Sistem Kebudayaan Aceh

in indonesia •  7 years ago 

Saya akan kembali mereview buku Acehnologi Volume 3 karya Kamaruzzaman Bustamam Ahmad, Ph.D bab 25 tentang Sistem Kebudayaan Aceh.
Untuk mengetahui kemampuan manusia Aceh di dalam memunculkan kebudayaan, konsep yang harus di munculkan yaitu saya (I), keberadaan (being), dan aksi (action). Prasyarat kemampuan orang Aceh di dalam membangun kebudayaanya adalah turi droe atau kenali diri melalui proses mengenali “saya” yang ada pada diri mereka sendiri.
Untuk kenal diri, tahu diri, arah diri, posisi diri, menampakkan diri, maka perlu pendalaman Islam yaitu syariat, hakikat, hingga makrifat. Kemudian barulah manusia Aceh berani menyebut diri lon (saya). Ini maksudnya manusia Aceh sudah mampu memahami makna saya kenal diri, saya paham arah diri, saya tahu diri, dan saya tahu posisi diri.
Maka mereka yang telah mampu menafsirkan keberadaan nya di bumi, akan menjadi produsen budaya. Barulah akhirnya dibuat pondasi untuk bertindak, dan orang Aceh selalu memakai falsafah ingat, dimana orang Aceh harus mengingat bahwa apapun yang dilakukan ada kekuatan lain di luar diri manusia yaitu yang menguasai alam ini.
Kemudian kedua falsafah seimbang, dipahami bahwa budaya Aceh selalu bertujuan menyeimbangkan hubungan manusia dengan tuhan, manusia dengan alam, dan sesama manusia.
Terakhir falsafah syukur, bagi mereka yang sudah mengenali diri akan merekayasa ritual yang bersifat simbolik sebagai wujud syukur.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!