Oleh : @nasrud

IND :

MANUSIA dan alam adalah dua objek yang tak dapat dipisahkan. Ketergantungan dengan alam sudah terjadi semenjak Nabi adam (manusia pertama) berada dipermukaan bumi ini. Dimana semenjak itulah semua kebutuhan manusia merupakan dari hasil alam.

Kehidupan manusia akan terancam jika Alam sudah tak lagi menjadi sahabat. Bagaimana ketika Alam "mengutuk" kita, agaimana ketika Alam murka terhadap prilaku sejumlah manusia yang tak memiliki tanggung jawab. Kita sudah melihat banyak realita dari beberapa kasus yang terjadi akhir-akhir ini.

Sudah menjadi kewajiban kita sebagai manusia untuk menjaga, melestarikan serta merawat alam dengan baik. Bukan malah merusaknya untuk kepentingan sesaat. Lihatlah betapa banyak "kutukan" alam yang terjadi. Banjir bandang, tsunami, kebakaran hutan, longsor, abrasi dan banyak kasus lain yang menajdi tolak ukur untuk senantiasa menjaga alam dengan baik.

Gerakan merawat alam harus kita tumbuhkan sejak usia dini pada generasi muda bangsa ini. Bila perlu sekolah harus mampu menciptakan generasi penjaga Alam. Ini adalah upaya bagaimana merawat alam semestinya.

Kesehatan Alam merupakan kunci bagaimana memupukKehidupan masyarakat yang sekarang dan seterusnya.
Alam telah banyak "memberi" kita kehidupan. Hampir setiap hari kita hidup berketergantungan dengan hasil Alam. Alam telah menjadi teman yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan.

Merusak alam sama halnya dengan merusak diri sendiri. Alam adalah kita, dan sudah sepatutnya kita menjadi penjaga alam yang baik. Mencintai alam sama halnya dengan mencintai generasi bangsa dimasa mendatang. Jangan biarkan kelak kita mendapat julakan nenek moyang perusak alam. Dimana saat alam merontong kehidupan mereka.

Pembangunan yang tidak membangun
Dalam artikel sebelumnya saya sudah menyinggung beberapa fenomena perilaku buruk Manusia terhadap alam. Kita tidak sedang melarang sejumlah orang memanfaatkan sumber daya alam. Tidak, kita tidak melarangnya.

Apalagi Tuhan menciptakan alam ini adalah untuk menunjang proses kehidupan manusia. Namun sebagian memanfaatkannya secara berlebihan tanpa peduli terhadap berbagai efek yang ditimbulkan. Pembangunan boleh saja dilakukan asalkan sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku terhadap eksistensi Alam.

Semua proses sudah semestinya kita berpacu dengan aturan yang ada. Bukan hanya manusia, alampum demikian adanya. Alam juga ada punya aturan main. Jangan sampai karena pembangunan, alam berbalik melakukan perlawanan. Ini sudah semestinya kita hindari.

Sebagai negara yang sedang berkembang wajar bila pemerintah sedang menggalakkan sejumlah pembangunan. Namun apakah pembangunan itu justru membuat kita harus melawan alam. Apakah kita perlu meneror alam sehingga kita terpaksa menerima “kutukan”. Hal ini yang tidak kita ingini. Kita sedang melakukan pembangunan bukan sedang melakukan sebuah kemunduran.

Praktik - praktik kapitalis penjarah alam sering menjadi fenomena mengerikan. Mereka sebenarnya yang menciptakan permusuhan dengan alam sedang masyarakat adalah imbas dari perbuatan busuk mereka terebut. Mereka mampu mengendalikan sejumlah regulasi “jika alam mulai mengutuk”. Sedangkan warga adalah penerima perlawanan alam. Hal ini perlu adanya kerja sama masyarakat setempat dalam mengawasi setiap penjarah alam.

Ironisnya, setiap laporan yang diajukan kepada lembaga terkait. Tidak sepenuhnya ada tindakan kongkrit terkait permasalahan itu sendiri. Misalnya kita contohkan kasus lapindo, kasus semburan lumpur panas di Desa Sidoarjo yang terjadi sepuluh tahun lalu itu sampai kini tak kunjung selesai. Malah yang membuat miris adalah Negara menganggapnya sebagai bencana Alam bukan bencana yang ditimbulkan oleh pengeboran (http://www.kompas.com/). Relaita ini yang membuat kita ingin bertanya, apakah penegak hukum buta, sehingga kasus besar yang seharusnya menjadi bahan evaluasi Negara untuk tetap melakukan tindak tegas terhadap perusahaan PT LAPINDO BRANTAS anak perusahaan Lapindo Milik Aburizal Bakrie yang telah merusak dan menyebabkan lumpurpanas itu melebar sekitar 671 hektar itu. Dan sampai hari ini tak satupun tersangka yang dijeblos kepenjara. Karena menurut Negara itu adaalh bencana Alam(www.cnnindonesia.com).

(source)

Gerakan sadar Alam dan lingkungan
Oleh sebab itu, untuk mengantisipasi “kutukan Alam” kita harus terus membina generasi peduli Alam dan lingkungan secara kontinu sehingga Alam dapat terus bersahabat dan manusia dapat terus menikmati hasil Alam secara maksimal. Sejumlah aktivis lingkungan sudah saatnya bergerak untuk memberi penyuluhan terhadap masyarakat, bagaimana, dan mengapa kita berkewajiban menjaga Alam dan lingkungan.

Jangan sampai masyarakat sekitar juga menjadi bagian perusak Alamnya sendiri karena tidak mengerti dan tidak ada yang memberikan pemahaman terkait ilmu Alam itu sendiri. Ini adalah tugas kita bersama. Menjaga lebih baik dari pada mengobati. Semoga. []

---

ENG :

By: @nasrud

Man and nature are two inseparable objects. Reliance with nature has occurred since the Prophet adam (first man) is the surface of this earth. Where ever since all the needs of the masnusia is the result of nature.
Human life will be threatened if Nature is no longer a friend.

What about when Nature "condemns" us. What about when nature is angry at the behavior of some human beings who have no responsibility. We have seen the reality of some cases that have happened lately. It is our duty as a human being to preserve, preserve and care for nature well. Not even damage it for the sake of a moment. Look at how many natural "curses" occur. Flash floods, tsunamis, forest fires, landslides, abrasions and many other cases of benchmarks to keep nature well.

Natural care movement should we grow from an early age in this nation's young generation. If necessary the school should be able to create a generation of Nature guards. This is an attempt to take care of nature. Natural health is the key to how to nurture the life of today's society and beyond.

Nature has a lot to "give" us life. Almost every day we live in dependence with the results of Nature. Nature has become a friend who can not be separated from life. Destructive nature as well as self-destructive. Nature is us, and it is fitting for us to be a good guardian of nature. Loving nature is the same as loving the generation of the nation in the future. Do not let us one day get the ancestors of the destroyers of nature. Where the natural time ran their life.

Development that is not building
In the previous article I have already touched on some of the phenomena of Bad man's behavior towards nature. We are not prohibiting some people from using natural resources. No, we do not forbid it.

Moreover, God created this nature is to support the process of human life. But some use it excessively regardless of the effects.
Development can be done as long as in accordance with the rules that apply to the existence of Nature. All processes are supposed to be racing against the rules. Not just human beings, nature is so. Nature also has rules. Do not let due to development, nature turns against resistance. This should be avoided.

As a developing country, the government is promoting a number of developments. But whether that development actually makes us have to fight nature. Do we need to terrorize nature so we are forced to accept "curse". This is what we do not want. We are doing development instead of doing a setback.

The natural looters' naturalist practices are often a terrible phenomenon. They are actually creating hostility to the medium nature of society is the impact of their rotten deeds. They are able to control a number of regulations "if nature begins to condemn". While the citizens are the recipients of the natural resistance. It is necessary for the cooperation of the local community to oversee every natural looter.

Ironically, any report submitted to the relevant agencies. There is not a concrete action related to the problem itself. For example we example the case lapindo, cases of hot mud bursts in the village of Sidoarjo that occurred ten years ago that until now never completed. In fact that makes sad is the State think of it as a natural disaster is not a disaster caused by drilling (http://www.kompas.com/). Relaita is what makes us want to ask whether the law enforcement is blind, so the big case that should be the material evaluation of the State to continue to take firm action against the company PT LAPINDO BRANTAS subsidiary Lapindo Belong Aburizal Bakrie that has damaged and caused the mudflow widened around 671 hectares. And to this day none of the suspects imprisoned jail. Because according to the State there is a natural disaster (www.cnnindonesia.com).

The movement is conscious of nature and environment
Therefore, to anticipate the "curse of Nature" we must continue to nurture the caring generations of Nature and the environment continuously so that Nature can continue to be friendly and humans can continue to enjoy the results of Nature to the fullest. A number of environmental activists are moving to provide information about the community, how and why we are obliged to protect Nature and the environment.

Do not let the surrounding community also become part of the destruction of Nature itself because it does not understand and no one provides understanding related to the science of Nature itself. This is our common duty. Maintain better than cure. Hopefully. []