ANTARA KULAH DAN KRAN | Hemat air untuk kehidupan |R#5

in indonesia •  7 years ago  (edited)

Malam ini saya menulis tentang dua buah tempat yang sering kita gunakan untuk berwudhuk. Dua tempat ini selalu ada di mesjid dan musalla.




Bagi kita umat muslim tentu sangat familiar dengan tempat ini. Kolam dengan ukuran minimal 1 x2 x1 M atau lebih. Dan satu lagi adalah keran. Kedua tempat ini digunakan untuk berwudhuk. Memiliki fungsi yang sama. Dan sudah menjadi barang yang menjadi wajib ada di mesjid atau musalla. Dalam pemakaiannya kedua benda ini memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. KULAH sebagai tempat wudhuk memiliki kelebihan dari sisi penghematan air. Air yang terbuang sangat sedikit dibandingkan keran. Air yang terbuang hanya pada saat kita mencuci kaki saja. Untuk 50 orang yang berwudhuk belum diperlukan tambahan air dan listrik. Air dua kulah sudah dinyatakan air yang suci biarpun di masukkan banyak tangan kedalamnya.

KRAN juga digunakan sebagai tempat berwudhuk. Tapi lihatlah mulai dari awal air terbuang sampai dengan selesai. Ini menunjukkan pemborosan penggunaan air. Memang hal ini tidak bisa kita pungkiri penggunaan benda ini. Jika kita kalkuasi setiap orang sekali wudhuk menggunakan 2 liter air. Maka berapa energi yang harus dibayar untuk ini. Jika kita bandingkan dengan air aqua. Maka berapa biaya yang harus dibayar. Lebih kurang Rp.5.000. Untuk sekali wudhuk.



Dalam hal ini kita perlu memperhitungkan biaya dan penggunaan air untuk kebutuhan kita. Sehingga ada yang mengatakan *tingkat keimanan seseorang dapat diukur dari cara dia membuka keran air sangat berwudhuk*. Karena disini perlu ilmu untuk menghemat sumber daya air. Bayangkan jika suatu saat air harus kita beli. Makanya dalam islam budaya hemat air sudah di budayawan dengan membuat KULAH dan kita disuruh berwudhuk dirumah baru ke mesjid. Sehingga semua menjadi hemat biaya.
> ketika budaya gratis masih ada di pola pikir kita, kapankah kemajuan akan menghampiri kita. Karena biaya ini semua ditanggung oleh mesjid sementara kita ke mesjid datang tanpa membawa apa-apa?. Hanya mengharap fahala saja. Sementara untuk pahala kita mesjid harus mengeluarkan 2 sampai 3 ribu untuk sekali kita berwudhuk. Dari mana biaya ini. Jadi dapat kita bayangkan jika sehari kita menyumbang 5000 untuk mesjid maka jika 5 kali sehari mesjid harus menanggung kekurangan 10,s.d 15 rb. Kalkulasi ini penting untuk zaman sekarang dimana seluruh harga naik.

maka dalam kesempatan ini mari kita budayakan kulah sebagai tempat berwudhuk supaya hemat biaya dan terhindar dari pemborosan penggunaan air. Sehingga sumber saya air tetap terjaga. save kulah


Demikian semoga bermanfaat,bahagia dan stay cozy

Salam

@muhammadabi

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Congratulations @muhammadabi! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the number of upvotes received

Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here

If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

Upvote this notification to help all Steemit users. Learn why here!

Di tempat saya malah tidak ada yang pake kulah pak. Tetap saja zaman dulu pake air di sumur masuj ke bak dan pakenya kran

Sangat baik itu. Kita bukan pelit dalam konteks ini. Tetapi menghemat itu kuncinya. Tks sdh hadir disini.

Benar. Tapi bagaimana cara menerapkan ini pada masyarakat umum zaman sekarang yang bahkan gratis saja mau yang bagus.😁

Terima kasih sudah berbagi tulisannya