LGBT?! Kenapa Harus Takut?!

in indonesia •  7 years ago 

Sudah lama saya ingin menulis soal seks lagi, tetapi ada yang lebih ingin saya tuliskan, tetapi kali ini saya tidak tahan lagi. Saya ingin sekali menulis tentang LGBT, yang sepertinya sangat ditakuti sekali. Padahal, menurut saya, tidak ada yang perlu berlebihan, karena jika kita berlebihan menyikapi justru tidak akan membuat simpati dan membawa kebaikan. Ada banyak cara yang lebih baik untuk menyikapi hal ini.


Sumber: cdn.asiancorrespondent.com

Riset mengenai perilaku seksual termasuk LGBT sudah saya lakukan di tahun 1997-2012. Saya bahkan pernah bekerja di toko baju Gay dan Lesbian di Australia untuk bisa mengenal lebih dekat dengan mereka. Saya ikut acara pesta dan berbagai kegiatan mereka, karena saya harus "nyemplung" kalau benar mau tahu, bukan hanya sok tahu dari kata orang saja. Dosen "Human Rights" saya pun seorang pria ketua LGBT se-Australia dan dia adalah pejuang hak asasi manusia yang sangat kondang di dunia ini. Saya pernah juga masuk dan melakukan riset di sebuah taman tempat mereka “berjualan” pada malam hari di Ibukota, sampai saya pernah ikut ditawar dikira saya perempuan jadi-jadian yang jualan pula. Ampun, deh! Yah, pengalaman lucu!

Berulang kali saya sudah menulis bahwa kita tidak bisa menghindari keberadaan mereka di dunia ini. Ada berbagai faktor yang membuat mereka demikian, dan tidak semuanya kemudian bisa bilang bahwa kita tidak memiliki peran atas merambahnya keberadaan mereka. Banyak di antara mereka yang memang terlahir tidak sempurna juga, sehingga sulit bagi mereka untuk menentukan sebenarnya apa jenis kelamin mereka. Pria berahim, memiliki jumlah hormon estrogen yang tinggi sehingga tidak memiliki rambut dan jakun, atau kebalikannya, perempuan yang memiliki vagina dan rahim tidak sempurna, berjakun dan memiliki hormon testosterone yang sangat tinggi. Saya anggap ini adalah sebagai ketidaknormalan yang barangkali mereka pun tidak menginginkannya. Bagi saya, itu adalah kodrat dan takdir, yang saya juga bingung siapa yang mau disalahkan.

Tak sedikit juga pria LGBT adalah korban dari pelecehan seksual, kenikmatan seks pertama yang mereka rasakan dan nikmati adalah dari sesama jenis.. Sayangnya, penanganan atas masalah ini tidak dilakukan dengan baik, sehingga kecenderungan untuk terus meningkat tidak bisa dihindari. Apalagi ditambah dengan kurangnya pendidikan seksual di masyarakat yang baik dan benar, cenderung hanya menyalahkan dan menganggap kotor masalah ini, sehingga sulit sekali penanganannya.

Begitu juga dengan perempuan, banyak kasus perempuan menjadi LGBT karena masalah faktor psikologis, terutama karena perilaku dari ayah kandung dan pria di sekitar mereka. Rasa kecewa yang mendalam akibat ayah yang tukang selingkuh dan memperlakukan perempuan tidak baik, membuat banyak sekali perempuan memilih menjadi LGBT karena takut diperlakukan tidak baik sama seperti bagaimana ayah dan para pria di sekitarnya memperlakukan perempuan.

Tentunya memang tidak semua demikian, peran dari media juga sangat mengerikan. Lihatlah bagaimana tontonan yang menampilkan para selebriti LGBT ada di mana-mana, sehingga memberikan kesan bahwa itu adalah normal, lumrah, dan bahkan keren. Untuk menjadi selebriti dan terkenal, serta berbeda, ya pada akhirnya dianggap peran LGBT adalah salah satunya. Yang bikin pusingnya, yang membuat mereka terus bisa tampil dan hebat kan penonton, jadi siapa yang harus disalahkan?!

Dari pengalaman dan riset yang saya lakukan, saya menyimpulkan bahwa komunitas LGBT ini memberikan tangan yang lebar bagi semua yang “ditolak dan tidak diterima” masyarakat, mereka yang dihina, dikucilkan, merasa takut, dan tidak percaya diri. Hal ini hendaknya kita pahami terlebih dahulu dan sadari dulu, sehingga kita jadi tahu persis apa yang harus dilakukan. Kita tidak bisa melulu menyalahkan iman dan menuduh orang lain tidak beriman lalu menjadi LGBT, tetapi harus diakui bahwa kita pun yang merasa beriman banyak sekali yang tidak bisa berperilaku sesuai dengan ajaran agama. Kita begitu mudah menghina, menuduh, dan mengucilkan orang lain, merasa lebih baik dan paling benar, tidak memberikan kesempatan kepada oran lain untuk diterima dengan baik di dalam masyarakat karena berbeda. Banyak korban pelecehan seksual yang bukannya dibantu diberikan semangat, malah dihina dan dikucilkan, kan ini gawat sekali!

Saya tidak membela mereka dan tidak juga bisa menyalahkan mereka begitu saja. Kasus per kasus hendaknya dipelajari dengan baik dan bijaksana. Kita harus bisa melihat keberadaan mereka saat ini karena juga faktor masalah sosial dan ekonomi, di mana ada banyak sekali kebimbangan dan keresahan yang membuat orang sulit untuk bisa tetap kuat, apalagi jika tidak dibantu oleh lingkungan sekitarnya. Budaya instant juga sangat berpengaruh, menjadi LGBT juga bisa menjadi jalan pintas untuk ngetop, kok! Mau berdebat soal agama pun sepertinya kurang bijaksana menurut saya, karena bisa dengan mudahnya semua diputarbalikkan mengingat banyaknya kesalahan dan perilaku buruk yang sudah dibuat oleh mereka yang justru sering berkoar soal agama. Ini sangat memprihatinkan, dan saya sangat menyangkan, karena membuat semakin sulit menangani masalah ini. Saya sendiri sudah sering menghadapi perdebatan ini, dan harus berpikir keras sekali.

Pada akhirnya saya kemudian berpikir, berapa persen sih, mereka itu? Sebenarnya tidak banyak, lantas mengapa kita harus takut dengan mereka?! Semakin kita takut dan berlebihan, banyak menulis, bercerita, lalu ada di mana-mana sampai sedemikian hebohnya, justru membuat mereka semakin tumbuh dan berkembang. Kenapa? Ya, itu bukti bahwa eksistensi mereka diakui dan menjadi nampak besar sehingga bisa memicu orang untuk masuk ke dalam komunitas mereka. Apalagi di sana siapapun bisa disambut dengan tangan terbuka tanpa ada yang terlalu sibuk menceramahi dan menuding segala macam. Mereka paling juga berantem soal rebutan pacar saja, kok! Pacar-pacarnya ini yang sebenarnya selama ini banyak “tersembunyi” dan justru berbahaya. Tak mungkin para waria ini laris dan bisa hidup “berjualan” bila tak ada pembelinya, kan?! Mereka pria-pria yang kebanyakan mengaku normal, beristri dan memiliki anak, banyak kok yang suka membeli mereka. Siapakah mereka?! Kenapa mereka tidak pernah diungkap dan dibantu agar tidak membawa penyakit kepada keluarga?!

Satu hal lagi yang biasa saya lakukan adalah dengan mengajak mereka untuk berkarya. Ada banyak murid dan teman-teman dari LGBT yang sangat luar biasa dalam berkarya. Tidak bisa saya kemudian menghina dan menghentikan mereka dalam berkarya, karena itu justru membantu mereka untuk bisa fokus melakukan sesuatu yang positif bagi semua. Menangkap dan memenjarakan mereka, lalu memberikan mereka segala petuah dan nasehat tidak bisa serta merta mengubah mereka. Kita bukan malaikat, semua perubahan hanya bisa terjadi karena diri mereka sendiri dan kehendak Allah. Yang terpenting adalah kita tahu bahwa mereka ada, tidak usah berlebihan dalam bersikap, dan sebisa mungkin belajar untuk mengerti bahwa kita adalah manusia yang bisa berbuat salah dan tidak lebih baik juga dari orang lain, sehingga kita selalu hati-hati dalam berbuat dan berbicara. Jangan sampai apa yang kita lakukan telah membuat orang lain menjadi LGBT. Bisa, nggak?!

Semoga berguna dan bermanfaat.

Bandung, 22 Januari 2018

Salam hangat selalu,

Mariska Lubis

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

wah, kitra seide mbak. saya tidak melarang, tidak anti terhadap mereka, karena saya pernah baca, tentang bagaimana sebetulnya, mereka adalah hanyalah manusia biasa yang terjebak dalam tubuh yang salah. meskipun ada juga faktor lain seperti yang mbak sebutkan diatas.

yah kita hidup dimana seseorang akan di anggap baik apabila "terlihat mengikuti aturan agama", meskipun kelakukannuya belum tenteu baik, padahal agama menuntun kita untuk memanusiakan manusia, untuk mengasihi manusia lain.

begitulah kira-kira.
hehehe

ya lebih baik kita bercermin saja dululah pada diri kita sendiri, belum tentu kita lebih baik dari mereka kok...

bener banget

Wow! Sebuah tulisan yang super. Jadi teringat ekspressimu wkt kita ngobrol sedikit ttg hal ini saat meet up kemarin. Selalu suka dengan tulisan2mu, Teh. Keren, inspiratif, terbuka dan memang benar adanya.

"Kita bukan malaikat, semua perubahan hanya bisa terjadi karena diri mereka sendiri dan kehendak Allah. Yang terpenting adalah kita tahu bahwa mereka ada, tidak usah berlebihan dalam bersikap, dan sebisa mungkin belajar untuk mengerti bahwa kita adalah manusia yang bisa berbuat salah dan tidak lebih baik juga dari orang lain, sehingga kita selalu hati-hati dalam berbuat dan berbicara. Jangan sampai apa yang kita lakukan telah membuat orang lain menjadi LGBT." <-- Setuju sekali dengan paragraf penutup ini, Teh. Yes!

Keren!

Terima kasih... kita memang bukan malaikat, kita juga pendosa kok... ;)

Betul komentar atas Saya ini

Bagus banget ka setuju dengan kalimat di akhir. Yang dapat memotifasi.

semoga kita semua bisa memberikan contoh yang baik ya...

Betul mas, khususnya kalimat "Senoga berguna Dan bermanfaat."

Ahh sukak sekali bahasan ini

semoga berguna dan bermanfaat.

Aku dan kau suka Dancow....eh salah suka mbak Mariska ding

Bermamfaat kak bagi saya dan teman-teman steemit semuanya

Amin.

Betul. Mas @good-karmi mungkin @good-karma juga sependapat

LGBT = Laki Ganteng Bininya Tiga :D

hahaha bisa aja deh!

Ha....ha...!

Mungkin itu menurut pendapat anda, anda tidak tau tentang sejarah anda mungkin hanya tau tentang LGBT, yg salah katakan salah dan yg benar katakan benar, menurut saya LGBT itu tetap salah karna berhubungan sesama jenis itu bisa membawa penyakit bagi kita, mungkin anda harus banyak belajar tentang sejarah nabi lud, 😊😊

ya tak apa-apa salah pun, ini hanya berdasarkan riset dan pengalaman serta pemikiran saya... saya tidak bilang mereka benar, tetapi yang saya utarakan di atas adalah sebaiknya kita mencari cara yang lebih baik agar mereka tidak menyebar, jika tidak berkenan tidak masalah. mungkin ada jalan yang lebih baik.

👍👍

Bu @mariska.lubis dalam ajaran agama Islam itu dilarang. Pada zaman Nabi Luth itu pernah terjadi hingga ALLAH menenggelamkan negerinya. Benar kita semua ada berbuat salah, itu tidak bisa kita pungkiri. Tetapi kita harus saling mengingatkan. Saya lagi berzina tetapi saya melihat orang lain berzina itu wajib bagi saya untuk mengingatkan dia jangan berzina. Didalam Islam diajarkan saling mengingatkan, walaupun kita banyak berbuat dosa. Maaf saya tidak pintar juga tentang Agama

Kalau memang tidak mau sampai ditenggelamkan maka bantulah agar tidak sampai LGBT ini merebak dan semakin banyak dengan memberikan contoh yang baik sebagaimana layaknya manusia yang beradab dan manusiawi. Jika kita hanya bisa menuding dan membuat mereka justru semakin merebak karena kita merasa lebih baik, maka salah siapa?! Begitu juga dengan urusan zina, kita diajarkan juga untuk tidak langsung memberikan hukuman, mengingatkan itu wajib tetapi tidak langsung memberikan hukuman, jangan sampai apa yang kita lakukan justru membuat orang berbuat menjadi seorangmunafik yang juga dibenci Allah.

Kalau anda bertanya salah siapa, tanyalah pada diri sendiri salah siapa. Kalau mereka mau pasti bisa, karena tidak mau makanya tidak bisa. ALLAH menciptakan surga dan neraka. Yang berbuat baik surga dan yang jahat neraka. Kita tau itu semua tetapi kita tetap berbuat dosa, salah siapa? Coba Bu @mariska.lubis jawab, kenapa kita berbuat dosa? Padahal kita sudah tau, ada surga dan neraka. Salah siapa kita berbuat dosa?

nah itulah, kita berbuat dosa karena pilihan kita sendiri kan? jadi janganlah kita menambah panjang deretan dosa kita karena kita sudah sombong dan merasa lebih baik dan benar. mari kita lakukan kebaikan kepada mereka, agar mereka mau kembali ke jalan yang benar. semakin kita keras semakin keras juga perjuangan mereka untuk semakin menyebarkan, dan kita pun semakin keras tidak mau disalahkan, lalu bagaimana kita menyelesaikan masalah ini?!

Sombong itu adalah salah satu sifat syaitan Bu Mariska. Setau saya tidak ada yang berbuat keras untuk mereka, tidak ada fatwa dari ulama bunuh atau pukul mereka, yang ada hanyalah peringatan jangan legalkan LGBT. Tidak ada unsur kekerasan, apakah di tempat ibu Mariska ada unsur kekerasan tentang LGBT?

Mbak yang paling cocok untuk urusan tenggelam menenggelamkan kelihatannya bu Susi yang cocok. Tapi itu kapal... kan yang ditenggelamkan. Wah... Semoga tindakan bu Susi membawa dampak positif buat Kita semua :)

Memang keluarga dan agama adalah faktor utama. Yang harus kita lakukan sekarang adalah mencegah penyebaran LGBT ini.

memang repot juga, karena sudah susah mereka untuk diberikan pendekatan agama pun...

Jadi solusinya cuekin saja ya Teh @mariska.lubis.

ya lebih baik biasa saja, supaya mereka tidak semakin caper.

Bisa mbak...inshaAllah 😘...warna LGBT ingatin saya warna payung di rumah yang banyak warna itu...hehe

amin... hahaha... ya itu memang warna bendera LGBT.

Tulisan yang luar biasa. Semoga mereka kembali ke jalan yang lurus ya... Dan semoga dengan berkarya positif sedikit demi sedikit bisa muat mereka kembali kepada "tempat seharusnya". :-)

ya semoga kita pun bisa memberikan contoh yang baik dan benar agar mereka pun mau kembali kepada yang seharusnya...

LGBT (LELAKI GANTENG BAWA TRAIL)

hahahaha...

itu versi aku mbak @mariska.lubis.

mbak, gambarnya kurang banyak saya baca en scroll sampe habis lho😂

hahaha sengaja biar dibaca aja jangan dilihat gambarnya!

kena deh gue..

Hmm, kian bergaung memang isu LGBT di Indonesia. Susah juga kita posisikan diri ya, Kak @Mariskalubis. Saya yang ga paham seluk beluk LGBT justru merasa takut sama "mereka". Saya takut ini semacam wabah. Kayak kakak bilang, lama2 orang beranggapan menjadi LBGT itu lumrah, bahkan keren.

heheh, jangan terlalu takut mas, mereka ga seperti virus flu yang bisa mewabah dengan cepat.
saya sarankan jangan dengarkan saya, cari tahu seluk beluknya, cari tahu kenpa bisa seperti itu.
lebih bnayk membaca, agar nantinya kita ga menjauhi mereka, karena mereka juga manusia biasa, : )

Butuh saling kerjasama juga. Manusia ngga ada yang sempurna, ngga makan lapar , ngga minum haus. Menjustifikasi seseorang dengan pemahaman kita sendiri juga ngga bagus. Pemahaman yang benar dan baik seharusnya dilakukan dengan tindakan yang benar dan baik juga. Saya pernah ketemu mantan LGBT yang bisa berubah 180 derajat. Ngga bisa saya pungkiri juga kalo lht tindakan mereka yang suka berlebihan juga suka naik darah. Tapi kalo ada tindakan buat yang membuat mereka masih merasa diri mereka berharga. Akan lebih mempunyai efek positif daripada harus menghakimi. Tidak segampang itu kita bisa merubah sifat orang lain. Yang satu hal yang saya Yakin setiap orang pasti ada titik jenuhnya yang membuat dia akan mengetahu jati dirinya yang seharusnya. Dan ngga bisa dipungkiri juga kalo ini sudah menjadi Bahan lelucon atau candaan bahkan untuk membully orang lain.
Mungkin itu saja pemaham saya hehehehe ( Kayak udah jadi orng betul aja saya nih)

hehehe ya, memang kita harus membantu mereka walau memang benar juga kita suka jengkel banget dengan perilaku mereka.

Betul om @matriks77 anda layak dapat bintang

Bulan aja om @happyphoenix kalo bintang bisa mabuk. hehehhe

Siip.....and layak dapat bintang...kayak iklannya has..ha

Betul mas @ekavieka, masih banyak kok "Pencinta Wanita" kayak lagunya Irwansyah

kita yang lebih banyak kenapa harus takut?! harusnya kan malah kebalikan ya?!

Betul mas @ekavieka, masih banyak kok "Pencinta Wanita" kayak lagunya Irwansyah

LGBT gak perlu di fikiran dan khawatirkan mba. Kalo posisi kita udah dalam Lahat. Masalahnya kita hidup dan berdampingan pula sama perumusan kebijakan dan yang bijak sama LGBT. Apa kata dunia☺️😂

saya tidak mau lagi ambil pusing dengan pemerintah karena sudah terlalu banyak kebijakan yang justru menghancurkan kita semua dibuat oleh mereka. Jadi, saya lebih fokus pada apa yang bisa saya perbuat saja, walaupun tidak berarti tapi sudah melakukan sesuatu yang sekiranya benar.

Ajak mereka gabung steemit kkqu, atau kenalkan dia dengan diriku kkqu he he he

hahaha.... banyak kok di sini, kamu aja nggak tahu wkwkwk....

bahahah, awas tuh mas, kakakak

Apakah undang2 LGBT udh disahkan?

Entahlah dan menurut saya tidak perlu ada Undang-undang itu...

Saya rasa fenomena global seperti ini tdk ada yg bisa bendung, paling jg meminimalisir, dikampung saya mereka aman2 saja, dan kamisupport sikapi mereka dgn baik tdk kami musuhi

Tapi ngeri juga ya kak membayangkan laki-laki tak mau menikah lagi dengan perempuan, dan kita akan melihat perempuan yang memutuskan menikah dengan sesama perempuan, lelaki menikah sesama lelaki. Saya memang tidak pro LBGT, tapi saya tidak setuju juga jika mereka "diluruskan" dengan cara-cara kekerasan fisik maupun psikis, tapi jujur saya berharap mereka bisa sembuh, dan pandangan kita yang normal ini memang jangan terlalu dipaksakan untuk diterima atau ditolak oleh mereka, agar sikap kita terhadap mereka tidak malah membuat jumlah mereka semakin bertambah. Makasih post mencerahkannya mbak @mariska.lubis

Memang sangat mirislah melihat kenyataan ini tetapi kita juga harus berpikir lebih panjang dan bijaksana dalam menyikapi sehingga jangan sempai justru semakin merebak...

Iya harus bijaksana sekali, dan saya juga punya pengalaman kawan laki yang perempuan banget, setiap hari saya menghindar tapi di hari yang laen saya paksa untuk bertahan dan berbagi pengalaman dan seterusnya mengajak dia jadi laki-laki selayaknya laki-laki normal, walaupun diakhirnya dia ngajak saya nikah, dengan segala hormat saya menarik diri dengan berbagai alasan hehe, tapi sekarang udah nikah alhamdulillah,.mereka mau berubah, kadang lingkungan yang menuntut mereka seperti itu. Terima kasih mba @mariska.lubis ceritanya yang sangat menginspirasi

ya memang hanya dengan pendekatan yang manusia dan baik kita bisa membantu mereka.... semakin kita menghujat dan memaki mereka, mereka akan semakin merebak... kan enak bila bisa membawa mereka ke jalan yang benar dengan cara yang baik-baik...

Benar sekali, merangkul dan memberdayakan mereka semampu dengan apa yang kita bisa..

LGBT sebuah diksi yg kontradiksi..

yah memang tidak mudah, dan kita harus bisa menjadi manusia yang seadil-adilnya dalam menyikapi masalah ini.

Yupss..
Berlaku bijak, agar sisi kemanusiaannya tetap terjaga

Ho..oh setuju

luar biasa sekali ulasannya mbak @mariska.lubis, tapi benar apa yang di komentari oleh saudara @berkat.
Disini juga pemerintah harus benar-benar serius menyikapi mereka-mereka yang LGBT dengan ada pembinaan dan pengobatan, karena menurud yang saya lihat di acara ILC, salah seorang dokter pernah bilang bahwa LGBT itu bisa di obati.

image

itulah... saya juga tidak suka jika berkembang dan apalagi jika pemerintah kemudian membuat semakin berkembang... memang bisa diobati, dan kita hendaknya membantu agar mereka bisa keluar dari sana dengan jalan yang baik, bukan dengan kemudian membuat mereka semakin bisa caper karena hujatan, makian, dan membela diri karena mereka kemudian merasa hak mereka dirampas...

Benar sekali mbak. Saya lebih setuju kalau mereka dibina, itupun kalau merekanya mau dan tidak meronta
Sebab belum tentu mereka mengakui kalau perbuatan mereka kebanyakan tidak disukai masyarakat indonesia umumnya.

  ·  7 years ago (edited)

waah, untuk kasus yg satu ini, memang msih agak rumit pnyelesaiannya, atau jalan keluarnya, sejak zaman dulu masa kenabian nabi Luth as, sudah trjdi kasus semacam ini, menyukai sesama jenis, dan dalam agama islam pun , sangat melarang, hal semacam ini, untuk yg sudah terjerumus ke dlm LGBT, semoga cpt dapat hidayah, dan di bukakan pintu hatinya .
Salam hangat @mariska.lubis

nah paling baik adalah mendoakan saja, karena kita bukan malaikat dan hanya Allah yang paling tahu apa yang harus dilakukan...

Tepat sekali, saya sependapat dengan pmikirannya mbak @mariska.lubis. 😊😃

menarik... penelitian ahda tentang ini. Semoga lolos skripsi

wow, saya banyak sekali bahan loh tentang hal ini.

  ·  7 years ago (edited)

Mungkin kita bukan takut apalagi benci pada orangnya, hanya saja perilakunya yang tidak normal itu yang kita khawatirkan tertular pada orang lain. Memang serba salah, namun saat kita bersikap bijak bahwa mereka juga manusia dan andai saudara kita sendiri yang seperti itu haruskah kita kucilkan?tentunya jawabannya "tidak". Dan kita pasti akan berusaha mengobatinya dengan sikap baik kita kepadanya mungkin salah satunya dengan memberdayakannya ke hal yang positif . Dengan harapan suatu saat dia berubah. Terimakasih mbak @mariska.lubis

Ya memang sulit untuk menghadapi mereka, saya anggap sebagai ujian bagi diri kita sendiri, bagaimana kita bisa menjadi seorang manusia yang adil dan beradab di dalam menyelesaikan masalah seperti ini.

bagus sekali tulisan @mariska.lubis mengajak merefleksikam masalah yang seolah-olah taken for granted, tapi diulas tanpa perlu berkhutbah. Semoga banyak orang memiliki pandangan bijaksana melihat masalah ini.

terima kasih bang! semakin kita keras semakin pula mereka bisa memiliki banyak alasan untuk mendapatkan perhatian dan berkembang.

Berbicara tentang LGBT berarti akan berbicara tentang hal yang kontroversial. LGBT adalah permasalahan klasik dan telah ada beberapa abad lamanya.

Dari sisi ilmu sosial barat mungkin ada yang mencoba memahami bahwa LGBT adalah suatu hal fenomena yang wajar. Demikian juga dari sisi ilmu psikologi.

Namun, lain halnya dalam pandangan agama samawi, kelima agama tersebut sangat melarang perbuatan LGBT. Nabi Luth a.s. tatkala itu berusaha mengkondisikan masyarakat negeri Sadum dengan cara yang baik-baik, tetapi sebaliknya kaum Sadum malah ingkar. Akhirnya, Tuhan pun memberikan azab kemusnahan kaum tersebut dalam sekejap. Demikian pula dengan Kaum Gomorah.

Manusia memang memiliki hak asasi untuk melakukan hal apa pun, tetapi jangan dilupakan juga manusia memiliki kewajiban asasi. Di sini tinggal masalah prinsip seseorang dalam menilai dan meyakini sesuatu. Selain kewajiban asasi ada juga UU Negara, bila LGBT ini dilegalkan sama dengan sila ke-1 Pancasila harus diubah jadi tidak ada lagi Negara Republik Indonesia. Ini artinya sama dengan menghancurkan negeri ini sendiri.

Terkadang di Indonesia ini lucu, mayoritas harus memahami yang minoritas, tetapi banyak yang minoritas tidak mau memahami yang mayoritas. Artinya bila dibiarkan akan terjadi direct conflict yang tak berkesudahan.

Negeri Indonesia dibangun susah payah dan dibayar dengan peluh dan darah oleh para founding father kita sehingga disepakati bersama oleh para pejuang dari berbagai fraksi, melebur demi persatuan dan kemerdekaan yang bersemangatkan spirit ketuhanan. Akankah negeri ini hancur oleh UU yang menghancurkan prinsip dan sendi negara itu sendiri. Bila terjadi, ini menjadi suatu hal yang aneh.

Saya secara pribadi sepakat, untuk kasus LGBT, kita harus memberikan contoh yang baik dengan memberikan teladan dan pendampingan yang mungkin membutuhkan proses yang tidak sebentar bahkan, diperlukan asistensi khusus. Kita harus memahami mereka dan mereka pun harus diajari untuk memahami pandangan masyarakat yang memandang kurang baik terhadap LGBT.

Bila program pendampingan dan penyuluhan berjalan dengan baik, maka seharusnya angka persentase LGBT harusnya menurun, bila tidak maka program ini gagal sehingga perlu dirumuskan program lainnya.

Terbayang kalau LGBT ini disahkan oleh pemerintah, maka jenis kelamin di KTP dihilangkan/ditambah jenis kelamin baru, tempat toilet berarti harus ada 3, musala/masjid dipartisi jadi 3.

Mohon maaf bila ada yang salah atau tersinggung, semoga kita bisa bijak dan menilik dari berbagai hal mengenai masalah LGBT.

Peace! Salam Steemian.

(^-^)v
@adrienoor

Saya sangat setuju, berikan pendampingan dan lakukan dengan sabar. Kita semua khawatir perkembangan masalah LGBT ini dan tentunya ingin ada solusi, dan solusi terbaik adalah bukan dengan hukuman tetapi dengan memberikan mereka pengertian. Biarkan mereka sadar karena mereka sendiri dan dibukakan kesadaran mereka oleh Allah, jangan karena mereka terpaksa lalu menjadi munafik juga.

Saya mau memisalkan binatang. Ayam saja memilih ayam betina untuk kepuasan biologisnya tapi mengapa manusia yang katanya makhluk sempurna yang di lengkapai otak/akal tuk memikir sesuatu memilih sejenis. Ya di sini saya cuma mau bilang gunakan otak/akal dan ilmu dan bergaul lah yang benar untuk mengurangi atau mencengah maaf tidak bermaksud untuk menjudge.piss...

Pada dasarnya manusia memang memiliki genetik homoseksual sama seperti binatang juga, dan nafsu seksual itu sangat luar biasa efeknya bila tidak mampu dikendalikan oleh diri sendiri. Makanya saya suka bilang juga kepada para LGBT ini, apa benar cinta atau hanya gairah/nafsu?

Dan mereka menjawab seperti apa kak ?

untuk mengakui cinta ya susah karena memang lebih kepada nafsu seksual sehingga mereka juga suka melakukan hal-hal yang aneh untuk mengumbar nafsu mereka. Ini juga yang membuat saya berpikir, mungkin mereka benar harus tahu bahwa cinta dan kasih sayang yang sesungguhnya, itu ada, dan mereka harus bisa merasakannya walaupun bukan dalam bentuk sebagai hubungan kekasih, tetapi sebagai sesama manusia.

Sepertinya orang2 seperti mereka itu perlu bimbingan konseling dari orang yg kompeten soal arti kasih sayang itu seprti apa yang sebenarnya. Gimna menurut kakak

betul... jadi berperilakulah sebagai manusia yang berhati dengan adil dan beradab kepada mereka, tunjukkan manusia itu punya hati untuk cinta dan kasih sayang... jangan jadi sama-sama keras, sudah tahu perilaku mereka seperti itu, masa sama juga berlebihannya... kan nggak akan menyelesaikan masalah.

Memang jelas dlm Islam itu sdh diatur sangat sempurna uk kehidupan manusia kak Mar ya,sehingga manusia sebagai makhluk terbaik dlm jgat raya ini, tinggal bgmna memaknainya, syukran jazilaa..

Ya manusia diberikan hati dan juga akal, kita yang merasa lebih "normal" dari mereka maka hendaknya lebih tahu bagaimana menjadi manusia yang adil dan beradab.

Sangat setuju. Memang kita, khususnya saya sendiri terlalu dominan mencemooh kesalahan orang lain dibanding dengan kontemplasi diri.

ya, dan itu juga membuat kita sendiri jadi tidak bahagia, kan?

  ·  7 years ago (edited)

Iya sih, bener banget :)

Mohon maaf sebelumnya buat teman-teman di forum ini, saya juga ingin memberikan opini saya. Sepertinya saya berada di garis abu2 ni buat menyingkapi masalah LGBT. Seperti kata mbak @mariska.lubis td. Mereka pasti gak minta/ingin utk jadi LGBT, itu ya memang jalan hidup mereka yang ditentukan Tuhan. Cuma yang gak banget (menurut saya) adalah mereka-mereka yang LGBT jadi-jadian, dalam artian mereka dalam keadaan sadar mau/ingin menjadi LGBT karena alasan-alasan tertentu. Tapi lagi2 semua terpulang lagi pada masing-masing individu.

ya itulah salah satu akibat dari budaya instant, pengaruhnya jadi ke sana juga, menjadi LGBT karena ingin mendapatkan sesuatu secara instant... maka kita pun harus bisa berusaha menghindari agar tidak masuk ke dalam orang yang berbudaya instant untuk memberikan contoh yang baik kepada semua.

Tidak ingin mengatakan sukar atau sulit, tapi kebanyakan individu2 sekarang ini malah banyakan milih nyemplung ke dunia LGBT ini. Jadi bs dikatakan tugas yang lumayan sulit buat 'sane people' utk mengingatkan dan mengajak mereka kembali normal.

Well i can't agree more. Semua yang Mbak tulis di atas itu bener banget. Semakin seseorang dikekang, semakin kuat ia melawan. Karena apa lagi yang ia miliki bukan dirinya sendiri?

Sesungguhnya mereka tidak yakin dan tidak percaya diri sehingga mereka cenderung berlebihan, jadi kalau kita berlebihan juga, membuat mereka semakin mudah untuk melakukan serangan karena menunjukkan bahwa kita juga tidak yakin dan tidak percaya diri seperti mereka walaupun jumlah kita lebih banyak.

Melihat teman-teman lain memberikan pendapat saya melihat poin masalah terbesar di indonesia sekarang memang LGBT termasuk dalam agenda para-para petinggi dalam menghadapi ini,nah kita sebagai rakyat biasa apakah mendukung hal tesebut meranah masuk kedalam keluarga kita,justru tidak,akan tetapi kita melarang kuat supaya LBGT tidak menjadi penyakit baru dalam kehidupan bermasyarakat dan bagi saya pribadi LGBT itu adalah penyakit yang paling susah disembuhkan di era jaman masa kini,bahkan di negara-negara besar seperti eropa sudah mengesahkan bahwa status LGBT itu ada,justru itu lah menjadi PR kita rakyat indonesia untuk tidak mendukung itu,dengan cara apa?
Dengan cara kita mulai dari menjaga keluarga kita,menjaga sanak saudara kita dengan kesadaran dari kita masing-masing mendidik generasi-generasi seterusnya untuk tidak terjerumus dalam dunia LGBT,saya yakin LGBT akan hilang dengan sendiri nya.
Kemudian bagaimana dengan yang sudah ada,apa yang perlu kita perbuat?
Rangkul mereka dan ajari mereka betul-betul sesuai agama,saya rasa semua agama melarang LGBT,namun permasalahan LGBT bukan dari agama saja,akan tetapi dari budaya ikut-ikutan.
Ini cuma pendapat saya ya kk..terimakasih kakak postingan nya sangat bermanfaat,semoga para petinggi-petinggi membaca postingan ini.

Setuju banget! Keberadaan mereka ada kan karena pasti ada penyebabnya dan memang bukan hanya faktor agama saja, sehingga kita memang harus bisa lebih teliti bila benar ingin masalah ini segera diselesaikan.

Mudah mudahan lgbt pada sadar..

amin.

Kita memang tidak mengungkiri karna itu memang udah kodrat mereka, tapi pernahkah saudari @Mariska.lubis mebaca tentang sejarah kaum nabi lut, itu menurut islam

tentu saya membacanya dan karena itulah saya juga belajar untuk bagaimana menemukan solusi agar mereka tidak berkembang, karena kekerasan dan juga memberikan mereka perhatian walau secara negatif membuat mereka semakin berkembang. pernahkah juga terpikirkan mereka itu besar karena kita berlebihan menanggapi mereka yang selalu berlebihan mencari perhatian?

Memang sebenarnya kita sesama manusia harus
saling menghargai dan saling menghormati karna
bukan seutuhnya yang terjadi atas dirinya itu
semata mata atas kehendaknya tapi walaupun
demikian hukum islam juga tidak dibenarkan,
kalau menurut agama lain saya kurang paham.
menurut saudari @Mariska.lubis bagai mana ?

tidak ada agama yang membenarkan, dan di dalam Islam kita juga punya kewajiban untuk mengingatkan dan membimbing mereka... bukan sekedar menghukum, apalagi menghina mereka... ISlam adalah agama yang penuh cinta kasih, dengan cara itulah kita bisa membawa orang ke jalan yang diridhoi Allah, bukan dengan cara kekerasan.

Kalau itu saya setuju tapi yang jadi masalah sekarang caranya... ? walaupun kita tau tanpa
adanya pengesahan uud mereka tetap melakukan
nya jangakan dimedan dan dijawa di aceh juga
banyak.
yang jadi masalah sekarang agama tetap hukum
agama masalah kita sesama manusia kita tidak
membencinya, karna tidak ada manusia yang
sempurna.

Waaaw Kak @mariskalubis, Aini pernah nih berpikiran sama. Semakin digadang-gadangkan, dibuat heboh, malah menjadi kampanye gratis dan justru semakin populer, ya, kan? Ada baiknya kita cegah dari akar rumputnya. Putuskan rantai kekerasan kalau kita sudah tahu salah satu sebabnya adalah luka batin masa kecil/masa lalu. Perkuat juga pendidikan dalam rumah. Pendidikan seksual harus diajarkan ortu sendiri sesuai dengan ajaran agama masing-masing. Ibu mengajarkan nilai-nilai feminimitas dan ayah mengajarkan nilai-nilai maskulinitas. Lebih baik menyalakan penerang, daripada memaki kegelapan.

iya... pusing malah kalau kita terlalu hiperbola, mereka malah semakin punya senjata untuk semakin kuat... lebih baik fokus saja pada diri sendiri dan keluarga dulu, dan bantu tunjukkan kepada mereka semua kebaikan sebagai manusia "normal" yang adil dan beradab...

menurut asumsi saya, gay biasanya karena pengaruh lingkungan yg dasarnya hanya bertingkah layaknya banci dan mulai bergaul dgn sesamanya hingga berubah menjadi gay.. menurut saya lebih baik dipantau dan dipisahkan agar tidak berubah menjadi monster gay karena lingkungan dan rekannya yg sesama banci.. bagaimana pendapat mbak @mariska.lubis ?

nggak semua karena pengaruh lingkungan, banyak dari mereka adalah korban dari pelecehan seksual dan memang ada yang tidak normal saja kondisi fisiknya. kalau yang ikut-ikutan nah itu yang nyebelin... tapi semuanya sebaiknya tidak dibuat seperti mereka luar biasa banget, biasa saja... ya pelan-pelan saja dibina dan diarahkan... tunjukkan bahwa kita tidak takut pada mereka, sehingga mereka pun tidak berlebihan gencar melakukan serangan dan perlawanan.

eum begitu ya mbak, trimaksih lho tambahannya mbak..

LGBT = lagi bete :)
Comment terbanyak kyknyaa yaa ckckckc

hahaha sengaja lapak saya ini selalu diisi yang bikin banyak orang masuk, terutama Steemian baru, biar di sini jadi ajang saling kenal satu sama lain sambil tukar pendapat...

Sebenaranya kesalahn yang fatal adalah mereka yang macho tetapi meraih manja dr mereka yang lemah. Saat terjadi sesuatu, maka yang lemah disalahkan karena terlihat begitu saja dr fisik dan lain-lain. Tetapi, mereka sebagai 'pemakai' santai saja bahkan memvonis salah krn hidup normal, punya anak dan istri. Mah tidak mau, hal ini akan terus begitu dan kaum demikian mencari suaka atas depresi yang diterimanya. Salam hangat Teh.

Orang oraang itu mengikuti zaman atau ketagihan dengan sesama jenis???? @mariskalubis

Dibahas, kontroversi. Diajak untuk cari solusi, malah salah-salah dianggap mendukung. Serba salah. Tapi paling tidak, alasan-alasan Mbak Mariska didukung pengalaman pribadi. Meskipun kemudian pengalaman pribadi tidak bisa dijadikan pembenaran umum.

  ·  7 years ago (edited)

Good job teh @mariska lubis, memang benar kita tidak boleh seenaknya saja menghina dan mencemeohkan orang, seharusnya kita harus bisa mengajak mereka menjadi manusia yg lebih baik, dan memberi pengertian kepada mereka bahwa yang dilakukannya salah. Satu lagi, seharusnya kita sebagai masyarakat atau keluarga harus dapat meminimalisir hal2 yang dapat memicu bertambahnya LGBT, dengan cara saling menyayangi dan membantu apapun masalah yang terjadi dalam keluarga kita atau dalam masyarakat.

Memang kicauan burung tua
Selalu bermanfaat di jiwa
Ketika terus2 san di baca...

Salam sukses @mariska.lubis

Menurut saya tidak perlu di takuti, bdnar apa yang di katakan mba @Mariskalubis.
Saya setuju, kayaknya ini hanya pengalihan issu di dalam negeri, karena yang menyuarakan justru para politikus di parleman.
Apa tidak ada masalah lain selain LGBT?
Masih banyak persoalan negeri yang lebih penting, ada apa dengan politikus di parlemen?

hmmm kbetulan sekali dalam dua hari lewat ane juga nulis masalah LGBT, walau dengan gaya menulis yang berbeda. saya adalah orang yang sangat menentang LGBT, tidak abu2 atau pura2 menentang tapi membela, sikap saya jelas, mnentang dan mengutuk.

tulisan kakak tidak konsisten disatu sisi mengatakan manusia yang memanusiakan, disatu sisi nyentil malaikat, padahal jelas manusia adlah makhluk yang bebas memilih antara benar dan salah, terus yang benar yang mana? yang benar apa yang diaktakan oleh Allah sebagai pencipta manusia darimna kita tau kalau Allah udah blng, ya itulah Al-quran qalam Allah anda yg muslim tau maksudnya. jika Allah katakan itu salah maka salah lah tidak ada pembenaran mengatasnamanakn apapun. siapakah yang lebih tau tentang manusia?? tentu saja Allah, sebagai pencipta manusia.

tidak perlu pesimis dengan orang2 yang ta'at kepada agama, bahkan ulama sekalipun tidak luput dari dosa, kealpaan, ke khilafan dan kesalahan. yang bersifat maksum hanyalah Rasulullah, jka Rasul khilaf maka Allah yang menegurnya dengan menurunkan ayat Al-quran silahkan baca tafsiran surat QS.Abasaa.

dan ingat tidak perlu tunggu menjadi orang alim atau ulama untuk mengingatkan saudaranya yang muslim.

manusia yang menusiawi itu adalah laki-laki mendatangi wanita bukan mendatangi si kekar perkasa. kita hidup di NKRI tentu tidak ada sanksi pidana untuk menghukum LGBT, nti larinya ke perbuatan asusila, secara spesifik tidak mengatur LGBT hukum negara kita. yang ingin saya katakan sanksi sosial sangat diperlukan.

ketegasan kita yang normal-normal ini lah sebagai penentu berkembang atau tidaknya LGBT jganlah abu2. adik, anak, saudara kita bahkan semua bisa saja terjangkit virus menjijikkan ini. jika kita abu2 bersikap malah cenderung membenar-benarkan LGBT maka komunitas LGBT akan terus berkembang, meraka setelah kena sanksi sosial mereka akan lari ke orang-orang yg sepaham dengan mereka maka berkembanglah komunitas tersebut.

ini bukan maslah takut atau tidak takutnya terhadap LGBT, kakak orang besar di steemit, setiap tulisan atau postingan kakak akan selalu ditunggu dan dinanti warga stemians, mungkin orang yang didalam hatinya anti LGBT ingin berkomentarpun menjadi serba salah lantaran kakak yang menulis, mau komentar gk sependapat takut gak enak karena yang nulis @mariska.lubis, mau bilang setujupun jadi gk enak karena bertentangan degnan hati nurani. beda hal nya jika yang menulis itu saya mungkin hanya satu dua orang yng baca, paling banyak 10 orang. hiks ;(

untuk pembahasan LGBT karena faktor genetika, setelah saya banyak baca itu hanya rekayasa kampanye LGBT. tempo hari bnyak tersiar kabar seorang laki2 melahirkan anak, orangnya berpenampilan laki2 berewokan kekar, tapi koq melahirkan, ternyata dia adalah perempuan, yang suntik hormon laki2 sehingga tumbuh jenggot, dan operasi sana sini, sampai operasi jakun agar berpenampilan laki2, dia hanya tidak oeperasi kelamin, rhim masi ada, organ penghasil sel telur masi ada, ya jelaslah dia masi bisa melahirkan, selanjutnya saya akan membahas pada tulisan sya selanjutnya insya Allah.

mohon maaf apabila kurang berkenan, sesungguhnya saya hanya manusia biasa yang penuh kesalahan dan lupa.

salam sayng selalu saudariku seiman @mariska.lubis

ya gak apa-apa tulis saja pendapatmu, ini bukan soal benar atau salah kok ini adalah pemaparan sebuah solusi yang ditawarkan untuk mengatasi penyebaran mereka, disetujui boleh, tidak juga tak apa... namanya juga usaha agar tidak berkutat pada cara yang sama tetapi tidak pernah memberikan hasil yang lebih baik.