Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun . . .
Indonesia kembali berduka dengan tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402. Kepastian kapal selam tersebut tenggalan, dapat dipastikan melelui pernyataan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono melaui kompas.com tanggal 24 April 2021.
Kapal yang berjumlah sebanyak 53 orang, diperkirakan tenggelam di kedalaman 850 meter dasar lautan. Pada waktu yang bersamaan Sang KSAL telah meningkatkan status pencarian kapal. Dari sebelumnya berstatus submiss (kapal selam hilang) ditingkatkan menjadi subsunk (kapal selam tenggelam).
Saat ini, upaya evakulasi sedang dilakukan dengan melibatkan beberapa negara sahabat seperti Singapura, Australia hingga Amerika. Harapanya, evakuasi ini dapat dilakukan secepat mungkin, agar pasukan-pasukan yang tenggelam bersama kapal dapat diselamatkan.
Masih berdasarkan hasil bacaan dari beberapa media, saat ini potensi pasukan yang tenggelam bersama dengan kapal tersebut masih memungkinkan untuk di selematkan.
Kita tentu berharap dengan memohon kepada Allah s.w.t, agar pasukan tersebut dapat terselamatkan.
Mereka adalah putra-putra terbaik bangsa, yang pasti mendapatkan posisi khusus di dalam hati Bangsa Indonesia, atas komitmen dan jiwa kesatrian mereka demi menjaga keutuhan wilayah perairan Indonesia.
Kapal naas itu sendiri, merupakan kapal buatan Jerman yang sudah dioperasikan oleh Angkatan Laut Indenesia sejak tahun 1981. Kapal berbobot 1.200 ton itu telah berbuat untuk kedaulatan wilayah perairan Indonesia selama 40 tahun.
Salah-satu kiprahnya yang masih sangat melekat dalam ingatan Bangsa Indenesia adalah saat puncak ketegangan Indonesia - Malaysia di Blok Ambalat. Saat itu KRI Nanggala mengambil peranan strategis dengan melakukan misi pengintaian dan penyusupan di dasar lautan, semata-semata hanya untuk menjaga kedaulatan Indenesia.
Kita tentu sangat berharap, dengan mengetuk pintu langit, agar ada keajaiban dari Sang Pemilik Kuasa, agar putra-putra terbaik Bangsa dapat terselamatkan.
