Ketika perang adalah kerja iblis, lihat saja apa yang terjadi dalam perang tak ubah menciptakan akal sehat menjadi perilaku hewani yang saling menghujam dan tumpah darah. Paling menyedihkan ketika semua usai, kaum lemah semakin hancur, tak ada yang lebih baik selain menyelamatkan nyawa. Tak kalah hebat ketika wanita dan bayinya terhimpit reruntuhan rumah yang hancur akibat bom. Ya Tuhan, ini seperti neraka yang diciptakan penggondol senjata yang selalu meneriakkan kebesaran Mu.
Ada yang berusaha menjadi pahlawan, seakan-akan dia adalah juru selamat. Tapi kenyataannya, dialah pembawa malapetaka. Suria sudah membuktikan bahwa tak guna ribuan nyawa melayang. Dia memimpin negara, tapi juga membunuh rakyatnya dengan cara keji. Tak bisa kubayangkan ketika rakyat bertahan pasrah dalam rumah tanpa makanan dan air yang cukup.
Dari cerita terkini, Suria semakin hancur. Dentuman ledakan masih terdengar, terhayal mereka (kaum lemah) masih tersandera nyawa diantara tank, desingan peluru AK dan ledakan mematikan.
Ini ungkapan hati usai ku dengar kisah dan ceramah teman. “Aku yakin Mereka berpikir sesat dan menyesatkan dalam perang disana (Suria),” kata temanku yang sudah khatam mengaji di beberapa pesantren. Dia banyak cerita contoh teladan nabi, aku banyak mengangguk mendengar kisah itu.
Kalimat paling menohok yang dilontarkannya “untuk menyingkirkan semut dari jalan saja Rasulullah tak tega, apalagi dengan sesama manusia,” kata teman membuat ku diam panjang.