SUMATRAN ELEPHANT, CRITICALLY ENDANGERED

The Sumatran Elephant (Elephas Maximus Sumatrensis) is now threatened by life. Especially the Sumatran elephants around the forests of Aceh, their population continues to decrease from year to year. From the start of logging to the hunting of elephant ivory is the trigger for the threat of animal life in the forests of Aceh. So many hunters who just hunted the elephant ivory and let the bodies of elephants rush to rot in the woods.
At this time, the elephants began to cross into the community land that is not the cause of the decrease of their food sources in the forest that resulted in human actions themselves such as logging / illegal logging, illegal clearing of land for plantation to palm land that continues invaded aceh forest which initially quite wide.

The entry of these wild elephants into the community dwelling areas I have witnessed myself when several months ago participated with the WWF Indonesia (World Wildlife Foundation) team for traditional wild elephant eviction training activities aimed at local communities in the Bener Meriah region. I found many traces of wild elephants and buildings that have been destroyed by these wildlife. The public recognizes that often groups of wild elephants come to their gardens at night even the elephants have dared to enter the residential areas of color.

*a villager house broke by elephant

On that occasion directly participate WWF Communication Staff in Aceh, Chikrini. He revealed that the population of Sumatran elephants in Aceh has shrunk by nearly 50 percent in the last 25 years. Sumatran elephant populations in Aceh previously numbered about a thousand, but began to decline from the 1990s and now live about 500-tail.
The Sumatran elephants today include critically endangered animals released by the World Conservation Institute - IUCN. In Indonesia, Sumatran elephants also enter protected species according to Law No. 5 of 1990 on Conservation of Biological Resources and Ecosystems. The entry of elephants in that category will not end if there is continued illegal logging and illegal land clearing continues. Do not let our children and grandchildren hear the name of the elephant just as a future fairy tale later.

*illegal logging traces in the forest

Gajah Sumatera (Elephas Maximus Sumatrensis) kini terus terancam kehidupannya. Khususnya Gajah Sumatera yang berada di sekitar hutan Aceh, populasi mereka terus berkurang dari tahun ke tahun. Dari mulai pembalakan hutan hingga perburuan gading gajah menjadi pemicu terancamnya kehidupan hewan ini di hutan Aceh. Banyaknya pemburu yang hanya memburu gading gajah dan membiarkan bangkai gajah yang mereka buru membusuk begitu saja di hutan.

Pada masa ini, gajah mulai masuk menyeberang ke lahan masyarakat yang tidak lain penyebabnya adalah berkurangnya sumber makanan asli mereka di dalam hutan yang di akibatkan okeh tindakan manusia sendiri seperti pembalakan hutan/penebangan liar, pembukaan lahan secara ilegal untuk dijadikan kebun hingga lahan sawit yang terus masuk menginvasi hutan aceh yang awalnya cukup luas.
Masuknya gajah-gajah liar ini ke wilayah tempat tinggal masyarakat telah saya saksikan sendiri ketika beberapa bulan yang lalu ikut bersama tim WWF Indonesia (World Wildlife Foundation) untuk kegiatan pelatihan pengusiran gajah liar secara tradisional yang ditujukan kepada masyarakat setempat di wilayah Bener Meriah. Banyak saya temui jejak gajah liar dan bangunan warga yang sudah di rusak oleh satwa liar ini. Masyarakat mengakui bahwa kerap kali rombongan gajah liar datang ke kebun mereka pada malam hari bahkan gajah-gajah tersebut sudah berani masuk ke wilayah pemukiman warna.

*trace of elephant dung in the village

Dalam kesempatan itu ikut langsung Staff Komunikasi WWF di Aceh, Chikrini. Beliau mengungkapkan bahwa populasi gajah Sumatera di Aceh sudah menyusut hingga hampir 50 persen dalam 25 tahun terakhir. Populasi gajah Sumatera di Aceh sebelumnya berjumlah sekitar seribuan, namun mulai menurun dari tahun 1990-an dan kini tinggal sekitar 500-an ekor.

Gajah Sumatera saat ini termasuk satwa terancam punah (critically endangered) yang dikeluarkan Lembaga Konservasi Dunia –IUCN. Di Indonesia, gajah Sumatera juga masuk satwa dilindungi menurut UU No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Masuknya Gajah dalam kategori tersebut tidak akan berkahir apabila terus terjadi pembalakan liar dan pembukaan lahan secara ilegal terus terjadi. Jangan sampai anak cucu kita mendengar nama gajah hanya sebagai sebuah dongeng depan nanti.
(Andhya Rusian Orcheva)bold****bold