Matahari terbit dari timur selalu konsisten terbenam ke barat. Hangatnya memberikan manfaat yang tak ternilai bagi bumi dan seisinya. Matahari merupakan salah satu bahan bakar yang menghidupkan kehidupan di alam semesta, melindungi manusia dari berbagai macam bakteri dan virus. Matahari dengan segala keagungannya tak pernah protes, ketika dirinya lebih dirasakan dan disadari fungsi kehadirannya oleh manusia hanya sebagai pengering pakaian hingga celana dalam manusia. Begitulah kepatuhan sang matahari kepada Sang Kuasa.
Pohon yang konsisten tidak berpindah-pindah dari tempatnya, rumput yang rela berdiam diri. Air yang mulia rela membersihkan najis manusia. Apakah semua itu pernah kita bayangkan, kalau diamati dari sisi kedisiplinan, keimanan dan ketaatan Matahari, Pohon , Rumput dan Air dibandingkan kita manusia, mana yang lebih unggul menjalankan tugas dan fungsinya?
Manusia dengan segala anugerah yang telah dilimpahkan padanya, menghuni bumi dengan segala fasilitas yang disediakan Sang Pencipta. Setiap perjalanan diawasi malaikat penjaga, sebagai pelindung dengan mengendalikan sensor refleks manusia sehingga manusia dapat merespon hal-hal yang membahayakannya dengan respon hingga satu juta/detik. Selain itu manusia juga dijamin oleh Sang Pencipta untuk dapat mempertimbangkan hal-hal untuk kebaikan manusia diolah dan diputuskan dengan kecepatan cahaya, serta rencana masterplan bagi semua makhluk yang memiliki matriks variabel yang sangat kompleks disusun di sebuah buku (secara simbolis) diletakkan di arrasy yang telah dilegalkan tuhan. Ketentuan-ketentuan tersebut dijalankan dengan sistem secara parsial dan terpolarisasi dengan seimbang, saling terintegrasi satu sama lain tanpa terlewatkan bagi satupun makhluk. Coba anda cermati perjalanan hidup anda dan coba cari puzzle-puzzle penghubungnya, maka anda akan menyadarinya.
Tuhan memang memberikan kita akal dan pikiran serta segala sumber daya untuk tidak cengeng dan manja hidup di bumi ini. Namun bukan berarti ketika anda mandiri, anda bisa merasa bahwa mutlak semua sebab dan akibat yang anda peroleh saat ini mutlak dari usaha diri anda tersebut, apalagi beranggap akibat dari luar diri anda selain Tuhan.
Sekarang kalau kita menguji sistem ini dengan ilmu pengetahuan manusia saat ini untuk membuktikan argumen bahwa kita tidak ada apa-apanya. Misalnya bumi diputus saklar oksigennya oleh Tuhan selama satu jam apakah anda bisa hidup, apalagi berkarya? Oksigen itu dikendalikan dengan sistem kesetimbangan yang tidak ada dua-duanya. Apakah hal itu hanya terjadi dengan sendirinya? tentunya tidak.
Tangan yang Tidak Terlihat, merupakan segala sesuatu kejadian yang mana hak pregoratif tuhan. Contohnya untuk menyelamatkan hambanya, mau hamba soleh ataupun hamba pendosa. Hal ini tidak dapat diukur dengan parameter yang dikenal manusia saat ini
Lalu dengan adanya statement diatas jangan pula anda percaya diri kalau anda termasuk yang diselamatkan dengan hak prerogratif tuhan, coba saja anda sombong dan toledor dalam menyikapi statement tersebut, kualat yang didapat. Memang tuhan akan seperti itu, namun pertanyaannya apakah anda menjadi sorotan atau tidak oleh Tuhan? Kalau tidak ya bagaimana?. Lalu kalau anda pendosa dan merasa tidak pernah mendapat hukuman yang membuat anda menderita, jangan pula percaya diri, bisa jadi kalau kesenangan yang anda peroleh saat ini ialah hukuman.
Mekanisme ini sikapilah dengan bijak, cukup saja anda menjadi diri anda sebagai manusia, maka anda akan aman di dunia ini. Bagaimana manusia itu, ya coba anda cari dulu sendiri melalui syariat yang ditetapkan Sang Pencipta. Temukan anda berada di golongan manusia mana, Apakah manusia pasar, apa Manusia Istana atau Manusia Nilai. Manusia pasar dijelaskan sebagai manusia yang beroritentasi pada untung rugi, Manusia istana cenderung mengkoordinir dan merawat apa saja disekitarnya sebagai tujuan hidupnya, sedangkan Manusia Nilai, cenderung melakukan sesuatu apapun tanpa pamrih selain kepada Sang Pencipta. Namun klasifikasi ini bukanlah sistem hirarki, melainkan saling terintegrasi. Manusia pasar akan selamat apabila memasukan nilai kedalam kehidupannya, begitu juga dengan manusia istana. Ketika anda memahami dimana posisi Anda. Baru anda dapat masuk ke panggung sorotan Sang Pencipta. Namun ini tidaklah persis seperti ini, ini hanya kata saya saja.
Kita mempercayai sebab akibat yang memiliki pola yang random serta dipaksakan konstan dan pasti oleh manusia. Apa sebab ini, pasti diakibatkan itu, dengan segala kerumitan pencarian pembukitan ilmiah sebab akibat, akhirnya kerumitan merumuskan pembuktian sebab akibat secara ilmiah, kita lupa Tuhan dengan segala kebebasannya dalam berkehendak. Kita menganggap gravitasi pasti yang menarik kita ke bawah tanah, kita lupa siapa yang punya gravitasi itu apa dan apa unsur bahan bakar gravitasi tersebut, Ironisnya hingga kita malah mengakui adanya gravitasi dibanding adanya Tuhan. Iya anda merasakan panas itu bersumber dari Api tapi ya jangan lupa kalau Api tersebut hanya dapat berwujud api apabila ada oksigen, materi dan proses mekanisme fisika berupakan gesekan yang mana semua itu diadakan oleh Sang Pencipta.
Congratulations @perdi-bahri! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit