"Sebelum resmi ditutup posting status dulu ah.....!", Inilah tulisan yang semarak-maraknya menghiasi beranda media sebelah. Dilihat dari statusnya, bisa kita rasakan kentalnya emosional penggunanya. "Ini bencana", mereka tak lupa menambahkan nya lagi. Tulisan semacam ini benturan akibat dari wacana pemerintah yang ingin menutup Facebok.
Facebook sedang viral-viralnya. Penyebabnya?, Faceebok dituding membocorkan data penggunanya. Hasilnya, membuat pemerintah pasang badan tegap dan tegas. Walaupun Facebook sendiri telah membantahnya, dengan mengatakan penyebabnya adanya aplikasi yang bernama "thisisyourdigitallife" yang dikembangkan akademisi di Cambridge University yaitu DR. Alexander Kogan dan menggunakan fitur Facebook Login yang tersedia secara umum.
Alasan kedua, Facebook sudah banyak disusupi kabar hoak, paham radikal, ujaran kebencian dan hinaan, yang membuat pemerintah kawatir dengan nasib negeri ini jika dibiarkan melenggang bebas tanpa hambatan.
Nasib Facebook di nusantara Indonesia umpama "diujung tanduk". Ini hanya masalah waktu saja. Jadi pengguna Facebok harus segera bersiap menyediakan pelukan perpisahan hanya dengan ketukan palu akhir bulan April ini, walaupun tak rela, banyak masyarakat berharap ini hanya kabar hoak semata. Wajar, karena yang namanya perpisahan itu bukanya identik kesedihan dan kepedihan saja, tapi refleksi rasa sakitnya bisa sampai kerelung tulang sumsum.
Kesedihan penggunanya ini cukup beralasan. Karena ini bukan soal sedih berpisah dengan nama yang telah dibentuk segemes dan sekeren-kerennya. Semisal, " Dekjal cayang camu celaluuu, Abdan keren abicss, tgk boy apa adanyaaa", ataupun "Ani untuk bang ma'e". Pertemanan, hingga bisnis juga akan segera berakhir di media ini. Dengan kata lain Faceebook telah berjasa memberikan banyak keuntungan pada penggunanya.
Kita jangan lupa, sejak diluncurkan pada bulan Februari 2004. Hingga September 2012, pada masanya semua pernah jadi bagian dari media sosial ini. Dan jika ada salah seorang sampai saat itu belum memiliki akun di Facebook, mereka kerap dicap sebagai manusia purba. Bahkan, pada masa itu, media ini kita gunakan sebagai senjata untuk memikat para gadis, dengan selalu update status nan manja lebay. Ia kan?
Seiring waktu, munculnya banyak media saingan, Facebook pun mulai tersingkir dari puncak keemasan, dan yang paling menyedihkan lagi adalah, banyak pengguna media ini selalu posting kabar hoak, ujaran kebencian dan hinaan. Facebook benar-benar seperti kebun binatang dibuat penggunanya.
Facebook sejatinya adalah salah satu-media sosial yang bisa memberikan berita super cepat. Tapi dasar manusia, "Bagai kacang lupa kulitnya" inilah bukti jika manusia mampu merusak semuanya, mulai alam sampai media. Yang padahal dengan teknologi dan media saat ini, banyak hal positif bisa kita kembangkan untuk kemaslahatan umat manusia.
Personil( pengguna) media Facebook telah benar-benar berhasil membuat stigma negatif pada media ini. Alangkah sangat disayangkan dengan ulah penyalahgunaan. Dari sini dapat kita dapat ambil pelajaran, bahwa sanya media sekaliber Facebook pun dapat jatuh jika para penggunanya selalu mengisi beritanya dengan hoak.
Pertanyaan nya ialah, bagaimana jika pecandu hoaks media sebelah ini pindah ke Steemit?
Nah, jika ini terjadi, bersiaplah Steemit juga akan mengalami nasib yang sama seperti yang dialami seniornya. Tapi, rasanya pola hoaks yang diterapkan di media sebelah tak akan bisa berhasil disini, sebab sepengetahuan saya yang sudah berkecimpung disini, Steemit dan para penggunanya adalah orang-orang benar waras bertalenta. Dan disini ada sistem flag yang dapat digunakan kepada mereka yang membuat konten SARA, HOAK, MENGHINA, dan bermaksud MENGHASUT.
Semoga kita dapat ambil pelajaran dari kejadian ini, karena disetiap kejadian pasti ada hikmahnya .Jangan hanya karena arogansi kita membuat kepentingan orang banyak terkorbankan. Seperti cerita Facebook ini, yang padahal begitu Besar manfaatnya media jika kita pergunakan dengan tepat, tapi lebih memilih menjual sampah untuk dikonsumsi khalayak umum.
Facebook pun hancur sebab kepentingan segelintir orang yang menjajakan permusuhan akhirnya terkena imbasnya kepada pengguna positif yang lain. Jika sudah begini kejadianya siapa yang salah?
Sekian dan terimakasih
@musliwadi
Tinggal nama deh.. 😊
Tapi memang banyak banget berita hoax yang tersebar, jadi masyarakat kadang termakan beritanya... Padahal belum tentu benar..
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Benar apa yang bu ira bilang. Terimakasih sudah mampir bu. Sukses buat ibu selalu.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit