Bab ini menjelaskan bagaimana konstestasi hubungan etnik Jawa dan Aceh dalam bentuk konflik ?
Hal yang disebabkan dominasi etnik Jawa dalam pemerintahan, telah menyebabkan munculnya perjuangan “puta daerah” di pentas nasional. (hal 1395) Dan dalam bab ini juga tidak akan membuka kembali titik-titik konflik atau permusuhan antara Jawa dan Aceh.
Sejarah konflik antara Aceh dan Jawa telah berlangsung selama hampir 30 tahun yang dipimpin oleh Tgk. Hasan di Tiro. Upaya ini telah menyebabkan sentimen anti-Jawa merebak di seluruh Aceh. Dan dalam bab ini dijelaskan konstruksi konflik Aceh dan Jawa dalam bingkai NKRI. Tujuan utama dalam bab ini adlaah untuk memahami imajinasi Jawa di kalangan orang Aceh, dan juga sebaliknya, imajinasi Aceh dikalangan orang Jawa.
Persepsi kafir dan PAI adalah dua tingkat permusuhan antara Jawa dan Aceh. Jawa sendiri telah menyusupkan kepentingannya dalam falsafah tata negara. Sedangkan Aceh hanya memberikan kontribusi dalam hal penyebaran agama dan beberapa modal lainnya untuk Indonesia. Dengan kata lain Jawa menjadi poros, dan Aceh memberikan garis damarkasi yang cukup jelas mengenai keindonesiaan. (hal 1400)
Dalam bab ini telah mengkaji konteks permusuhan antara Aceh dengan Jawa. Dalam beberapa hal tertentu dikendali kehidupan rakyat Aceh memang saat ini dikuasai oleh pemerintah di Pulau Jawa. Dalam konteks ketatanegaraan, orang Aceh tidak dapat melepaskan diri dari rasa ketergantungan pada situasi politik yang ada di Jawa.
Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!