Sebenarnya saya bukan penggemar Arsenal dan Fabregas. Tetapi ketika melihat ada buku Biografi Fabregas di Perpus, saya langsung membacanya. Saya pikir, bagaimanapun kehidupan seorang pesepakbola yang bergabung dengan klub besar ketika berusia muda itu pastilah menarik.
Dan membaca tentang Fabregas seperti melemparkan saya ke masa lalu. Masa saya masih sekolah di MTsN Unggul Susoh.
Kala itu saya begitu menggemari sepakbola. Ketika jam istirahat atau guru tidak masuk, kami hanya membicarakan tentang sepak bola.
Sepulang sekolah (kalaupun saya ikut les sampai sorenya) saya masih menyempatkan diri untuk rutin melaksanakan ibadah sepak bola bersama kawan lainnya di Lapangan Pantai Perak Susoh.
Kembali ke Fabregas.
Pertama kali saya melihat Fabregas di televisi adalah ketika saya menyaksikan pertandingan Liga Champion antara Arsenal dan Juventus (Juve Adalah tim favorite saya kala itu).
Apa mau dikata, secara mengejutkan Arsenal mampu mengalahkan Juventus dengan skor 2 : 1. Bintangnya adalah pemuda belia yang berhasil menarik perhatian media-media dunia : Cesc Fabregas. Cesc mencetak gol pertama dan Henry yang mencetak gol kedua, tidak terlalu menarik perhatian (selain karena statusnya memang pemain bintang). Pendukung Arsenal mengelu-ngelukan Cesc Fabregas. Pemuda berusia 17 tahun yang bersinar di Liga Champion. Liga paling bergengsi seantero Eropa bahkan dunia.
Sebagaimana yang saya baca dalam buku Biografi Fabregas yang berjudul Young Gun ini, nampaklah jelas Cesc memiliki takdir yang baik.
Bahkan dia sendiri tidak menyangka akan diberi kesempatan bermain dengan pemain top kelas dunia pada saat itu. Menimba ilmu dari Viera, duet dengan Gilberto Silva dan memberi Assist kepada Henry dan Dennis Bergkamp.
Saya begitu yakin, sebenar di luar sana masih banyak pemuda yang lebih hebat dari Fabregas. Hanya saja mereka belum beruntung dan tidak memiliki kesempatan yang seperti itu.
Cesc Fabregas memang pemain hebat. Tipikal pemain tengah pesepakbola Spanyol yang memiliki umpan akurat, terukur dan kontrol bola yang ciamik. Tetapi secara pribadi tidak membuat saya kagum.
Tentu saja tidak etis membandingkan Cesc pemain hebat lainnya, macam Ronaldo Nazario, Ronaldinho, Messi atau CR7. Selain berbeda posisi, Cesc juga tidak memiliki skill menggiring bola yang mumpuni.
Membaca buku karangan Tom Oldfield ini membuat saya yakin. Di mana kita akan melihat ketidak-konsisten-an penampilan Arsenal setelah ditinggal Viera dan diganti dengan Fabregas. Seorang pesepakbola bukan hanya bermodalkan dedikasi dan kerja keras yang tinggi. Tetapi harus memiliki rentetan kemujuran dan takdir yang baik.
Ah...