Saat ini Aceh merupakan wilayah yang didominasi oleh komoditas sektor primer seperti pertanian, perkebnunan dan perikanan. Diantara komoditas yang ada tersebut, karet, kelapa sawit, kopi kakao dan hasil perkebunan lainnya beserta seluruh turunan produknya merupakan intensitas ekspor yang paling tinggi.
Komoditas lainnya, seperti sektor perikanan, walaupun belum menunjukan intensitas yang tinggi, tetapi apabila kran ekspor dan peluang pertumbuhannya dibuka oleh pemerintah, maka dapat juga mengalami pertumbuhan signifikan, apalagi jika modernisasi pelabuhan Krueng Geukeuh diwujudkan.
Pelabuhan Krueng Geuekeuh memiliki banyak kelemahan dan tantangan tetapi sekaligus juga memiliki banyak potensi dan peluang.
Pemanfaatan peluang dan potensi yang dimiliki pelabuhan Krueng Geukeuh secara maksimal dapat membuat pelabuhan ini tidak hanya meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal, tetapi juga nasional.
Bahkan letaknya yang strategis dapat menjadikannya sebagai pelabuhan terbesar di kawasan regional dan juga intenasional.
Beberapa hal yang perlu dilakukan terkait modernisasi pelabuhan ini adalah pertama, adanya kebijakan politik negara (khususnya pemerintah pusat) yang mendukung terhadap pelabuhan ini. Termasuk di dalamnya adalah penciptaan iklim investasi yang ramah bagi para investor.
Kedua, kelengkapan soal sarana prasarana. Krueng Geukeuh seharusnya tidak hanya puas berada dalam level 1 ISPS tetapi harus masuk dalam level 3. Ini berarti sebagal masama persyaratan yang ada harus dipenuhi, khususnya terkait soal kelengkapan sarana prasana.
Contohnya adalah soal angkutan darat yang terintegrasi. Misal, angkutan dari mobil truk dapat dipindahkan ke angkutan rel kereta api yang telah tersedia di pelabuhan.