Kerja keras dan doa merupakan usaha yang sering kita lakukan dalam rangka menjemput rupiah. Iya, kali ini kita akan bahas tentang pentingnya uang sebagai modal dalam memperbaiki hidup, tanpa mengabaikan agama tentunya.
Rezeki juga kadang perlu dijemput. Untuk sebagian orang yang ditakdirkan rezekinya "cukup" atau "tidak berlebih", sebaiknya tetap bersyukur. Paling tidak, Sang Maha Besar masih memberikan nikmat bernafas lancar tanpa sesak, perut terhindar dari lapar, organ tubuh bekerja sebagaimana mestinya.
Ada 1 bagian yang tidak terlepas dari usaha manusia dalam menggapai kekayaan, yaitu mengelola emosi. Emosi inilah yang terkadang membuat kita mirip hewan atau malah menjadi manusia luar biasa. Mungkin terlalu berat bila merujuk pada kisah Rasulullah yang pernah dilempar kotoran Namun tidak marah. Cerita lainnya malah membalas nenek buta pencaci beliau dengan menyuapi makanan.
Risalah mengumbar pengalaman si "polan" yang merasakan gejolak emosi beserta sensitivitasnya pada masa menstruasi saat ujian kenaikan kelas berlangsung. Apa jadinya bila dia gagal meredam gejolak tersebut? Bisa jadi dia gagal menyelesaikan ujian itu dengan baik.
Sementara di tempat terpisah, si "polin" terbawa suasana karena gagal menikah dengan pujaan hatinya tepat di saat seleksi kandidat penerima beasiswa luar negeri berlangsung. Coba kalau dia tidak mampu mengenyampingkan urusan pribadinya? Bisa jadi impian untuk sekolah ke luar negeri jadi kandas begitu saja.
Di tempat kerja pun, sering di antara kita berselisih dengan atasan yang saban hari lebih seperti "BOS". Perintah yang membuat hati kesal, sikap otoriter yang tidak menentu, serta tidak sepemahaman dengan cara berpikir kita akan terus membawa suasana yang kompleks. Maka, di situlah penekanan terhadap ego kita dibutuhkan.
Bukan tidak seru kalau meeting diisi dengan sanggahan yang tanpa sengaja menyinggung pemimpin, hanya saja dari pihak bawahan tidak ingin dikira sebagai patung sementara atasan menganggap tanggung jawab secara keseluruhan berada di pundaknya. Maka dari itu, ada manfaatnya kalau kita saling mengalah.
Mengelola emosi tidak mudah, oleh karena itu tidak banyak orang yang menjadi kaya. Kita harus mampu mengatur kapan harus marah, suka, sedih, takut, dan khawatir. Jadi, kita Tinggal memilih, ingin termasuk dalam kelompok orang biasa yang banyak itu atau orang kaya yang sedikit jumlahnya?
Terima kasih sudah membaca.
Salam pendidik.
Referensi:
1