dari sebiji padi kita menjelma pagi, sepotong sajak dan
secangkir kopi – tumpah di tepi
“kau pasti lupa pada pulot, timphan dan seudati.”
aku selalu membenci mulutmu yang sebiru mataku
meruapkan aroma Seulawah dengan rumah tua di pucuknya
dan kau pernah berpose di sana sambil membayangkan:
ada ribuan nisan tak kau kenal
nun di gunung, di pelosok malam paling dalam,
bersitatap dengan mulut anakmu tak bisa diam.
kau adalah perempuan kampung, inong balee
ditinggal pergi lelaki baja
menanami ladang dengan biji-biji padi.
“kita telah menjadi sunyi, iklan dan televisi.”
dari sebiji padi kita menjelma api, sepotong mata dan
sepiring nasi – yang pecah di kaki.
“apa kau masih ingat
Depok, Maret 2018
GAMBAR Ilustrasi: pixabay.com
Posted from my blog with SteemPress : http://musismail.com/daru-sebiji-padi/