Jika anda pencinta sikulit bundar dan sering punya kesempatan untuk menikmati beberapa event tarkam sepakbola di wilayah Barsela Aceh maka sosok ini tentu tak asing.
Jika anda mendengar namanya mungkin terasa asing untuk nama nama orang Aceh umumnya, cuma satu kata dan di KTPnya tertulis Shutoue, Warga Mata Ie, kuta tinggi Blangpidie, Aceh Barat Daya.
Lelaki muda ini kelahiran 1996 (22 tahun), namun jika ditilik dari wajahnya jauh lebih dewasa dari umurnya.
“Efek sering main tarkam” selorohnya, saat penulis mewawancarai dalam satu kesempatan.
Pemegang Cap Persada sejak 2012 ini berposisi sebagai gelandang.
Persada sendiri merupakan klub sepakbola kebanggaan Nanggroe Breuh Sigupai yang saat ini terdaftar sebagai tim Liga 3 Indonesia.
Perawakannya bisa dibilang kurus namun energinya terpancar, berbenampilan sederhana dan simple, dalam keseharianpun, banyak komentar orang orang dekat dengannya dia punya attitudenya yang bagus dan tidak menimbulkan kesan sombong sedikitpun.
Sehari hari dia bekerja di toko Stiker pamannya di jalan Pendidikan, Blangpidie. Mengisi waktu bila belum ada panggilan atau ajakan bermain dan tentu saja untuk mengisi kantong.
Pekerjaan di bagian stiker ini butuh kesabaran, ulet dan berseni seperti layaknya dia saat sudah berkostum sepakbola dan bermain dengan nomor punggung 10.
Berposisi sebagai gelandang, dia mampu memainkan peran sebagai penghubung antar lini, seringkali menjadi pengedor kebuntuan tim dan acapkali skill individu yang dipertontonkan mengundang decak kagum.
Ketenangannya memberi energi positif untuk tim, punya visi bermain yang bagus dan mampu menjadi penyeimbang tim menjadikan dia layak menjadi pemain yang menjanjikan.
Shutoeu mengidolakan Iniesta dan tim Barcelona namun sekilas, jika anda fokus pada penampilannya, pemain jangkung 175 cm ini lebih berstyle Zidane dalam pergerakannya.
Saat ini, Shutoue terdaftar aktif sebagai pemain RAS Kuta tinggi, dan bicara tarkam dia belajar banyak dari pemain seniornya Hendrayani.
Bicara umur, dia termasuk terlambat tampil karena tidak adanya event resmi pada usia remaja.
Namun seorang bintang akan tetap bersinar dan alam akan membantu jalan meneranginya.
Sejauh ini, Shoutoe layak menjadi pemain dengan daya tawar tinggi, benar benar tidak mengecewakan.
Sentuhan dengan bola di lapangan yang elegan seperti menampilkan kepribadiannya yang selalu menghargai dan menghormati orang orang yang terlibat dalam membentuk skill dan kemampuan mengolah bola nya.
“Takzem ke gure” ujarnya serius. “menjadi salah satu kunci keberhasilan kita”.
Secara blak blakan dia kecewa terhadap pemain muda berbakat dari Abdya yang belum mampu menyesuaikan diri saat menghadapi “ star sindrom”, sehingga lupa diri dan besar kepala.
Sebagai pemain aktiv Persada, prestasi baru baru ini turut mengantarkan Abdya Fc sebagai tim terbaik dan menjadi juara 3 di K Liga Aceh.
Saat dikondirmasi langsung, Shutoe dipastikan menjadi skuad RAS kuta tinggi di Irmawan Cup dengan total bonus 101 juta rupiah yang akan dimulai tanggal 4 Januari 2019 di Lapangan Persada, Blangpidie, Aceh Barat Daya.