Kenangan Itu Bersemi di Jeumala Amal

in indonesia •  6 years ago  (edited)

P_20180415_142025.jpg
Gerbang masuk ke kampus putri Dayah Jeumala Amal. Alumni 2012 merupakan angkatan terakhir yang diasramakan di sini , tapi hanya pada saat kelas 1 tsanawiyah.

Dag-dig-dug. Detakan itu semakin cepat. Mobil memasuki gerbang hijau yang telah terbuka lebar. Beberapa lelaki menghampiri, mengeluarkan lemari dari mobil pick up. Anak kecil itu turun sambil mengenakan sarung dilengkapi peci hitam. Gumpalan ikatan sarung di depan nampak terlalu besar. Sementara itu, puluhan mobil masih terus berdatangan memasuki gerbang. Dimulai dari gerbang itu semua kenangan bermula, terukir rapi dalam ingatan. Dayah Jeumala Amal (DJA).

Begitulah sekilas ingatan pertama kalinya masuk ke dayah terpadu. Banyak hal indah kami tinggalkan di luar itu, kesenangan yang tidak lagi mungkin kami peroleh bebas. Sejak hari pertama, kami menaklukkan pagi bersama. Air menghujam, dinginnya menusuk belulang. Angka jarum jam terbesar masih berada pada angka empat. Bergegas kami pergi ke musala. Mata sayu, rasa ngantuk tidak tertahan. Kepala mengangguk-angguk, seolah mengiyakan, padahal dua bola mata tertutup rapat.

Kami sering menyebutnya “penjara suci”. Kami dididik keras. Mengeluh soal makanan pasti ada, namun kami tetap menikmatinya. Rasa sambalnya pedas. Terkadang nasinya keras. Makan, belajar, dan tidur bersama, mengeluh tak diizinkan pulang, bahkan keluar sebentar saja begitu sulit.

P_20180415_141904.jpg
Infrastruktur dan fasilitas DJA semakin baik. Sekarang DJA memiliki jembatan penghubung kampus putra dengan kampus putri guna mencegah kecelakaan.

Di sana, setiap pelanggaran ada konsekuensinya. Hukuman menjadi makanan sehari-hari. Rasanya kami ingin pergi dari sana. Hari-hari pertama sangat berat. Wajah keluarga membayangi.

Begitulah rasanya masa awal kami berada di DJA. Ada keakraban di sana. Ikatan yang kuat hingga sekarang. Sekarang, hampir 12 tahun berlalu. Kami masih bisa mengingat suara sandal anak kecil itu yang berlarian karena takut telat ke musala.

Rindu kami tertanam di sana. Jiwa kami masih di sana. Cinta kami membuncah. Ingin mengulang masa lalu, tapi kami harus menatap masa depan. Rata-rata usia kami memasuki 24 tahun. Sampai sekarang kami masih memeluk kenangan itu.

P_20180415_141821.jpg
Berdirinya Masjid Raudhatudz Dzahra yang megah menandakan berakhir masa-masa murid DJA salat di aula yang dijadikan musala.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Ihan sering lewat sini, rumah nenek di Teupin Raya.

Haha..kami sering kali main ke Teupin Raya sampe skrg..tapi blm kenal Kak Ihan waktu itu..hehe

Saya juga Alumnus di Dayah Jeumala Amal ini, Banyak sekali kenangan yang tertinggal disana dan banyak ilmu pula yang kudapat dari Dayah Jeumala Amal ini :D

Alhamdulillah, melalui artikel ini saya menemukan alumni yang hebat seperti abang @levycore. Semoga ukhuwah kita tetap terjaga. Kami memiliki banyak program dalam Foskadja. Semoga abang dapat mendukung kami.

hehehe saya siap mendukung program-program positif dalam foskadja, kalau gak salah saya ada bergabung di grup FB foskadja :D

Terima kasih Bang @levycore. Mudah-mudahan kita tidak hanya bersua di jagat maya, tapi semoga Allah mempertemukan kita di dunia nyata.. he-he-he

bereh that...nyoe abang leting peu adek leting?

Lon alumni 2012,,droneuh leting padum @siagamz? Hehehe...