Blockchain: memerangi korupsi pemerintah dengan transparansi dan kekekalan, menyulitkan pejabat korup menggelapkan dana publik

in indonesia •  last year 

burglar-g0d1654cac_640.jpg

Blockchain adalah teknologi buku besar terdistribusi yang memelihara daftar catatan yang terus bertambah, yang disebut blok, yang ditautkan dan diamankan menggunakan kriptografi. Setiap blok berisi stempel waktu dan tautan ke blok sebelumnya. Ini membuatnya sangat sulit untuk mengubah atau meretas data yang disimpan di blockchain.

Jika pejabat pemerintah yang korup menggunakan teknologi blockchain untuk membayar dana publik, akan sangat sulit bagi mereka untuk menggelapkan dana tersebut tanpa ketahuan. Ini karena semua transaksi di blockchain bersifat transparan dan tidak dapat diubah. Ini berarti siapa pun dapat melihat seluruh riwayat transaksi di blockchain, dan tidak ada yang dapat mengubah atau menghapus catatan apa pun.

Misalnya, jika seorang pejabat pemerintah yang korup mencoba membayar sendiri tambahan Rp10.000.000 dari perbendaharaan publik, transaksi ini akan dicatat di blockchain. Siapa pun kemudian dapat melihat transaksi ini dan melaporkannya ke pihak berwenang. Pejabat yang korup kemudian akan ditangkap dan dihukum.

Selain itu, teknologi blockchain dapat digunakan untuk membuat kontrak pintar. Kontrak pintar adalah kontrak yang dieksekusi sendiri yang disimpan di blockchain. Ini berarti bahwa sekali smart contract dibuat, tidak dapat diubah atau dirusak. Ini membuatnya ideal untuk digunakan dalam aplikasi pemerintah di mana terdapat risiko korupsi.

Misalnya, smart contract dapat digunakan untuk mendistribusikan dana publik secara otomatis ke berbagai departemen atau lembaga. Hal ini akan mempersulit pejabat korup untuk menggelapkan dana, karena mereka perlu mengubah kontrak pintar untuk melakukannya.

Secara keseluruhan, teknologi blockchain berpotensi mengurangi korupsi di pemerintahan secara signifikan. Dengan membuat transaksi transparan dan tidak berubah, dan dengan menggunakan kontrak pintar, blockchain dapat mempersulit pejabat korup untuk menggelapkan dana publik.

Berikut adalah beberapa contoh bagaimana teknologi blockchain digunakan untuk melawan korupsi:

  • Di Estonia, blockchain digunakan untuk melacak kepemilikan tanah. Ini telah membantu mengurangi penipuan dan korupsi di sektor real estate.
  • Di India, blockchain digunakan untuk melacak pengeluaran pemerintah. Hal ini telah membantu meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan.
  • Di Kenya, blockchain digunakan untuk memberikan identitas digital kepada warga negara. Ini telah membantu mengurangi korupsi di sektor publik dengan mempersulit orang untuk menyamar sebagai orang lain.

Ini hanyalah beberapa contoh bagaimana teknologi blockchain digunakan untuk memerangi korupsi. Seiring perkembangan teknologi, kemungkinan besar kita akan melihat cara yang lebih inovatif untuk menggunakan blockchain untuk mencegah korupsi di pemerintahan.

Gambar dari https://pixabay.com/id/photos/pencuri-pidana-perampok-perampokan-4925202/

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.