Suatu berkah yang tak terhingga, ketika kita dilahirkan sebagai seorang anak terlepas dalam keadaan kaya ataupun miskin, di kota maupun di pelosok desa. Kita ada, karena adanya orang tua kita. Kehidupan ini bisa dijalani berkat adanya jasa orang lain kepada kita. Apapun profesi, status sosial yang disandang, dan seberapa banyak pengetahuan yang kita miliki, yang jelas, itu semua dapat kita raih berkat pertolongan orang-orang yang tulus disekeliling kita. Kita akan tetap menatap dan memandang jauh ke depan dan juga menjunjung tinggi akan nilai dan naluri kemanusiaan yang masih tertanam didalam sanubari.
Seiring dengan perjalanan waktu dan semakin dewasanya pemikiran, kita mulai sadar, bahwa kehidupan ini tak semuanya bernasib beruntung. Keinginan untuk merubah tentu ada, memperbaiki tatanan kehidupan, mengubah pola pemikiran yang terpatri pada masyarakat, dan menumbuhkan kesadaran. Dalam kesenduan hati terkadang terbayang, adakah suatu hal positif yang dapat ku perbuat, sehingga masyarakat lebih maju, pembangunan desa bisa optimal, perekonomian meningkat dengan berperan serta dalam kegiatan yang mulia ini.

Adapun desa kami, desa Pusong adalah sebuah desa yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Kembang Tanjong Kabupaten Pidie, yang berada dipesisir pantai selat malaka, jarak tempuh dari kota kabupaten menuju ke desa kami memakan waktu sekitar 1,5 jam dengan mengunakan sepeda motor. Bagi kami, sebuah desa laksana sebuah bahtera dalam mengarungi lautan yang luas, kita tidak bakalan tahu kapan dia menerjang ombak yang besar ataupun karang yang terjal. Yang pastinya desa harus tetap dijaga dan dipelihara kelestariannya.
Banyak kejadian baik dan buruk terukir disini. Salah satu hal yang menghambatnya pembangunan dan kemajuan di desa kami adalah akibat konflik berkepanjangan dan terisolirnya akses transportasi yang begitu sulit tuk dilalui, karena jalan menuju kampong kami rusak parah, dan ini berlangsung sejak lama. Untuk mata pencaharian masyarakat kami rata-rata sebagai nelayan dan petani tambak.

Aku terlahir di desa ini sebagai seorang anak dari masyarakat desa dengan kategori rumah tangga miskin. Cita-cita yang ingin kuraih seakan pupuh di tengah jalan. Aku sempat berpikir, jangankan bisa kuliah di suatu Universitas kelak, bahkan Sekolah Dasar pun belum tentu dapat kuselesaikan. Banyak hal yang menghalangiku. Bukan saja keadaan perekonomian keluarga kami yang pas-pasan. Tetapi juga keadaan jalan desa kami yang sangat sulit untuk dilalui.
Aku dan kawan-kawan se- usiaku terpaksa membuka sepatu setiap pagi dan siang sewaktu berangkat dan pulang dari sekolah untuk menghindari banyaknya lumpur becek yang mengotori dan membasahi sepatu kami. Keadaan ini akan lebih parah di kala musim hujan. Kadang terpaksa kami ke sekolah hanya dengan memakai sandal jepit karena sepatu yang tidak kering. Syukurlah bapak dan ibu guru kami sangat memahami akan hal ini.
Sebagaimana kata pepatah, dimana ada keinginan disitu ada jalan. Mungkin semangat kami tidak pupus sampai disini. Melihat dan mengingat bukan kami saja yang mengalami nasib begini. Setiap masyarakat yang lewat dengan berbagai macam kebutuhan dan keperluan, apakah itu menyangkut kebutuhan hidup atau sekedar lewat untuk mengunjungi kawan kerabat. Mutlak nasib sama akan dialami. Bahkan guru yang berasal dari desa kami akan menjinjing sepatu seperti halnya kami.
Rutinitas ini terus berlangsung seakan tidak pernah berubah semenjak desa ini lahir atau semenjak masa penjajahan. Namun bukannya tidak ada pemikiran maju untuk membangun jalan ini, berbagai usaha telah dilakukan. Bahkan kadang secara suka rela gotong-royong dilakukan pembersihan rutin bulanan. Tidak adanya dana yang cukup untuk pengadaan material guna rehab ataupun perkerasan menjadi kendala yang sangat sulit dipecahkan.
Pertanyaan yang kerap kali muncul dengan sendirinya adalah apakah kami telah terlupakan? Jauhnya kami dari pusat pemerintahan kabupaten, ataukah sulitnya medan yang harus ditempuh menyebabkan kami tersisihkan?. Berbagai pertanyaan dan anggapan negatif terhadap pemerintah terus membayangi kami akibat kekecewaan dan ulahnya jalan ini. Namun tidak pernah ada yang berubah. Seakan negeri ini telah berdiri diatas angin, dengan hukum dan dan peraturan yang tak pernah ada realisasinya.
Pada tahun 1994 s/d 1998 pemerintah mencanangkan program Inpres Desa Tertinggal (IDT) namun hanya sebagian dari prasarana desa di kecamatan ini terdanai.
Titik terang mulai terbit, bagai mendapatkan durian jatuh, mulai tahun 1998 s/d 2006 desa kami akhirnya terdanai dengan program pemerintah yang disebut Program Pengembangan Kecamatan (PPK). Rasa haru dan bangga bersatu padu dalam hati kami. Walaupun jalan desa yang kami lalui belum terdanai, namun rasa kepercayaan terhadap pemerintah bersama dengan program kerjanya mulai kembali tumbuh bersemi dihati kami. Harapan kami seakan yakin bisa diwujudkan lagi.


Pada tahun 2007 program PPK diganti dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM_MP) dengan sepak terjangnya yang pro masyarakat miskin dan partisipatif membuat kami semakin yakin wujudnya keinginan kami akan jalan yang mudah di lalui. Melalui berbagai tahapan-tahapan musyawarah tingkat dusun akhirnya usulan perkerasan jalan ini menjadi prioritas sebagai usulan desa.
Tak terucapkan rasa bahagia ini bersarang begitu kuatnya sewaktu beberapa orang utusan dari desa kami diundang untuk menghadiri musyawarah antar desa yang akhirnya mengumumkan bahwa program ini akan mendanai pembangunan jalan di desa kami. Yang lebih menyenangkan lagi bahwa anak-anak muda desa bisa bekerja pada pembangunan jalan ini bersama-sama dan dibayar dengan upah yang pantas.
Ketika dana pembangunan ini akan dikeluarkan, seorang petugas dari program yang disebut fasilitator datang ke desa kami membuat musyawarah pra pelaksanaan untuk menyepakati upah yang akan dibayar, mengisi nama-nama calon pekerja dan menjelaskan teknik pelaksanaan pekerjaan yang benar. Katanya kaum perempuan yang ingin bekerja pun di beri kesempatan penuh untuk bekerja. Awalnya masyarakat desa kami tidak yakin dan ketawa-ketawa seakan tak percaya. Yang benar saja, petugas ini begitu serius dan semangat dalam mengajak.
Pada saat hari pertama akan dilaksanakan pekerjaan pasangan talud dan badan jalan tak disangka-sangka, Fasilitator tersebut juga datang pagi-pagi dengan mengarahkan dan memberi contoh pengerjaan yang baik dengan sangat telaten. Beliau selalu saja menanyakan pendapat bagaimana cara pengerjaan yang lebih baik. Masyarakat desa kami sangat senang dengan sikapnya.
Sering masyarakat desa kami duduk-duduk bersama dengan Fasilitator ini. Bahkan masyarakat sempat bertanya padanya bagaimana cara beliau itu lebih sukses dalam mendampingi masyarakat Katanya dengan menghayati setiap kebutuhan dan masalah yang dihadapi masyarakat, menyadari kekuatan dan kelemahan diri, melaksanakan tugas yang embankan dengan sepenuh hati, penuh rasa tanggung jawab, merasa sedih jika berkinerja jelek, meyesuaikan diri yang cepat dengan masyarakat, bisa menetapkan skala prioritas dan dengan cepat bisa membangun kemitraan.

Bahasa dan cara menjelaskannya sederhana dan mudah untuk dimengerti. Ada banyak hal yang belum kami miliki dan kami sadari sebagai masyarakat yang belum pernah mengenyam arti kehidupan. Kami sadar bahwa kami lahir dan berkehidupan di desa ini. Namum sangat banyak kekayaan alam yang belum bisa kami olah dan kami manfaatkan untuk merubah kehidupan perekonomian masyarakat. Teringat akan sebuah nasehat yang menyatakan bahwa kita bahagia bila bisa membuka mata untuk menyadari bahwa kita memiliki banyak hal yang berarti.
Manusia bisa bahagia bila ia mau membuka mata hati. Hari-hari yang terlewati bersama dalam membangun jalan desa bagi masyarakat yang terlibat adalah masa-masa indah yang sangat berkesan. Selama pelaksanaan tidak ada hambatan dengan pencairan dana ke desa oleh program PNPM-MPd. Tidak ada pemotongan dana atau kebocoran kecil yang terjadi. Dana tersalurkan sesuai dengan hasil musyawarah antar desa penetapan usulan yaitu untuk pembangunan jalan desa .

Tidak terasa dengan semangat kebersamaan dan kerjasama yang kuat seluruh masyarakat desa telah terbangun perkerasan jalan dengan talud yang baik disamping kiri dan kanan sisi badan jalan. Bahkan hasil volume realisasi yang dapat dapat dibangun melebihi target rencana yang telah ditentukan program.
Pembangunan jalan desa ini terlaksana dengan baik dan kami seluruh masyarakat desa yang telah ikut terlibat secara aktif dalam setiap tahapannya, merasakan kepuasan dan dari disinilah tumbuh rasa memiliki bahwa kami yang merencanakan, kami yang melaksanakan dan inilah jalan yang sangat kami butuhkan untuk merubah kondisi taraf hidup kami. Adakah suatu program pemerintah yang lebih mengutamakan hak masyarakat atas pembangunan seperti ini dibentuk..?

Inilah program yang membela hak kaum lemah. Adanya jangka waktu rencana kerja dan tindak lanjut yang jelas dalam penyelesaian kegiatan selalu saja dikontrol dengan musyawarah yang dilakukan rutin bersama pelaku ditingkat kecamatan oleh tim pengelola kegiatan tingkat desa merupakan salah satu wujud komitmen dan tanggungjawab bersama untuk menyelesaikan kegiatan sesuai dengan target yang telah disepakati.
Berdasarkan RKTL tersebut Tim Pengelola Kegiatan tingkat desa dapat mengatur mobilisasi tenaga kerja dan bahan sesuai keadaan lapangan.
Sebelum pelaksanaan kegiatan pembangunan jalan ini selesai pihak pelaku program PNPM ditingkat kecamatan telah mengundang beberapa orang dari masyarat desa kami yang telah dipilih dalam musyawarah desa sebagai tim pemelihara dan pelestarian prasarana untuk mengikuti pelatihan TP3 ditingkat kecamatan.

Sungguh tidak disangka sebelumnya bahwa dalam pelatihan ini wakil masyarakat yang telah mengikuti pelatihan sepulangnya di desa mereka sedikit menjelaskan kepada masyarakat bahwa pemeliharaan bukan hanya terbatas pada pemeliharaan saja tetapi sudah pada kegiatan penggantian atau peningkatan prasarana, mengantisipasi kebutuhan lain selain pemeliharaan rutin atau darurat. Tim TP3 ini berusaha membagi rata beban kegiatan kepada masyarakat dan memantau kebutuhan pemeliharaan secara menerus.

Tim Pengelola Kegiatan tingkat desa mengadakan Musyawarah Desa Serah Terima sebagai suatu bentuk tanggungjawab secara terbuka kepada masyarakat dalam hal hasil kegiatan, barang/alat. Masyarakat desa kami telah menyatakan menerima dengan baik hasil prasarana yang telah dibangun. Dengan sangat gembira kegiatan ini berhasil dilaksanakan. Kini beramai-ramai masyarakat melewati jalan ini dengan baik dan mudahnya. Tidak sama lagi semasa kami sekolah. Inilah jaman perubahan, inilah jaman kemerdekaan bagi desa kami. Semoga keadaan ini akan terus bertahan dan menuju keadaan yang lebih baik.
Suatu hal yang terkenang bahwa segala sesuatunya pasti akan berganti. Tidak selalu hujan, tidak pula panas. Daun daun akan berjatuhan, kemudian bunga-bunga pun akan bermekaran. Semua akan indah pada waktunya tiba.
Terimakasih Program Kepada Fasilitator yang telah melakukan yang terbaik demi kemajuan desa kami.
#Indonesia tidak akan terang dengan hanya mengandalkan suluh yang besar dari ibu kota, tapi Indonesia justru akan terang meski hanya dengan lilin-lilin kecil dari desa.


Mantap....
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Trims...
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Cukup panjang dan cukup menyita waktu untuk membaca. Tapi penantian masyarakat desa untuk mengecap sarana dan prasarana yang memadai jauh lebih panjang daripada artikel ini. Sebagai anak dusun, saya tau persis apa yang aduen @munawar87 alami, karena saking terisolirnya desa, untuk melihat sepeda motor bersih saja sangat jarang. Maklum, lumpur saat hujan dan debubyang tebal saat kemarau adalah makanan sehari-hari.
Saat ini semua desa dalam proses pembangunan, semoga bisa dipertahankan dan dikembangkan lebih baik lagi, demi kemashlahatan generasi.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Ya brother @lamkote, itu hanya sekelumit kisah.
Mudah-mudahan yang kita cita-citakan bersama lambat laun akan tercapai.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Congratulations @munawar87! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
To support your work, I also upvoted your post!
For more information about SteemitBoard, click here
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by munawar87 from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.
If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Ajak masyarakat untuk masuk ke dalam steemit dan semua bisa kemudian memberikan sumbangan untuk membangun desa bersama secara gotong-royong, tidak perlu andalkan siapa-siapa termasuk pemerintah dan sponsor, tapi benar oleh bersama.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Ya kak, saya pernah menulis tentang itu. yang judulnya "terobosan untuk tumbuh di Steemit", bagaimana memanfaatkan dana desa untuk investasi di Steemit.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit