Sungguh telah dikabarkan pada seluruh jagad, halilintar akan mengantar hujan. Mendung tak mampu menampung segala duka dan luka yang teramat banyak dari penista dan pendusta yang bertobat sehingga tumpahlah air tercurah basah.
Tarian anak anak yatim dan terlantar tertunda dan wajah wajah mereka sungguh tak membawa rasa bahagia, hujan teramat deras selang seling petir menyambar telah menyurutkan langkah untuk berdansa.
Terpapar ketakutan walau tak sepucat wajah orang tua kami ketika dentum bedil bersahutan beberapa tahun lalu. Satu satunya cara pelepas niat yang tak sampai adalah berkerumun, merapat lalu setiap mata tanpa kata hanya menatap langit berharap dipelankan laju hujan dan terhentinya dentuman penabuh langit.
Sebentar lagi senja, harapan mereka hanya doa lepas tak berujung makbul. Langit terlalu meraja, kerumunan bocah itu pun mulai menyusut dan penuh keterpaksaan mereka beranjak pulang.
Soal pulang tak jadi perkara, basah badan dan pakaian adalah mudah, karena mereka yakin di depan pintu pintu rumah, walaupun ada raut kecemasan dari kakak atau ibunda tercinta, setidaknya handuk telah disiapkan untuk mengelap dan membalut dingin tubuh yang mulai tumbuh.
Lalu pelukan dan sedikit hardik akan mereka terima sebagai wujud cinta. Senyum kemudian akan mengembang sebagai persembahan kado terindah untuk mereka di meja makan.
Hikayat itulah akan terus ada, saat buah hati sebagai amanah tuhan kembali pulang. Cinta yang teramat besar telah dititipkan, walaupun sang yatim akan sering berlinang airmata ketika melihat ayah yang bercengkrama dengan anak anaknya sementara dia hanya mampu bermimpi bayang wajah sang pelindung berkat gambar kusam yang masih bersandar di dinding rumah.
Aduhai, celakakah mereka yang menghardik yatim. Hati yang ditempa rindu menahun, telah membuatnya mudah retak. Sungguh mengusap kepala yatim akan membuat kita sadar betapa curahan kasih sayang mengalir dari seluruh tubuh lewat jemari jemari kita.
Malaikat ku yakin tak jua mampu menahan haru ketika limpahan rahmat Alam yang kita terima telah kita bagi sebagai pengganti sekejap pada surga dari ibu ibu mereka.
Jika keringat dan airmata sang ibu tak cukup mampu menahan himpit hidup yang terlanjur sesak, maka sudah sewajarnya tuhan akan menerima semua doa doa ibu untuk anak anaknya.
Betapa doa doa ibu sebagai senjata paling bertuah untuk dipanjatkan dan disuarakan atas nama semua cinta sang suami yang termaktub di bibir, hidung dan mata sang anak.
Dipelukan dingin malam dipandangi wajah anaknya lekat, yang lelap dalam pelukannya. Hujan mulai sedikit reda di penghujung malam, tetes air mata tak kuasa dibendung.
Hujan deras sore tadi tak sebanding dengan derasnya airmata sang ibu yang kerap malam tumpah. Tanpa kilat dan dentuman petir, hujan airmata seorang janda bukan cuma cuma di pipi tapi juga hati.
Maka berhentilah hidup sebagai penista dan pendusta sebagai lelaki penggoda janda, dan usaplah kepala anak anak mereka dengan tulus bukan sebagai tipu daya padahal kau mendamba paha dan dada ibunya yang mengganggu dan menggelitik nafsumu di setiap waktu.
Semoga tulisan ini juga dibaca oleh laki2 penggoda janda.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Hahaha, sedikit mempertentangkan penggoda dengan perebut.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit