Bunga
Nama | Bunga rumput karpet, sofa Condamine, kutukan Condamine, buah kabut, buah katak, buah-kabut bulu, lippia, atau rumput tikar (carpet weed, Condamine couch, Condamine curse, fog fruit, frog fruit, hairy fogfruit, lippia, mat grass and no-mow grass) |
Nama ilmiah | Phyla nodiflora var. minor (syn.: lippia caespitosa, lippia canescens, lippia canescens var. uncinuligera, lippia duartei, lippia filiformis, lippia litoralis, lippia nodiflora f. canescens, lippia nodiflora var. minor, lippia nodiflora var. pusilla, lippia nodiflora var. rosea, lippia subterranea, lippia uncinuligera, phyla caespitosa, phyla canescens, phyla filiformis, phyla nodiflora f. copiapina, phyla nodiflora var. canescens, phyla nodiflora var. pusilla, phyla nodiflora var. rosea, phyla subterranea, zappania canescens, zappania nodiflora var. rosea) |
Asal | Amerika Selatan |
Keluarga | Verbena-verbenaan (verbenaceae) |
Habitat | Di mana saja dari parit, jalan raya hingga pantai, ladang, lahan basah, kolam, rawa-rawa, tanah lapang, daerah terganggu, dll. |
Musim | Musim semi dan musim panas |
Keterangan
(Dari: https://gemini.google.com/)
Phyla canescens, umumnya dikenal sebagai Lippia, adalah ramuan abadi dalam keluarga Verbenaceae. Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan tetapi telah menjadi invasif di berbagai wilayah, termasuk Australia dan Amerika Serikat bagian selatan. Tanaman ini tumbuh subur di berbagai habitat, seperti lahan basah, zona tepi sungai, dan lokasi yang terganggu, sering kali membentuk lapisan padat yang mengalahkan vegetasi asli.
Ciri khas Lippia adalah batangnya yang menjalar, berakar pada ruas, dan daun kecil berbentuk bulat telur yang berseberangan, bergerigi, dan tampak berwarna keabu-abuan atau kehijauan (ditutupi dengan bulu-bulu halus dan pendek). Bunganya kecil, berbentuk tabung, dan tersusun dalam kelompok yang padat dan membulat. Setiap tandan berisi banyak bunga individu yang biasanya berwarna putih, merah muda, atau ungu. Periode mekarnya Phyla canescens bervariasi menurut wilayah tetapi umumnya terjadi dari akhir musim semi hingga awal musim gugur.
Tumbuhan ini khususnya menimbulkan masalah di lingkungan pertanian dan ekosistem alami karena tumbuhan ini membentuk tutupan tanah yang padat sehingga dapat menekan vegetasi lain, sehingga mengurangi keanekaragaman hayati. Kemampuannya untuk tumbuh subur di berbagai jenis dan kondisi tanah menjadikannya spesies invasif yang gigih dan menantang. Pengelolaan seringkali memerlukan kombinasi pemusnahan secara mekanis, penggunaan herbisida, dan upaya restorasi ekologi untuk menumbuhkan kembali tanaman asli dan mengendalikan penyebarannya.
Meskipun sifatnya invasif, Phyla canescens telah digunakan dalam pengobatan tradisional karena sifat anti-inflamasi dan analgesiknya. Namun, pertumbuhan agresif dan dampaknya terhadap ekosistem sering kali menutupi potensi manfaatnya.
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.
Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit