PROSESI PUISI MASUK KAMPUNG: Sebuah Tantangan Kreativitas!

in indonesia •  7 years ago  (edited)

Jika segala sesuatu yang dilakukan tidak memiliki tantangan tentu rasanya juga akan terkesan hambar. Laksana sayur tanpa garam.

Ya. Tak ada citarasa yang lekat dan tertinggal di kerongkongan.

Tantangan, ternyata juga perlu diciptakan agar keberadaan agenda kegiatan yang dilakukan membuat capaiannya akan bisa lebih berasa.

Tulisan ini akan mengisahkan perjalanan kreatifitas sebuah komunitas. Kebetulan pula saya juga terlibat sebagai konsultan kreatif dalam program-progamnya.

Komunitas Sastra Kalimalang namanya. Menciptakan ruang publik menjadi ruang kultur konsep besarnya. Lokasinya terletak di pinggir Kalimalang, tepatnya di samping Kampus Universitas Islam '45 Bekasi, provinsi Jawa Barat.

Komunitas yang aktif berkegiatan pada rentang tahun 2011 - 2016 ini termasuk kelompok yang fokus untuk menjadikan sastra sebagai bahasa kebudayaan dan media edukasi kreatif bagi masyarakat.

Dominasi program dan sasaran dari kegiatannya antara lain adalah mendidik para pengamen dan bocah-bocah lampu merah untuk lebih bisa mandiri.

Ketika program-program di atas telah berjalan dan mendapat sambutan dari berbagai pihak maka terbetiklah keinginan untuk melaksanakan event sastra yang lebih inovatif.

Selain agar dipandang tidak terkesan biasa-biasa saja, maka disiapkanlah agenda dan konsepnya, yakni seni yang melibatkan masyarakat. Untuk hal itu dipilihlah kegiatan yang lebih memiliki tantangan, yakni: 'Puisi Masuk Kampung'.

Puisi Masuk Kampung:

Andaikan puisi masuk kampus, atau puisi masuk sekolah tentulah tidak begitu sulit untuk dilaksanakan. Selain materinya sudah ada dalam kurikulum, kelompoknya pun terorganisir dan gampang ditemui. Lain halnya dengan tantangan puisi masuk kampung.

Nah. Kami pun berusaha untuk mengira dan mereka-reka. Kemungkinan apa yang bakal tercipta bila program ini dijalankan?

Pertanyaan selanjutnya adalah, apa pula kira-kira tanggapan masyarakat jika rombongan anak jalanan yang urakan itu masuk kampung dan berkegiatan di daerah yang ketat akan tradisi dan adat-istiadatnya?

Untuk pertanyaan tersebut jawabannya adalah: kita memang butuh tantangan karena tantanganlah yang mampu membuat kita bisa lebih kreatif.

Maka, dengan berbekal modal komunikasi secara lisan dengan seorang pemuda (mahasiswa) yang berasal dari daerah tersebut akhirnya program ini pun segera dijalankan.

Prosesi:

Perjalanan rombongan komunitas Sastra Kalimalang dari kota Bekasi akhirnya sampai di sebuah desa yang kehidupan masyarakatnya lebih banyak bertani. Desa Suka Tani namanya. Ada kesesuaian nama desa tersebut dengan kenyataan yang sesungguhnya. Daerah ini masih termasuk wilayah Bekasi, tapi berada di kabupatennya.

Tentengan tas-gitar, kotak-biola, jimbe, dan sound yang alakadarnya diturunkan dari bus 3/4 yang disewa. Rombongan yang turun segera menuju mushalla. Semua peralatan sengaja diletakkan dengan jalan mendirikannya di samping mushalla.

Rombongan Puisi Masuk Kampung langsung beraktivitas. Pertama sekali mereka sengaja memilih aktivitas untuk membersihkan toilet dan tempat mengambil air wuduk. Kemudian baru halaman mushalla. Terlihat mereka dengan kesibukan yang tidak dibuat-buat membersihkan wc, dan menyapu pekarangan.

Pemandangan ini tentu saja terlihat aneh bagi masyarakat. Siapa mereka?
Gondrong dan bertattoo, gerangan apakah maksud kedatangannya?

Terlihat masyarakat kampung itu seakan mengitip-intip saja dari jauh. Ada yang berdiri sambil menggendong bayi, ada yang jongkok di depan rumah dan ada pula yang seperti acuh tak acuh saja.

Mushalla yang Terasa Kosong:

Pas waktu shalat Zuhur masuk, rombongan Puisi Masuk Kampung ikut shalat berjamaah di mushalla. Terasa sedikit aneh, selain Imam tidak ada lagi orang kampung yang ikut shalat di mushalla. Tapi hal ini tidak begitu pula menjadi pikiran anggota komunitas.

Yang terpenting, sesudah shalat zuhur sound system mesti sudah menyala. Panggung apresiasi 'Puisi Masuk Kampung' mesti dilangsungkan sesuai dengan apa yang dimaksudkan.

Mendengar suara sound system, masyarakat yang tadinya ikut memperhatikan rombongan komunitas membersihkan toilet dan tempat berwuduk dari jauh itu, kini mulai mengarah ke pusat suara. Tapi, mereka tetap berdiri di kejauhan. Makin lama masyarakat itu semakin banyak.

Sumber suara, dengan beragam aktivitas mulai mempersiapkan diri. Menata panggung sederhana, memasang backdrop, cheksound dan kemudian mendentingkan gitar:

"Yang jauh mendekat, yang dekat merapat.. Ibu-ibu jangan jongkok, sebentar lagi ular akan dikeluarkan."

Seperti terbius. Masyarakat mulai mendekat satu-satu. Ada yang menggendong anaknya, turut mendekat pula. Kemudian satu orang lagi. Lagi dan lagi. Akhirnya rombongan 'Puisi Masuk Kampung' menyatu dengan masyarakat. Seni musik dan sastra mulai mengikatnya.

Menjelang Ashar, pertunjukan selesai. Rombongan 'Puisi Masuk Kampung' kembali shalat ashar berjamaah. Tapi kini terasa lain: Mushalla penuh sesak. Banyak sekali orang yang ikut shalat berjamaah di mushalla.

Masyarakat dan rombongan 'Puisi Masuk Kampung' telah berbaris dan membaur. Edukasi kreatif ini menjadi kenangan yang sulit dilupakan.

Rohmantik, 28/3/2018

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Kalau narkoba masuk kampung, semua merasa resah. Tapi kalau puisi masuk kampung, hidup jadi indah. Cara kreatif mengasah kepekaan nurani @mpugondrong.

Iya. Benar Bung @ayijufridar..

Jangan sampai hal negatif saja melulu menjumpai masyarakat. Kesenian sebagai media dengan muatan rohani hendaknya lebih aktif lagi bergerak untuk itu.

Dengan begitu, kehalusan budi pekerti akan berangsur-angsur pulih lagi di negeri ini.

Terimakasih sudah singgah
Salam Rohmantik.

Terima kasih telah menjadikan seni sebagai persembahan terbaik hati manusia untuk dunia. :)

Semangat terus berkeseniannya, Bang. Khususnya dalam bidang literasi

Terimakasih kembali @anggreklestari

Sama-sama.
Sebahai bahasa kebudayaan, seni mesti hidup. Andai tidak, kebudayaan akan menjadi bisu:
Sementara pertahanan terakhir negeri ini adalah kebudauaannya. Demikian.

salam

Sangat menarik dalam menjadikan sastra lebih komunikatif dan lebih hidup. Tak hanya dalam tulisan tapi juga gerak yang menggetarkan. Salam karya dari madura buat anang yang selalu energik @mpugondrong

Terimakasih @farrohahulfa..

Usaha apresiasi sastra di Indonesia masihvdalam batas formal, capaiannya belum sampai ke wilayah masyarakat secara menyeluruh.

Adalah tugas kita untuk menjembatani itu agar sastra benar-benar fungsional dan mampu melibatkan masyarakat.

Meski kita mampu secuil, dan yang lain secuil pula.. tak apa-apa: lama lama tentu akan menyeluruh juga..

Salam kembali.
Semoga dilancarkan aktivitasnya.

Tidak jarang bahwa berkesenian perlu tantangan dan proses yang panjang. Kegiatan ini keren, semoga bisa memberikan daya evokatif kepada masyarakat luas......

Terimakasih @imansembada..

Semoga apa yang kita lakukan dengan jalan kesenian akan mendapatkan kemudahan fungsi bagi masyarakatnya.

Sekali lagi
terimakasih telah singgah di ruang ini.
Salam Rohmantik.

  ·  7 years ago Reveal Comment

Terimakasih respon aktifnya Bung @emong.soewandi..

Yang pertama sekali tentunya adalah, kita mesti tau persis kondisi real itu. Pengetahuan tentu akan mengajarkan kita cara lain dalam mengukuhkan sikap bahwa kita melakukan hal pasti dan berguna.

Dari sana atas nama komunitas mestilah membangun komunikasi lintas disipliner serta menyiapkan dasar-dasat antisipasi.

'Puisi Masuk Kampung' ini dilakukan oleh komunitas yang memang didukung oleh berbagai pihak. Karena kegiatannya juga melibatkannberbagai pihak tersebut.

Kerjasama komunitas dengan kampus berjalan baik, begitu juga dengan personal petingginya. Kenapa? Jika ada diskusi kita selalu melibatkan tokoh yangbtak lain adalah pakar dari kampus. Dan ini pun lintas disipliner.

Publish yang dilakukan juga melibatkan para jurnalis ragam media, meski pun kita punya halan sendiri yang kita kelola di salah satiu media massa.

Nah kalau sudah demikian itu, mendala sebagaimana yang ditanyakan di atas dapat diatasi dengan baik dan lancar.

IMG_20180328_095933.jpg

Penjelasan panjang yang seharusnya terpantau oleh @ocd

Terimakasih @andrianhabibi..

Selamat pagi. Selamat beraktivitas.
Salam Rohmantik.

Semoga dengan program Puisi Masuk Kampung ini bisa mengedukasi orang-orang kampung yang awam sekali dengan puisi. Semangat Pak!

Iya @viviehardika

Seni yang melibatkan masyarakat tentulah usaha yang tak mudah, tapi konsep ini memang mesti digalakkan para kreator.

Selain puisi bisa dekat dengan masyarakat, yang lebih utama tentunya kandungan rohani yang disampaikan.

Selepas itu tentu akan bisa dialog-dialog kehidupan yang bernas atas dampak positifnya.

Terimakasih respon kreatifnya.
Salam Rohmantik.

Program Puisi Masuk Kampung yang menarik. Ini awal yang bagus untuk mendorong masyarakat lebih melek literasi. Selamat, mpu. Semoga berjalan sukses.

Terimakasih respon Kreatifny bung @blogiwank

Meski tidak mudah terobosan ini tentunya bisa memancing yang lain untuk dapat melakukan gerakan yang sama.

Memang, selain melek literasi tentunya dibalik itu semua akan tercipta bangunan komunikasi yang bernas tentang kemajuan kehidupan.

Kalau sudah dimulai dengan sentuhan, kelanjutannya tentu akan bisa sampai pada apa saja yang diniatkan. hehe.

Salam Rohmantik.

Salam kenal dan salam kreatif buat @mpugondrong saya membaca pemaparan anda dan saya menangkap perjuangan yang menjadi pr bersama. Upaya anda memasyarakatkan puisi dan menjadikan pelaku puisi lebih memikat adalah patut diacungi jempol.

Salam literasi dan karya
Moh. Ghufron Cholid ||@mghufroncholid31
Madura, Indonesia

Terimakasih @mghufroncholid31

Senang sekali anda telah singgah ke gubuk saya. Semoga yang diniatlan bisa tercapai.

Iya, benar. Di balik puisi, atau di balik dunia literasi tentunya bahasa dan kehalusan budi pekerti sasarannya. Karenanyalah ini perlu diperjuangkan.

Salam kenal juga.
Semoga baik dan sehat.

Terimakasih atas berbagi pandangan yang penuh makna salam kuat dan sehat selalu buat abang @mpugondrong

Terimakasih kembali.

Yups. Semoga kita selalu sehatdan dimudahkan segala urusan.

Amien semoga Allah memberkahi keistiqamahan dan ribuan kejut penuh manfaat untuk kita. @mpugondrong

Aamiin.

Salam.

Salam literasi @mpugondrong

salam kenal pak. saya @feriald kebetulan orang Bekasi tinggal sekitaran Kalimalang. Dulu ke UNISMA untuk belajar di kelas menulis FLP Bekasi. Membaca ceritanya sungguh bersemangat membawa sastra (khususnya puisi) masuk kampung. Sangat unik dan berbeda dalam membawa ruh sastra ke masyarakat di kampung-kampung sekitaran Bekasi.

Terimakasih responnya @feriald

Di samping kampus Unisma, tepatnya pintu masuk kampus yang disamping itu kan ada Saung Sastra.

Di situlah pusat kegiatannya.
Kalau Feri datang lagi ke Unisma, singgahlah. Diskusi dan ngopi pun enak di sana, sekalian duduk di pinggir kali melihat mobil bergerak di seberang: tepatnya sepanjang jalan Chairil Anwar itu. hehe.

Di mana di Bekasinya?
Salam kenal juga dari saya.

Dulu ketika SMP tekun belajar puisi di pelajaran bahasa indonesia, tapi setelah selesai sekolah selesai sudah. Sekarang ketemu @mpugondrong di platform baru ini, semoga mau membagikan ilmu dan mengkritik tulisan kami yang masih pemula. Terimakasih @mpugondrong.

Sama-sama @bidik

Semoga tetap semangArt dalam berkarya ya dan terus berusaha membaca aktif tulisan-tulisan para penyair lainnya.

Terimakasih kembali
Yuk mari sama-sama berbagi dan sama-sama belajar kembali.
Salam.

Terimakasih @mpugondrong sudah meresponnya. Harapan saya mpu mau mengkritik tulisan dan memberikan pencerahan dalam dunia menulis, meskipun sepatah dua kata.

Ya.
In sya Allah.

Semoga kita selalu sehat dan giat berkarya.