Ia langsung menghampiri kakanwil yang sedang berbincang.
Kakanwil bangun dari duduknya dan langsung melangkah. Mereka saling menghampiri. Dan salam-peluk dua pejabat itupun terjadi. Tak lama kemudian, pak bupati H Saifannur S Sos mempersilakan kakanwil dan tamu lainnya memasuki salah satu ruang pertemuan di dalam pendopo. Dari dalam ruangan tersebut tampak belasan pejabat dan tokoh dari beberapa instansi yang ada di Bireuen.
Kehadiran kakanwil ke kota keripik, Bireuen membawa agenda utama silaturrahmi dan membahas berbagai persoalan yang dihadapi umat. Selanjutnya menjalin komunikasi dan koordinasi yang sinergi dengan para tokoh di lintas instansi guna secara bersama-sama membangun negeri. Selamat berjuang pak kakanwil, semoga alkaustar menunggumu di sana.
Usai silaturrahmi tersebut, kakanwil dan rombongan dijamu minum bersama oleh kakankemenag Bireuen di salah satu warung di sudut kota Bireuen.
Foto: @farizalm
Salam,
@farizalm
ceritanya bagus dan menarik.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Trims kawan
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Jroeh priend, peu haba
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Alhamdulillah jroh @muntadhar. Keunoe neujak tajep kupi, jeut lon bayeue.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
This post has received a 9.66 % upvote from @boomerang.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit