Having The World In A Single Cup of Indonesian Coffee (Bilingual)

in indonesia •  7 years ago 

Indonesia is very rich in coffee, various kind of coffee are spread all through the archipelago. From Aceh to Papua, all have different kind of coffee, even though the basic is arabica, robusta, and exelca, but different place and treatments produce different taste. Though not all are as popular as Aceh Gayo Coffee, Mandailing Coffee, Java Arabica, Lampung Coffee, Toraja Coffee, and Balinese Kintamani Coffee, but all has their own lovers. It really depends on the habits and taste.

Indonesia sangat kaya akan kopi, beragam jenis kopi bertebaran di seluruh nusantara. Mulai dari Aceh hingga Papua, semua memiliki jenis kopi yang berbeda, walaupun dasarnya tetap arabika, robusta, dan exelca, tetapi lain daerah dan lain cara menghasilkan rasa berbeda. Walaupun tidak semua sepopuler Kopi Gayo dari Aceh, Mandailing, Arabika Jawa, Kopi Lampung, Kopi Toraja, dan Kopi Kintamani Bali, namun masing-masing memiliki pecintanya sendiri. Semua sangat tergantung pada kebiasaan dan selera.

20170809_104441.jpg
I love to pick my own coffee from the tree. - Saya suka memetik kopi dari pohon langsung.

Every region has its own Luwak Coffee as well. Luwak Coffee is produced from coffee beans that have been digested by civet. Civet that looks like cat, they like to eat ripe coffee from the tree. After they ate it, then all the coffee beans come out with its poo. This “poo coffee beans” are collected, washed, and dried. Then it is sold as the “very expensive” luwak coffee to the world.

Setiap daerah memiliki jenis kopi luwaknya juga. Kopi luwak dihasilkan dari kopi yang sudah ditelan oleh luwak. Luwak mirip seperi kucing, mereka suka makan buah kopi yang matang di pohon. Setelah mereka makan, lalu semua biji kopinya keluar bersama kotoran. Biji kopi yang ada di kotoran ini lalu dikumpulkan, dicuci, dan dikeringkan. Lalu baru kemudian dijual sebagai kopi luwak yang sangat mahal itu.

The way Indonesian serve coffee in traditional way is also very diverse from one region to another. In Yogyakarta, I tasted a glass of coffee served with burnt charcoal that dipped in the coffee, called Joss Kopi. In Aceh, I tasted Khop coffee, coffee that served in upside down glass. In Palembang, South Sumatra there is Durian Coffee that I can not taste since I don’t like its smell, and in Padang, West Sumatra, I tasted Talua Cofee, coffee that mixed with egg. In eastern part of Indonesia, I tasted coffee that mixed with dried corn, and there is coffee that mixed with vanilli in Sumbawa island as well. Plenty of ways to serve coffee, I don’t think I can remember them all, its too much.

Bagaimana cara orang Indonesia menyajikan kopi secara tradisional juga sangat berbeda-beda dari satu daerah ke daerah lain. Di Yogyakarta, saya pernah mencoba segelas kopi yang dicelupi bongkahan arang panas, yang disebut dengan Kopi Joss. Di Aceh, saya mencoba kopi khop di mana kopinya disajikan dengan gelas terbalik. Di Palembang, Sumatera Selatan, ada kopi duren tetapi saya tidak dapat mencobanya karena saya tidak suka aroma duren, dan di Padang saya mencoba kopi talua, yaitu kopi yang dicampur dengan telor mentah dan diaduk. Di kawasan Indonesia sebelah Timur, saja juga pernah mencicipi kopi yang dicampur dengan jagung kering dan ada juga yang dicampur dengan vanili di daerah Sumbawa. Ada banyak cara untuk menyajikan kopi, saking banyaknya saya tidak ingat semua.

kopi jawa.png

The way I make my own coffee is different as well, its really my taste and not for sale. I mixed organic Java Arabica and Sumatra (Either Aceh, North Sumatra, or Lampung) Robusta coffee beans, to get the best flavour and taste. Then, I dry fried the fresh those beans with coconut meat, because I like the smell of coconut. It gives me the best coffee, not only smell good, but it taste sweet as well. So I don’t need too much sugar when I make my daily coffee.

Cara saya membuat kopi juga berbeda, selera saya saja dan tidak untuk dijual. Saya mencampurkan biji kopi organik Java Arabica dan Kopi Robusta asal Sumatra (Aceh, Sumatara Utara, atau Lampung) untuk mendapatkan rasa dan harum terbaik. Saya menyangrai biji kopi campuran yang telah kering itu dengan kelapa, karena saya suka bau harum kelapa. Kopi ini memberikan saya kopi terbaik, bukan hanya karena baunya harum tetapi rasanya juga manis. Saya tidak perlu menambahkan banyak gula kalau membuat kopi, dengan kopi yang saya buat sendiri ini.

The common traditional coffee that serve everywhere is Tubruk Coffee. It’s ground coffee that mixed with boiled water and sugar. It’s very strong and I like its smell, so comforting. I need to drink this coffee everyday, though I don’t refuse café latte, but Tubruk Coffee is my first choice.

Kopi tradisional pada umumnya disajikan adalah kopi tubruk. Biji kopi yang sudah digiling lalu dituang air mendidih dan gula. Sangat kulat dan saya sangat suka baunya yang harum, membuat tenang. Saya perlu minum kopi ini setiap hari walaupun saya tidak menolak bila diberikan café latte, tetapi kopi tubruk tetap pilhan utama.

A few days ago, I was invited by my friend Dessy and her boyfriend to have a cup of coffee in BLW Coffee Shop near my house. I wont refuse their invitation since I like the place so much. In this coffee shop, they sell diverse Indonesia coffee beans, and we can chooce which one that we like or what we want to try. For me, this is important, since I am Indonesian, the more I know about Indonesia, the richer I feel I am. It is much better as well to try it by myself, instead of only heard from other people story, self experience is the greatest guru in our life. Open up our eye and teach us to appreciate that in everywhere we can find the greatest love of God that give us coffee tree that grows everywhere, and all are the best in their own way.

BLW1.png

Beberapa hari lalu, saya diundang kawan saya Dessy dan kekasihnya untuk inum kopi di Kedai Kopi BLW dekat rumah saya. Saya tidak akan menolak undangan mereka karena saya sangat suka tempatnya. Di kedai ini, mereka menjual berbagai jenis kopi dari Indonesia dan kita bisa memilih yang kita suka atau yang mau kita coba. Bagi saya ini penting, karena saya adalah Indonesia, semakin saya tahu banyak tentang Indonesia, saya merasa semakin kaya. Lebih baik juga saya mencobanya sendiri daripada hanya mendengar dari cerita orang lain, pengalaman pribadi adalah guru paling hebat dalam kehidupan. Membuka mata kita dan juga mendidik kita untuk menghargai bahwa di mana saja kita dapat menemukan cinta terbaik dari Allah yang telah memberikan kita pohon kopi yang dapat tumbuh di mana saja, dan semuanya terbaik dengan caranya sendiri.

I was lucky that I can meet the owner of that coffee shop as well, his name is Kang Agus. His coffee shop is not only in Bandung, but also in Kuala Lumpur Malaysia. He tries his best to introduce Indonesian coffee, not only by selling the coffee bean, but also the way it served. And, as typical people from Bandung, he tries to combine the tradition and modernization in one package. In his coffee shop, you can even ask which coffee bean that you like, and how we want to serve it, traditionally or international way. Tubruk coffee or esspreso?! Tubruk coffee with milk or café latte?! White sugar or palm sugar?!

Saya beruntung dapat berjumpa dengan pemilik kedai kopi itu, namanya Kang Agus. Kedai kopinya tidak hanya di Bandung tetapi juga di Kuala Lumpur, Malaysia. Dia mencoba sebaik mungkin memperkenalkan kopi Indonesia, bukan hanya dengan menjual biji kopinya saja, tetapi juga cara penyajiannya. Dan seperti tipikal orang Bandung, dia mencoba menggabungkan antara tradisi dan modernisasi dalam satu paket. Di kedai kopinya ini, kita bisa minta biji kopi yang kita mau, bagaimana mau dibuatnya,baik yang secara tradisional atau cara internasional. Kopi tubruk atau esspreso? Kopi susu atau café latte?! Gula putih atau gula palem?!

blw.png

I felt like having the world in just a single cup of coffee. Excellent!!!

Saya rasanya seperti memiliki dunia di dalam satu cangkir kopi. Mantap!!!

Bandung, 10 Desember 2017

Warm Regards – Salam hangat selalu,

Mariska Lubis

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Wow...
It is so refreshing to read the story about coffee.
I imagine to read this story while I am having a cup of Coffee that served with condensed milk, yes I like milk and I do like the aroma of coffee so the Milk Coffee is the best choice for me.

wahhh.. sangat menyegarkan membaca cerita mengenai kopi. Saya membayangkan menikmati segelas kopi susu ketika membaca cerita ini, ya saya sangat suka susu dan aroma dari kopi maka kopi susu menjadi pilihan terbaik saya.

Btw.. I remember when years ago I went to Aceh and experienced Aceh Coffee at a traditional cafe served with Aceh Murtabak.
Ahhh the coffee is so strong and the Murtabak is so delicious.. those two were so indulging my happy tummy hahaha
That's why, even that moment was happened many years ago, I still remember the experienced.

oh ya, saya ingat beberapa tahun yang lalu saya berkesempatan ke Aceh dan menikmati Kopi Aceh di sebuah Warung Kopi disajikan bersama Martabak Aceh.
Ahhh Kopi nya sangat kuat dan Martabaknya sungguh nikmat, keduanya memanjakan perut saya hahaha. Hal itulah yg membuat saya masih mengingat pengalaman tersebut walaupun telah bertahun-tahun yang lalu.

Even I have my own experience about coffee.. but still I would love to taste and have the experience of your special coffee @Mariska.Lubis, I believe it will enrich my experience about coffee, even more, I can call you a Barista from now hahaha.

Walaupun saya memiliki pengalaman tersendiri mengenai Kopi, tapi saya tetap ingin merasakan dan memiliki pengalaman minum Kopi Special ala @Mariska.Lubis, saya percaya hal itu akan menambah pengalaman saya mengenai Kopi dan mulai sekarang saya bisa memanggil @Mariska.Lubis sebagai Barista hahaha

Thx for the story @Mariska.Lubis, looking forward for another refreshing stories from you
And of course... I am waiting for your invitation to have your coffee while we discuss about Steemit as I still need to learn more about this.

Terimakasih atas sharing ceritanya ya @Mariska.Lubis dan ditunggu cerita lainnya yg menyegarkan. Dan tentu saja saya menunggu undangannya utk menikmati Kopi specialnya sambil diskusi mengenai Steemit karena saya masih harus belajar banyak.

Warm Regards - Salaam Hangat
@Jabrik

Senang mendapat komentar yang rapih seperti tulisan, dirimu memang selalu keren ya @jabrik! Hehehe... Yuk ngopi di rumah kalau dirimu nggak sibuk juga...

How are you? We have not communicated for a while and I had to come over to see what you are doing with yourself.

You chose a perfect subject for this post and I am curious to try that coffee of yours made with coconut!

I hope you are still writing stories, whether you post them here or not.

I am fine, how are you my dearest author @arthur.grafo. Thank you for visiting me, I was a bit busy lately writing and teaching outside Steemit, and besides, the weather is not that friendly and makes the internet connection so slow and sometimes its lost.

You should try this coconut coffee, very healthy as well for diet....

Take care and big hug!

Terima kasih telah berbagi ilmu cara meracik kopi buatan sendiri, kami di Aceh adalah penikmat kopi bukan peracik kopi. Warung kopi di Aceh saat tergolong paling banyak di Indonesia dan yang minum kopipun begitu juga, kopi memang obat penyemangat sebelum bekerja wajar saja orang Aceh selalu kecanduan dengan kopi. Kadangkala dengan banyak warung kopi bisa membuat orang bermalas-malasan untuk bekerja dan sekolah, contoh saja di kota banda Aceh saat ini hampir 24 jam orang masih di warung kopi. Adakala warung kopi menjadi momok yang sangat tidak bagus bagi mahasiswa yang sedang menimba ilmu dari sisi lain warung kopi tersebut menjadi tempat silaturrahmi bersama kawan, keluarga bahkan untuk melobi sebuah pekerjaan di warung kopi. Menurut mbak @mariska.lubis, apakah benar dengan steetmen saya diatas. Terima kasih

Kopi dan ngopi itu memang budaya untuk sarana silaturahmi tetapi apapun yang berlebihan pasti tidak baik, termasuk kopi dan ngopi. Masalahnya hanya pada manajemen prioritas dan pengelolalan pengendalian diri aja @teukukhaidir.

Terima kasih @mariska.lubis, atas pencerahannya

Terima kasih @mariska.lubis, atas pencerahannya

Sama2...

Kopi tubruk emg juara mba... Setroooong kalo kata kids jaman now. 💪
Hehehe

bener @artjeh... hahaha...

Good Job @mariska.lubis
Thanks For Sharing..

Thanks @foarsyad.

Biarpun rasanya berbeda, asal namanya tetap sama; kopi...
Mantap kakak... Salam sukses selalu @mariska.lubis....

Emang kopi enak banget @boyelleq!

di Taiwan juga kerap digelar pameran kopi Indonesia teteh, dan animo penduduk lokal untuk mencicipi dan mmbelinya luar biasa

Iya di dunia kopi Indonesia juara teh @ettydiallova!

Memang kopi itu nikmat sekali. Apalagi kopi dangdut dari aceh tenggara ...
Beuhh ... Maknyos mbak ..
Buat melayang hehe

Beugh kopi dangdut memang mengguncang kalau diputar hahaha... Terima kasih @agmalirsadi.

Penasaran sama mix kopi java, sumatra n kelapa huhu

Asyik ada yang penasaran lagi... Wkwkwk...

"Dunia di dalam secangkir kopi" kutipan unik untuk mengentaskan satu tulisan tentang kopi. Yok sama-sama kita seruput kopi pagi ini Mbak @mariska.lubis
Salam hangat dari kota mungil Pematang Siantar. :)

Ayo! Siapa takut minum kopi? Hehehe... Salam hangat dari Bandung @samymubarraq.

Haha.. Kapan-kapan ke Bandung ahh meet up sama mba. Kalau ada rejeki.. 😁

Asyik... Insyaallah antara tgl 9-14 januari sy ke medan.

Waaaahhh.. Kalau saya masih di Siantar tanggal itu, kita jumpa ya Mbak.. Saya datang ke Medan. Foto bareng sama penulis dan buk dos kece.. 😁😁

Sip hehehe...

Main² ke Aceh mbak @mariska.lubis
Biar kita minum kopi tubruk asal Aceh.

kopi aceh salah satu favorit saya yang sudah saya cicipi dari kecil hahaha... sering kok ke aceh @cakphotography, cuma beberapa tahun terakhir saja saya tak ke sana...

Waw,postingan yang bagus kak @mariska.lubis

Terima kasih @mazidoank

Bahkan. Di aceh, hampir semua penikmat kopi, warung kopi bertebaran dimana-mana...😎😎😎

Ya di bandung juga kok, hampir di seluruh indonesia sama, di eropa dan amerika selatan juga sama... ;)

Kopi selalu punya banyak cerita ya mbak, saya penasaran sama kopi yang di campur dengan jagung kering. Belum pernah lihat.

wah banyak mbak di deket jenengan... tinggal pergi ke arah tawangmangu.... di sana banyak....

Uh kopi, nggak akan habis kalau membahas kopi nya Indonesia dr ujung ke ujung. Walaupun saya bukan yg addict sekali dengan kopi, tp selalu nggak bisa nolak kalau disuguhi kopi.

Yang masih menjadi misteri adalah, walaupun nantinya kalau nongkrong pesennya es teh atau minuman lain, tapi kenapa ajakannya ttep "ngopi yuk"? Hihihi 😁

bener juga, nggak pernah diajak ngeteh ya @dyasukma? hahaha...

karena kebiasaan minum kopi sareng (kopi gampong) yang kental, jadinya kurang terasa kalo minum kopi jenis lain, tapi yang jelas, I like to drink coffee, sometimes have three glasses every day. salam hangat

wah sama pak guru @atafauzan79, saya pun sehari minum tiga gelas kopi.... rasanya nggak pernah cukup kopi, selalu ingin lagi dan lagi...

Ternyata Mbak @mariska.lubis bukan cuma pecinta batik, tapi suka metik kopi juga toh...gimana ya rasanya kopi di daerah mbak, pingin coba. Terimakasih sudah berbagi. Salam sukses @bustamam

macam-macam sih rasanya di sini, tergantung dari daerah mana kopi itu ditanam dan bagaimana juga cara pengolahannya... tergantung pada selera saja @bustamam...

Maulah kapan2 diajak menyeruput kopi di rumah

Ayolah ke Bandung! Kangen juga sama dirimu!

Wah, tulisan tentang kopinya menarik sekali mbak, salam hangat dari tempat kami yang dingin, dari takengon (rumahnya kopi arabica Gayo)

wah tempatnya kopi enak tuh di Gayo...

Mantap kak.. Berexperiment sendiri ya...gimana rasa campuran kopinya kak?

Ya enak dong @altha15 hahaha

Dimana-mana kopi. Mulai dari kelas warung kopi, kafe, sampai hotel berbintang selalu ada kopi dan menjadi minuman favorit. Walaupun saya bukan penggemar berat kopi, tapi kalau ada yang menyuguhkan, tidak akan ditolak. Apalagi kalau disertai cemilan, pasti asyik banget. Kalau ngobrol, bisa lupa waktu.

Terima kasih teh @mariska.lubis atas sharing tulisannya yang telah menambah wawasan saya tentang perkopian.

Salam pena kreatif