Menangkap Senja di Mata Ie

in indonesia •  6 years ago  (edited)

20181002_183405.jpg


Aku penikmat senja, begitulah kira kira. Sekedar menikmati bukan berarti jatuh cinta ya. Karena kata cinta, dalam pahamku universal.

Jika pun bertanya mengapa, alasannya sederhana, senja itu indah. Yups, keindahan rona mentari berwarna jingga merebak, proses penaburan semburat cahaya di ufuk barat menyingkap langit menuju malam.

Begitulah senja, bentuk kebijaksanaan hidup, bagaimana tidak. Sejenak saja dia hadir umpama tafakur diri atas segala energi yang terlepas pada hari hari yang melelahkan.

Senja menjadi pembatas siang dengan malam, burung burung kembali kesarangnya, manusia manusia mentakbirkan pencipta dan siang siap beristirahat dipelukan malam.

Aku bergegas, siang yang terik biasanya menyisakan senja menawan. Tempat yang kutuju adalah bendungan Mata Ie, Kuta Tinggi.
Sebuah tempat pariwisata Aceh Barat Daya, tepatnya 1 km dari kota Blangpidie.

Untuk menuju kesana bisa ditempuh dengan motor atau mobil, Jalannya mulus beraspal melewati pemukiman penduduk yang padat.

Perlahan saja, tak perlu buru buru, sore menjelang senja, biasanya padat. Di sepanjang jalan, banyak kerumunan anak anak bersiap pulang, kumpalan ibu ibu yang sudah berdandan cantik menunggu suami mereka pulang kerja.

Kebanyakan penduduk sekitar bekerja sebagai pekebun atau petani. Memang ada truk truk pasir yg terparkir, dan banyaknya akses simpang di sepanjang jalan utama menuju bendungan, menambah ramai lalu lalang pemakai jalan.

Jika anda belum pernah bepergian, 100 meter sebelum tiba di lokasi di sebelah kanan jalan akan anda temukan komplek kuburan Cina.

Dari kabar mulut yang beredar, tempat ini pada saat gempa dan Tsunami Aceh tahun 2004 dijadikan persinggahan pelarian penduduk, sebaliknya Etnis Cina di seputaran Blangpidie melarikan diri ke mesjid mesjid.

Bendungan sudah lama menjadi objek wisata semenjak Aceh Barat Daya masih di bawah kabupaten Induk Aceh Selatan.

Kawasan ini diserbu pengunjung karena panorama alam yang ditawarkan.

Aliran air sungai di bendungan, jembatan penghubung menuju Gampong Panton Raya, dan hamparan pegunungannya melingkupi pemandangan alamnya.

Ada hamparan berpadang rumput di seberang sungai, memberi ruang publik untuk penikmat sore.


20181002_183620.jpg


Aliran sungai Krueng Beukah yang terkadang berubah, menyisakan lahan kosong yang berumput, dan dimamfaatkan anak anak muda setempat untuk mengolah sikulit bundar.

Dalam setahun ini, bantaran sungai yang dijadikan lapangan bola kaki mini sekitar 10 meter lebih kebawah dari badan jalan.

Setiap sorenya ada saja penonton sukarela menikmatinya, keriangan dan ulah canda para pemain kaki ayam, selalu saja membuat daya tarik tersendiri. Kepingin juga menikmati laga tanding sambil menghitung berapa kali bolanya meluncur ke sungai.

Dalam beberapa tahun ini, ada peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat disini.
Kawasan bendungan Mata Ie sudah dipenuhi dengan warung dengan fasilitas pondok pondok cantik berbilik dengan pembatas rendah.

Aneka kuliner mulai hadir disini, mulai dari sop buah, es buah, gorengan dan maka aneka jenis minuman mulai tersedia.

Jika anda mau menjelajah kedepan lagi, bakal anda temukan tempat penambangam pasir dan tempat pemandian umum.

Air yang masih bersih dan segar mengundang banyak orang untuk menjajal mandi sungai, walaupun jalannya harus menyusuri jalan setapak namun rutenya tidak terlalu berat dilalui motor atau roda empat.

Dikawasan bendungan sendiri, silakan memilih lokasi yang dirasa pas dan sesuai dengan minat berkunjung.

Umumnya pengunjung yang datang kesini bersama keluarga atau kerabat. Memang ada satu dua yang datang berpasangan. Rasanya jadi janggal, jika anda sendiri.

Bagi aku datang sendiri, pemilik warung yang biasa kami singgahi selalu menanyakan sendiri saja?, Bang Jal pemilik Warung memang sudah kukenal baik.

Karena niatku pada senja, kali ini aku memilih warung diatas tanjakan, dekat jembatan.

Menikmati gorengan dan secangkir kopi kampung memberi sensasi tersendiri sore ini.

Di ujung warung, Sebuah truk yang melintas berhenti, dua penumpang paruh baya segera melompat kedalam bak, nampaknya mereka pekebun lagi menunggu tumpangan pulang.

Senja telah datang, jalananpun mulai lengang, suara pengajian menunggu magrib telah menggema sedari tadi.

Aku bersegera membayar pesanan, suara hempasan air bendungan makin kencang, bergegas kutatap langit diufuk barat yang telah membuka tirainya.

Aku mengabadikannya, mencari frame terbaik dan menangkap senja di Mata Ie.
Berikut ini Gambar senja di Mata Ie.

20181002_183344.jpg


Blangpidie, 2 Oktober 2018


Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!