Menjadi tuan rumah Asian Games jadi sebuah kebanggaan Indonesia di mata bangsa lainnya. Itu semua didukung dengan persiapan yang matang dari berbagai pihak. Salah satu yang paling diperhatikan adalah beragam teknologi anyar dalam gelaran ajang 4 tahun tersebut.
Indonesia selaku tuan rumah mencoba mengaplikasi teknologi baru dan pastinya membuat para kontingen dan pengunjung nyaman saat pagelaran Asian Games. Ada sejumlah teknologi yag dipamerkan dan umumnya masih tergolong baru di tanah air. Berikut ulasannya:
1. Teknologi Proyektor 3D
Saat acara pembukaan Asian Games pasti kita semua terpukau dengan SUGBK yang disulap sedemikian rupa menjadi panggung raksasa. Konsepnya adalah sebuah gunung berapi yang di sekitarnya terdapat air terjun mengalir dan pepohonan di sekitarnya. Sangat mirip dengan kontur tanah air yang banyak dikelilingi pegunungan dan pepohonan rindang. Konsep ini semakin terasa hidup dan nyata berkat adanya permainan teknologi 3D yang mampu mengubah warna panggung dari berbagai gradasi warna.
Pemilihan ini jadi alasan karena SUGBK termasuk stadion yang sudah berumur. Untuk mengakali itu semua adalah dengan mengurangi beban pada atap. Ide inilah yang menghadirkan konsep gunung berapi yang di sekitarnya terdapat air terjun mengalir dan pepohonan di sekitarnya. Beratnya mencapai 600 ton dengan panjang 135 meter, lebar 35 meter, dan tinggi 26 meter.
Kemudian ada terowongan tersembunyi sepanjang 50 meter agar para pengisi acara dapat melakukan gerakan di atas panggung. Ada 350 anak bangsa yang terlibat dan dibutuhkan waktu lebih tiga bulan dalam pengerjaan panggung utama pembukaan tersebut.
2. Teknologi E-Ticket
Sistem tiket yang manual sering menjadi sasaran empuk para calon khususnya dalam sejumlah event. Mengatasi itu semua, Asian Games menggunakan E-Ticket yang mampu memberantas percaloan karena sudah dilengkapi dengan QR-Code. Tiket yang ditukar nantinya dapat ditukarkan dengan tike fisik atau wristband ticket. Selain itu bisa mengurangi tiket dijual dari jumlah kapasitas venue acara, serta pastinya pengunjung bisa duduk sesuai pada bangku yang ia pesan.
Teknologi ini sudah diterapkan di sejumlah venue di luar negeri dan masih tergolong baru untuk skala nasional. Diharapkan nantinya sejumlah venue di tanah air menerapkan konsep seperti ini khususnya dalam memonitoring penonton termasuk tindakan anarkis saat pertandingan berlangsung. Pastinya stadion di tanah air sudah memiliki single seat secara keseluruhan.
3. Teknologi CCTV Pengenalan Wajah
Di sejumlah kompleks SUGBK menggunakan kamera terbaru khususnya sistem pengenalan wajah. Kemampuannya mampu mendeteksi wajah secara detail dengan resolusi 7K. Cara kerjanya adalah dengan melakukan face recognition pada sejumlah wajah pengunjung.
Tujuan utamanya adalah mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Sehingga pihak pengamanan dalam mengamankan sejumlah orang yang mencurigakan. Misalnya saja saat ada kerusuhan, aksi terorisme serta aksi lainnya.
4. Teknologi Kamera Hawk Eye
Penerapan teknologi ini sangat membantu di Asian Games khususnya membantu wasit dalam pengambilan keputusan. Apakah bola tersebut masuk atau keluar. Di Asian Games, kamera ini sangat tepat digunakan di sejumlah olahraga seperti tenis dan bulu tangkis.
Nantinya ada sepuluh kamera di berbagai sudut yang mengawasi setiap bola dan merekamnya pada perangkat komputer. Nantinya akan ada operator yang mengontrol secara penuh kamera tersebut. Andai ada pemain yang tidak puas dapat mengangkat tangan dan melihat hasil pukul tersebut masuk atau keluar. Pemirsa di layar kaca dan di venue pun dapat menyaksikannya.
5. Penerapan Teknologi pencahayaan
Untuk menghemat daya dan ramah lingkungan, kompleks GBK menerapkan teknologi Interactive Dynamic System di sejumlah venue. Mulai dari SUGBK, venue akuatik, venue istora Senayan, hingga venue balap sepeda.
Tak hanya itu saja SUGBK juga mengalami peremajaan dengan menaikkan kualitas pencahayaan berbasis LED menjadi 3.500 Lux, setara dengan stadion kelas satu di Eropa. Walaupun begitu tetap hemat daya hingga 50%.
6. Teknologi Papan Skor Digital
Di stadion GBK sudah terpasang papan digital merk Seiko berukuran 16 m x 6 m yang terpasang di masing-masing sisi. Tujuannya adalah untuk bisa melihat tayangan ulang dan momen penting. Salah satunya saat pembukaan Asian Games berlangsung serta cabang atletik yang nantinya digelar di GBK.
7. Teknologi Internet 5G
Di era industri 4.0 saat ini jaringan internet yang ngebut jadi sebuah keharusan. Mungkin beberapa tahun yang lalu kita sudah bisa merasakan teknologi internet 4G. Kini di ajang Asian Games salah satu operator telekomunikasi tanah air Telkomsel akan memamerkan teknologi 5G. Sedikitnya ada 967 titik wifi highdens yang tersebar di kompleks GBK dan Jakabaring.
Kecepatan yang dihasilkan jelas lebih bertenaga, ia mampu beroperasi pada spektrum 28 GHz dengan kecepatan rata-rata 16Gbps. Sangat membantu para pengunjung, jurnalis dalam proses internet cepat di ajang Asian Games sekaligus edukasi tentang penerapan teknologi 5G di tahun 2020 secara nasional.
8. Teknologi Self-Driving Bus
Project ini dinilai sangat tepat di era industri 4.0 yang awal mulanya diuji coba oleh Google. Dengan kemampuan internet mumpuni dari Telkomsel berbasis 5G dan di bawah kontrol kecerdasan buatan.
Pihak yang terlibat di dalam mobil tanpa sopir ini adalah pengembangan dari perusahaan asal Prancis bernama Navya Autonom Shuttle. Berkapasitas 15 penumpang dan mobil tanpa supir ini akan mengantarkan penumpang ke sejumlah venue Asian Games di kompleks GBK. Jadi tak capek jalan kaki, sekaligus bisa jadi moda transportasi massal pilihan di masa depan.
9. Teknologi Siber kriminal
Di setiap ajang besar pasti banyak pihak tak bertanggung jawab yang memanfaatkan untuk keuntungan pribadi serta kelompok. Salah satu yang paling berbahaya adalah aksi peretas sejumlah situs dan akses berharga Asian Games.
Penyelenggara tidak mau tinggal diam, salah satu cara adalah dengan membentuk tim khusus menangani perkara ini yaitu Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN). Nantinya tim ini akan melakukan aksi security continouos monitoring atas aksi siber yang terjadi, sehingga semua pihak aman dari kasus tersebut.
10. Teknologi Modifikasi Cuaca
Masalah cuaca dan peralihan musim kemarau ke musim hujan sering mendatangkan sejumlah petaka. Mulai dari tingginya curah hujan hingga kebakaran lahan di daerah gambut. Salah satu caranya adalah dengan memodifikasi lokasi seperti tidak terjadinya hujan saat pembukaan dan penutupan acara. Mencegah kebakaran lahan gambut dengan membuat hujan buatan serta pemindahan lokasi hujan.
Sejumlah penyelenggara tuan rumah sering melakukan hal tersebut khususnya memberikan hal maksimal dalam acara. Dan Indonesia mengadopsikan hal tersebut pada sejumlah acara besar salah satunya Asian Games.
Itulah sejumlah teknologi yang diterapkan pada Asian Games di Indonesia. Semoga dengan penerapan tersebut mampu meningkatkan marwah bangsa kita di mata dunia serta menunjukkan bangsa kita melek teknologi.
Have a Nice Day
Tulisan penuh pengetahuan. Terima kasih sudah berbagi
Posted using Partiko Android
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
terima kasih kembali dan semoga menambah pengetahuan
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit