“Robin Hoodman” Keberpihakan Seorang Pengacara

in indonesia •  4 years ago 

Siapa sih yang tidak kenal dengan pengacara fenomenal ini, yang sepertinya senang dalam arus ketenaran yang terus menerus lekat di dirinya. Dulu mungkin kita pernah melihat berita bagaimana dia menjadi santapan media karena skandal percintaannya yang kemudian membawanya menjadi langganan para selebritis untuk menggunakan jasanya.
Tak bisa dipungkiri, dia bukanlah pengacara yang hanya bermodalkan sensasi, kepiawaannya dalam membela kliennya patut mendapatkan apresiasi yang tinggi.
Dia adalah figur pengacara tangguh yang berhasil menunjukkan kelasnya sebagai seorang pembela.
Sibuk dengan aktivitasnya, dia sempat hilang dari headline media untuk kembali muncul ke hadapan publik dengan gebrakan yang bikin angkat topi.
Layaknya Robin Hood ternyata dia berani memberikan bantuan hukum kepada orang banyak yang semuanya gratis!
Ini sih yang bikin salut, bayangkan kelasnya bukan lagi pengacara ecek-ecek yang bertarif ratusan ribu perjam, pastinya angkanya sudah mencapai puluhan bahkan ratusan juta. Namun melalui kedai sederhana Kopi Joni yang dipilihnya hanya karena alasan dekat dari rumah, dia mengesampingkan semua urusan uang itu.
Baginya memberi pendidikan tentang bantuan hukum dan perlindungan bagi banyak orang biasa jadi lebih penting. Inilah yang mendobrak kebiasaan, dulu ibaratnya pengacara hanya milik kalangan tertentu yang mempunyai kantong tebal. Orang biasa hanya bisa menerima apapun vonis pengadilan, keputusan penegak hukum, dan bahkan korporasi yang berlindung dibalik kekuatan hukum.
Penyitaan asset, permainan kongkalikong, vonis tak berimbang, bahkan praduga tak bersalah, selalu menempatkan orang biasa dalam posisi yang kalah. LBH pun seperti kedodoran karena arahnya seolah hanya menjadi pelindung bagi SJW.
Kini, orang biasa dari mana-mana bisa datang ke kopi Joni, bermodalkan secangkir kopi dan kemauan untuk bangun pagi-pagi mereka bisa berkonsultasi dan meminta pendapat tentang cara-cara yang terbaik dalam menempuh jalur hukum.
Posisi tawar kini mulai bergeser, bahkan dengan eksposure melalui sosial media pendidikan hukum gratis ini terus melipat ganda memberi pengetahuan kepada banyak orang.
Ambil contoh pernah ada kasus pemerkosaan di Kalimantan Barat oleh seorang oknum kepala desa. Keluarga korban merasa keadilan tak berpihak kepada mereka, karena kekuatan seorang kepala desa yang seolah-olah sebagai raja kecil kalau di daerah. Keluarga korban pun akhirnya datang ke kopi Joni, mengadukan semua masalahnya dan dengan sukarela pengacara ini langsung datang ke Kalimantan Barat untuk memastikan hukum bisa diterapkan secara adil untuk kasus pemerkosaan ini. Semuanya gratis dan diamplifikasi melalui sosial media. Bravo!
Selain itu masih banyak lagi kasus-kasus hukum lain yang bisa diselesaikan secara egaliter dan akrab di panasnya kedai Kopi Joni.

Pro kontra tentu saja ada, apalagi dengan pembawaan sang pengacara yang selalu kontroversial dengan menyombongkan materi dan gaya hidupnya. Namun kebaikan tetap kebaikan, yang dilakukannya adalah sebuah awal yang harusnya bisa menginspirasi pengacara-pengacara lain untuk berbuat yang sama. Bahkan mungkin menular ke ragam profesi lain sehingga mau membagi ilmunya secara sukarela demi menolong dan memberikan manfaat bagi orang lain.
Kini, pengacara ini kembali menjadi buah bibir media, namun kali ini setidaknya masyarakat punya pilihan dan bisa meminta bantuannya untuk perlindungan hukum.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!