Bagaikan Katak di dalam Media Sosial

in indonesia •  6 years ago 

Suatu ketika muncullah budaya lucu yang ditanggapi serius oleh masyarakat global. Budaya dimana dunia nyata mulai tidak sakral lagi dibanding dengan dunia maya. Dunia maya dengan cepat masuk ke dalam sel-sel otak, menyatu ke dalam pembuluh darah Masyarakat Global bahkan hampir menyatu kedalam inti atom penyusun raga mereka sehingga hal itu menghijab keputusan yang berasal dari kemurnian ruh dan jiwa mereka. Alat dunia maya itu bernama Media Sosial (Medsos). Perjuangan yang ekstra nyaman, dengan fitur andalan yang dapat membuat para pengguna memoles identitas, didempul bahkan diketok magic dalam hitungan detik dapat ditampilkan ke khalayak umum hingga tampak refleksi mulia, walau sesungguhnya cara hidup mereka di dunia nyata sangatlah bertolak belakang dengan apa yang ada di dunia virtual medsos. Komunal-komunal medsos dengan cepat membentuk satu kesepakatan layaknya kesepakatan dalam sidang parlemen. Semua sepakat dan menaati segala kelucuan-kelucuan yang ada pada konten medsos, mulai dari postingan pamer sedang berada dimana, makan apa, sedang melakukan aktifitas, mengumbar aib sendiri, saling hujat, melakukan manuver tarian/gerakan yang menjadikan pelakunya tidak sadar bahwa manuver tersebut menjadikan mereka kekanak-kanakan. Adapula yang saling sindir menyindir, seakan-akan sedang perang namun ketika berpapasan di dunia nyata tidak terlihat seperti saling bermusuhan.

Di dunia medsos anda bisa menjadi siapapun tanpa harus susah payah melewati verifikasi prosedur kosmis yang disahkan oleh Sang Pencipta.

Mulai dari menjadi Ulama, Raja dan Ksatria. Atas dasar hal tersebut banyak masyarakat candu menggunakan media sosial. Hiburan ini menjadikan Mereka saling melakukan pembuktian diri kepada orang tua, sahabat, teman, guru, bos, kekasihnya bahkan rivalnya melalui alat-alat medsos hingga mabuk tidak sadarkan diri bahwa dirinya di medsos bukanlah siapa dirinya di dunia nyata.
Dari semua pemaparan yang sebelumnya saya paparkan media sosial sekarang dengan cepat menjadi salah satu alat yang disahkan oleh Sang Pencipta sebagai katalisator dalam memilih kekasihnya diantara makhluk ciptaannya atau, malah manusia itu sendiri yang menciptakan katalisator tersebut bagi mereka sendiri. Disini saya menuliskan beberapa contoh postingan-postingan lucu namun dianggap prestise bagi pengguna media sosial.

1. Postingan menunjukkan mereka ada di mana meliputi postingan berada di perjalanan mau akan ke mana atau lebih dikenal dengan istilah tag location/tandai lokasi.

Apa tujuannya? Kata para aktivis medsos "Hal itu untuk menginfokan bagi orang yang ingin mencarinya" awalnya iya seperti itu. Tapi perlahan-lahan hal ini menjadi suatu pembenaran dari keinginan untuk pamer, bahwa mereka ingin diketahui publik kalau mereka memiliki mobilitas yang tinggi, Kalau misalnya mereka ingin memberi info kepada orang-orang yang mencarinya kenapa ketika ada hal yang urgensi terkait hal yang dimana mereka benar-benar dibutuhkan mereka malah menggunakan jurus ajian menghilang, dengan cara menonaktifkan alat komunikasi, mengaktifkan fitur pesan singkat bahwa mereka membaca seakan-akan tidak membaca, bahkan ada yang mengisolasi nomor hp kerjaan mereka dengan nomor pribadi. Kan lucu katanya ingin memberi info kepada orang-orang yang ingin tahu keberadaannya kenapa malah melakukan manuver yang sangat kontradiktif dengan tujuannya. Jangan-jangan ini memang benar sebagai alat pamer. Ya semoga saya salah.

2. Postingan sedang melakukan suatu kegiatan

Tujuannya katanya sharing pengalaman. Ya masa ketika rapat, gathering dengan pejabat-pejabat bahkan sedang melakukan kajian ilmu agama juga posting menjadi seperti ritual yang wajib dilakukan. Pengalaman apa yang ingin disampaikan kalau seperti itu? Ini sangatlah lucu karena begitu besarnya keinginan mereka untuk memperlihatkan kalau mereka orang sibuk dan sangat ingin dianggap orang yang penting dan aktif. Menurut saya prilaku ini adalah suatu perbuatan untuk menunjukkan kepada khalayak medsos bahwa dirinya itu sekarang tidak seperti dahulu, bahwa dirinya sekarang sangatlah baik dan aktif. Apa mungkin ya dulu mereka sudah mencoba segala cara untuk menarik perhatian publik namun sayang hal itu tidaklah dapat menarik perhatian publik. Ya mengingat zaman sebelum medsos muncul. Publik harus melewati ujian-ujian yang menempa jiwa dan raga untuk mendapatkan perhatian publik. Bahkan untuk diakui sebagai seorang preman perlu melewati tahapan ujian yang sangat kompleks hanya bagi orang-orang tertentu yang dapat lulus tahapan tersebut. Begitu juga untuk menjadi orang mulia. Dalam mendapatkan perhatian publik pada saat itu diperlukan sebuah niat kalau apa yang dilakukan dan dihasilkan semata-semata memang untuk diri sendiri dan murni untuk menerangi lingkungan sekitar atau menggelapkan lingkungan sekitar tanpa harus diketahui publik apalagi diakui publik agara mendapatkan tuaian pujian dan kekaguman dari khalayak umum. Kalau kita lihat fenomena sekarang orang-orang dengan cepat mendapatkan perhatian publik namun juga cepat hilang dari ingatan publik. Sungguh kasihan, mereka-mereka yang menganut mahzab al medsos ini. Ingin menerangi di dalam kegelapan namun tidak sadar bahwa dirinya hanya sebuah lilin yang mana cahaya yang dihasilkan berasal dengan membakar harga diri, kewibawaan, kemuliaan mereka sendiri. Jadi tidak heran kalau ada seorang ahli medsos tidak ahli di semesta nyatanya.

Mari kita bijak menjadi pengguna medsos. Berpuasalah dalam mengumbar suatu pencapaian dan hasrat ingin dinggap baik, pintar, mulia, cerdas maupun perkasa di medsos. Kenalilah siapa kita, batasan-batasan apa yang harus kita tancapkan agar nafsu riya dapat ditekan. Ukur dengan pikiran yang mengacu pada akal kita masing-masing. Apakah ini perlu di post atau tidak perlu. Ingatlah segala sumber daya yang kita manfaatkan ketika aktif menggunakan media sosial itu menggunakan sumber daya yang menguras segalam macam sumber daya alam dan lingkungan di bumi.

Apa sebanding postingan kita di medsos itu dengan sumber daya yang kita korbankan?

Apakah pantas kecanggihan, kompleks dan rumitnya ilmu dan pengetahuan perkembangan teknologi pada zama ini kita jadikan untuk hal-hal yang lucu yang mana hal yang menjerumuskan sisi manusia kita ke dalam sempitnya pikiran, moral dan daya juang sebagai khalifah Sang Pencipta

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Mereka sudah lelah mencari perhatian alam semesta pak, mereka mencari cara termudah, dan cara ini menurut saya cara termudah mendapatkan perhatian alam semesta. Itulah yang namanya naluri eksistensi yang telah memperbudak mereka. Gk apa kok pak, saya juga mulai seperti itu. Ikut-ikutan aja pak kayak mereka.

Iya Pak, Aku juga mulai tertarik Pak