Pada bab ini, Kuntowijoyo memberikan definisii terhadap struktur budaya sebagai berikut :
Struktur budaya ialah sentimen-sentimen kolektif atau nilai-nilai. Termasuk dalam struktur budaya ialah agama (Islam, Katolik, Protestan, Hindu, dan Buddha) dan nilai-nilai lain (seperti nasionalisme, liberalisme, kapitalisme, demokrasi, dan marhaenisme). Tumpang tindih di antara nilai-nilai itu pasti tidak terhindarkan. (hal 1305)
Pada konsep nilai yang muncul di dalam masyarakat ada 2 hal yang terkait dengan nilai.
Pertama, dia merupakan etika-etika yang yang ideal dan kepercayaan-kepercayaan di dalam masyarakat.
Kedua, kepercayaan yang paling pokok dan tujuan-tujuan individu atau masyarakat.
Ketika terjadi perang Aceh melawan Belanda, ada satu ungkapan yang sering dilepaskan oleh penjajah yaitu Aceh Pungo (Aceh Gila). Adapun dalam masyarakat Jawa ada suatu gambaran yang serupa yaitu Wong Edhan atau Wong Gendhenk. Yang bermakna orang gila. Namun persepsi orang Edhan dan Gendhenk adalah berbeda dengan orang gila yang tinggal di rumah sakit jiwa. Dari kedua hal ini ada yang menarik yaitu sesuatu yang tidak biasa dikenali dengan sebutan gila, sebuah proses yang bekerja di luar kezaliman. Kontruksi Aceh Pungo dan Wong Edhan adalah sebuah amanifestasi itu dari kebudayaan masyarakat Aceh dan Jawa.
Dalam tradisi masyarakat Aceh, ada istilah yang digunakan bagi mereka yang tidak pandai atau bodoh yaitu bangai. Ynag selalu digunakan dalam percakapan sehari-hari, kata lazim yang diucapkan adalah kah bangai (kamu bodoh), ureung bangai (orang bodoh), dan beberapa kata lazim lainnya.
Pada kajian bab ini yaitu tentang struktur budaya antara Aceh dan Jawa tidaklah mengalami perbedaan yang cukup signifikan. Ada sisi yang menunjukkan sebagai ajang konstetasi dan bahkan dominasi yang dilakukan oleh budaya Jawa. Dalam kajian komparatif terhadap struktur budaya akan memberikan pengaruh bagi studi kebudayaan secara umum di Indonesia. Dalam bab ini juga telah ditemukan bagaiman gfaktor rasa memberikan pengaruh di dalam kehidupan budaya Jawa. Pada kehidupan sehari-hari antara budaya Jawa dan Aceh, menunjukan kesamaan, seperti perilaku harlan di Aceh dan preman di Jawa.
Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!