Story validasi dan verifikasi data calon penerima PKH kemarin masih menyimpan sebuah cerita yang belum sempat saya posting.
Berbagai kesibukan di bulan November ini masih menjadi alasan berbagai postingan selalu gagal launching d stemit.
Mulai dari persiapan pilchiksung, validasi, verifikasi, bimtek, dan juga menyiapkan orderan jilbab sebanyak 20 buah yang sudah masuk waitinglist.
Ditengah berbagai kesibukan tersbeut, pada hari Senin kemarin, saya bersama isteri mempunyai tugas untuk membantu kawan kawan saya validasi data di desa cot Girek dengan cakupan wilayah wilayah sekitar Sago dan cot buket.
Dari pertemuan validasi data penerima PKH hari itu, ada seorang calon penerima manfaat yang kebetulan tidak bisa mengikuti kegiatan validasi yang kami adakan karena baru melahirkan.
Kondisi ini membuat saya bersama istri tercinta ummi daffa untuk validasi datanya langsung ke rumah yang bersangkutan.
Dari hasil penelusuran, informasi yang kami dapatkan dari pak geuchik Sagoe, rumah yang tersebut ternyata terletak agak jauh ke dalam sekitar 1 km lebih masuk ke arah selatan desa cot Girek.
Selesai pertemuan di.meunasah cot Girek, jam 17.00 mulailah kami menyelusuri jalan menuju rumah KPM tersebut.
Pertama kami singgah di sebuah kios yang terletak di perbatasan antara cot Girek dan buket teukuh. Dan dari arahan warga yang ada d kios itu ternyata kami harus memutar kembali haluan kami ke arah barat mengingat jalur yang pertama kami ambil ternyata agak jauh.
Harapan sudah mempunyai rute yang agak dekat mungkin sedikit meenghilangkan rasa penat dan capek untuk ke tempat tujuan.
Penyelusuran kembali kami lanjutkan, alhamdulilah kami singgah di sebuah rumah untuk kembali bertanya rumah yang akan kami kunjungi ini. Katanya tidak jauh dari sini saya akan berjumpa dengan hutan belantara yang sedikit sepi dan kemudian dibalik hutan belantara dengan jalan setapak itu akan ada sebuah perkampungan yang bernama dusun teupeuh tempat tinggal calon penerima manfaat yang kami maksud.
Mengingat jam sudah menunjukkan jam 17.30 maka kami singgah di sebuah warung untuk shalat dan menikmati mie goreng rasa cinta bersama isteri saya :)
Dusun teupeuh desa Sago terletak agak jauh emang dari desa Sago. setiap hari raya kurban. Geuchik desa Sago selalu menyerahkan sebuah hewan kurban untuk warganya di sana. Kalau ada hewan kurban 3 buah berarti 1 buah diserahkan ke dusun teupeuh untuk d sembelih di sana. Jika ada bantuan beras begitu juga,,, kuota untuk dusun itu segera di bagi dan dikirim ke sana agar warga di dusun itu tidak perlu turun ke desa Sago. "Cerita ibu2 di warung tempat kami singgah.
Selesai menunaikan kewajiban ,, tanpa memperpanjang cerita, saya bersama isteri mulai melanjutkan kembali perjalanan menyelusuri alamat calon penerima bantuan.
Dan ditengah tengah hutan, mulailah rasa galau dan rasa takut menghalau,, kwkwkwkwk. Jalan yang mula nya satu jalur mulai terjadi penampakan jalur dua hahahaha. Disinilah kami harus memilih. Pilihan jalan lurus mendaki, atau jalan belok menurun. Kkwkwkw perih rasanya jenderal.... Kwkwkwk,,tadi kami tidak di kasih informasi tentang adanya persimpangan di tngah2 hutan yang damai dan sepi dari rumah penduduk. Kkwkwkw.
Harapan adanya orang yang bisa menjadi guide bagi kami pun mulai muncul. Sedikit demi sedikit suasana gelap pun hampir menyelimuti alam.... Tanpa pikir panjang, saya langsung mengajak isteri untuk mundur selangkah untuk maju berlangkah2...hahahaha
Mulai lah saya putar haluan balek k belakang sambil berharap ada warga yang lewat untuk menanyakan kembali jalur mana yang perlu kami tempuh. Naik mendaki atau belok kanan menurun.
Alhamdulilah. 5 menit kemudian berjumpa dengan seorang warga yang tinggal tidak jauh dari persimpangan yang membuat kami jadi galau.
Ternyata pilihan belok kanan menurun adalah jalur yang tepat untuk kami telusuri.
Medan di jalur menurun ini juga masih penuh dengan kedamaian dan kesepian warga. Tidak ada satupun tanda tanda kehidupan di jalan ini.
Dan di tengah2 jalan ini kembali kami berhadapan dengan sebuah persimpangan. Ohh...ohhhh... Tidakkk mungkin kami balik kembali mengingat sudah agak jauh dari tempat pertama kami bertemu dgn warga tadi. Akhirnya saya memilih untuk belok ke jalur kiri menurun dengan berdoa dalam hati agar ini bukanlah jalan yang sesat dan menyesatkan kami :D
Ternyata pilihan kami benar. Mulailah terlihat warga yang beraktifitas dengan mengembala sapi. Hewan ternak ini sungguh sangat menarik perhatian kami. Sapi-sapi nya sangat bersih dan gemuk gemuk sekali. Sampai2 isteri pun mengatakan maunya kita ada sapi di sini ya bi ...kita suruh pelihara Ama orang sini. Hehehehe.
Mulailah hilang rasa cemas dan takut setelah kami melihat segerombolan anak anak yang baru pulang mengembala sapinya. Wajah wajah lelah kami terbayar lunas ketika alamat rumah calon penerima yang kami tuju ternyata bukanlah alamat palsu.
Cuma yang membuat sedikit rasa iba kami adalah rumah yng ditepati oleh calon penerima manfaat PKH ini hanya terdiri dari 2 kamar yang super multi fungsi. Disitu dapur dan disitu tempat tidur. :(
Semoga dengan tervalidasi nya calon penerima bantuan ini ke depan beliau bisa bnar benar menjadi peserta PKH dan nantinya bisa bermanfaat sedikit banyaknya memenuhi gizi bagi bayi nya yang baru lahir.
Note :
- Story ini tanpa banyak dokumentasi , hp low bad. :(
- Ketik pakek hp, mohon maaf jika ada kt2 yg ketinggalan hurufnya :)
Cerita yang bikin nangis.
Namun sebagai catatan, klo sapi itu satuannya ekor bukan buah
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Hahahaha... Keyboard nya auto suggest kang. Tertekan buah hahha
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit