Ini lagi-lagi kisah perjalanan pulang dari kantor malam ini. Saya melaju agak kencang ketika secara tak sengaja mata tertumbuk pada dua tubuh di trotoar jalan. Mereka adalah seorang ibu -- tak jelas usianya -- dengan seorang anak kecil yang di keningnya ada tertempel koyok. Tek jelas, apakah anak itu sedang sakit.
Setelah lewat beberapa ratus meter, saya sempat akan balik untuk melihat kedua sosok itu. Saya iba dengan kondisinya. Jangan -jangan memang benar-benar sakit -- sambil berdoa semoga ada Hamba Allah yang menolongnya. Tapi saya segera teringat jangan-jangan itu hanya "modus" para peminta-minta untuk mendapatkan belas kasihan.
Ada banyak modus yang dilakukan para peminta-minta untuk memancing para dermawan. Mulai dari membawa anak kecil, cedera, hingga berpura-pura sakit. Temuan-temuan itu dengan mudah kita dapatkan ketika mengetikkan kata kunci "modus peminta-minta" di mesin pencari Google maupun di kolom pencarian di situs berbagi video Youtube.
PENGEMIS DI DUBAI | Foto: emirates247.com
Modus atawa pura-pura terkadang memang cukup ampuh. Namun celakanya, modus semacam itu membuat sebagian orang -- termasuk saya -- menjadi berpikir ulang untuk menolong seseorang. Kita jadi berpikir beberapa kali jika menemukan seseorang di jalan yang boleh jadi memang membutuhkan pertolongan. Namun pikiran kita segera terlintas kata "modus" sehingga tak jadi menolongnya.
Memang sungguh luhur berbagi rezeki kepada siapa pun. Tapi, banyak peminta-minta melakukan itu bukan karena ia mengalami kekurangan secara fisik, tapi karena "keenakan" sekaligus kemalasan. Mereka malas bekerja bidang lain karena membutuhkan tenaga lebih. Adapun pekerjaan meminta-minta hanya perlu "keberanian" untuk menadah tangan kepada orang-orang.
Apalagi ketika kegiatan meminta-minta lebih besar pendapatannya jika dibandingkan pekerja yang bisa dilakoninya, misalnya menjadi tukang cuci, perawat bayi, juru masak, buruh bangunan, sopir angkutan, tenaga keamanan, petani, nelayan, bahkan menjadi staf di sebuah perusahaan. Bahkan, di luar negeri ada yang digelari "pengemis profesinol", yakni mereka yang sadar betul dengan pekerjaan itu bisa menghasilkan banyak uang.
Di Dubai, misalnya, menurut sebuah publikasi seorang pengemis bisa berpendapatan Rp 47 juta perhati. Di Australia, seorang pengemis bisa mendapatkan pendapatan hingga 3-4 juta perhari. Di Jakarta, menurut laporan Jawa Pos pada 2017, pendapat pengemis bisa Rp 6 juta sebulan.
Jadi mengemis adalah pekerjaan yang lumayan gurih. Tak heran, jumlah pengemis di berbagai kota di Indonesia makin banyak. Modus mereka pun makin aneh-aneh. Ada yang bisa berpenampilan seolah-olah cacat, bahkan ada yang sampai membuat bagian tubuh tertentu seperti benar-benar luka lengkap dengan percikan darahnya.
Celakanya, persoalan pengemis ini tidak pernah tertanggulangi secara tuntas meskipun di beberapa kota mempunyai peraturan daerah yang melarang memberikan uang kepada pengemis. Persoalan lain, tampaknya pemerintah belum menemukan rumusan yang tepat untuk menanggulangi mereka. Sehabis diamankan saat razia, mereka dilepas lagi atau dipulangkan ke kampung masing-masing. Tak lama, mereka balik lagi. Begitu seterusnya.
Itu modus pengemis. Tapi modus tidak hanya dilakukan oleh pengemis, juga berkemungkinan dilakukan oleh siapa saja, termasuk anggota keluarga kita sendiri. Misalnya, anak kita suka berpura-pura tidur ketika kita meminta tolong sesuatu. Lebih jauh, ada siswa yang berpura-pura sakit agar bisa bolos sekolah. Dan seterusnya.
Tentu bukan tidak ada dampak modus semacam itu. Ketika kita tahu itu modus, ketika ia sakit beneran kita menjadi tidak sigap untuk menolongnya. Kita pun dengan enteng mengatakan: "Paling itu modus." Ini tentu sungguh celaka. Sebab, jika salah-salah dan tidak cepat tertolong bagi penyakit tertentu, bisa berbahaya.
Begitu pula modus yang dilakukan para pengemis tadi: ketika ada seseorang di jalan benar-benar membutuhkan pertolongan kita menjadi tidak sigap menolongnya.
DEPOK, 29 Desember 2018
MUSTAFA ISMAIL | IG: MOESISMAIL | @MUSISMAIL
SUMBER FOTO:
-
Posted from my blog with SteemPress : http://musismail.com/modus-atawa-pura-pura/
Congratulations musismail, you made 7 posts on 7 different days using Share2Steem !
You reached LVL 3 and earned 0.04 SBD !
Move to LVL 4 by making 15 posts in 15 days !
!tipuvote 0.04
Check the achievements list on https://share2steem.io !
Participate in our Christmas Challenge : 5 SBI shares to win !
This message is generated automatically.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
This post is supported by $0.04 @tipU upvote funded by @share2steem :)
@tipU voting service guide | For investors.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit