Masa Lalu dan Momen Kekinian

in indonesia •  6 years ago 

"Masa lalu adalah masa lalu, tak usah dihindari atau kautolak. Masa lalu akan menjadi penasehat yang baik. Tidak ada gunanya kau sesali. Biarlah itu hadir sebagai aliran yang membawamu pergi ke tujuan yang lebih baik. Terimalah kenyataan, dan terus hidup dengan melakukan apa yang benar dan menyenangkan." - Dilan, 1991

fuf51z61mw.jpg

Photo by Smart on Unsplash

Terjebak dalam romantisme masa lalu adalah penyakit yang kronis yang tidak akan membawa kemana-mana. Masa lalu telah terjadi, pena-pena telah kering, amalan sudah terangkat. Waktu terus berputar.

Melihat kembali perjalanan hidup, kadang terasa aneh dengan betapa cepatnya waktu berlalu, betapa momen kekinian menjadi semakin cepat hilang dan menjadi masa lalu.

Apalagi momen-momen lima atau sepuluh tahun yang lalu. Anak muda bersemangat dengan target-target mereka, orang tua sudah mulai menyesali masa lalu dan menyesali tujuan-tujuan yang tak pernah tercapai.

Menjaga kesedihan adalah ironi, karena katanya, waktu terus berjalan, tak peduli bagaimana mood hatimu, senang atau sedih, waktu tetap berjalan, ada yang bilang waktu adalah obat yang paling ampuh menyembuhkan luka.

Kenyataan adalah sekarang, di sini, di tempat ini, momen kekinian yang harus secara sadar dijalani, bukan masa lalu, kalau kamu dulu seorang yang hebat, maka itu adalah dulu, sudah selesai.

Tempat kamu sekarang, di sini, di tempat ini. Bukan di sebuah tempat dalam alam memori yang sudah lama menjadi cerita, tak ada lagi momentum di sini, yang ada adalah sejarah.

Seperti sepenggal ungkapan yang saya petik dari bukunya Pidi Baiq di atas..

Terimalah kenyataan, dan terus hidup dengan melakukan apa yang benar dan menyenangkan.

Terimalah, jalanilah... teruslah hidup menjadi bermanfaat dan menyenangkan, kalau pun cita-citamu untuk mengubah dunia tidak tercapai, cobalah menjangkau lingkup yang lebih kecil, rubahlah diri dan orang-orang di sekitarmu.

Hadirkan dirimu dan rasakan mereka, hiduplah dalam satu tarikan nafas mereka, karena hidup dalam hembusan nafas masa lalu adalah kegilaan.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

@azwarrangkuti | @midun: Waduh, ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan challange yang sedang ngetrend itu :D Ini pas lagi baca bukunya Dilan 1991, dapat kutipan di atas, yaudah ngalir aja terus teringat kemana-mana :D

ngak buat tentang photo 10 tahun yang lalu, guru

Kan lagi nge trend

Masa lalu. Pengalaman untuk menjadi lebih baik. Mana fotonya bg? Hehe

Posted using Partiko Android

Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by iqbaladan from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.

If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.

Thanks for using eSteem!
Your post has been voted as a part of eSteem encouragement program. Keep up the good work! Install Android, iOS Mobile app or Windows, Mac, Linux Surfer app, if you haven't already!
Learn more: https://esteem.app
Join our discord: https://discord.gg/8eHupPq