Menikmati Bu Prang di Masa Damai

in indonesia •  6 years ago 

Pastinya hampir setiap kita pernah nongkrong di warung kopi. Pastinya pula sebagian kita pernah membuka bungkusan nasi ini ketika lapar melanda. Ini bungkus nasi dengan daun pisang, di Aceh lazim ditabal dengan nama Bu Prang bermakna nasi perang. Sejenak, mari kita mengulas asal muasal nama Bu Prang yang saban pagi ada di meja kopi. Walau isinya hanya beberapa suap saja, tapi ini nasi terbilang murah dan terbukti mampu untuk menunda perut yang sedang lapar.

Pagi itu, beberapa hari lalu, dimana untuk kesekian kalinya aku membuka bungkusan Bu Prang di Taufik Kupi Simpang Dodik. Aku tidak sendiri, @harouk sudah lebih dulu disana. *Bu Prang baru beberapa suap masuk ke mulutnya. Aku tidak langsung duduk, tapi aku memilih ke meja dimana Bu Prang diatur rapi hingga menarik mata setiap pengunjung, apalagi si pengunjung sedang keroncongan karena begadang semalam. Seperti aku dan temanku.

Menilik dari namanya, Bu Prang memiliki kontribusi nyata dan sejarah panjang saat rakyat berada di masa pahit melawan kolonial, maka sangat layak pula jika Bu Prang dinobatkan sebagai benda-benda mati yang berjasa untuk meraih kemerdekaan. Sayangnya, negara kita belum berpikir ke arah sana. Atau barangkali sudah berpikir hanya belum berani bertindak sana, jadinya ya lupakan saja soal negara.

Kembali soal Bu Prang yang kami nikmati pada pagi yang lumayan cerah itu, kondisi Aceh sudah tidak sedang perang, dan perang terakhir baru 12 tahun lalu berakhir. Hanya saja gaung Bu Prang tidak pernah disebut-sebut pada masa itu. Artinya, besar kemungkinan Bu Prang tidak ingin disalahkan jika pejuang mengkhianati rakyatnya sendiri di kemudian hari. Maka Bu Prang kini lebih senang disantap oleh orang-orang seperti aku saja.

Tentang menu, Bu Prang sebagai jajanan rakyat yang murah meriah terbilang menoton, kalau bukan telur dadar, ya ikan atau ikan teri saja. Belakang sudah mulai ada tambahan menu, ayam potong yang dipotong kecil-kecil. Bahkan beberapa pembuat Bu Prang memotong ayam potong dengan sangat kecil-kecil dan hampir tidak nampak pun saat Bu Prang dibuka. Makanya aku jarang memilih jika di bungkusan Bu Prang tertulis 'ayam'.

Karenanya, untuk mengisi perut pagi itu, aku lebih memilih Bu Prang bermenu ikan. Sanking laparnya, pagi itu aku melahap dua bungkus Bu Prang bermenu ikan, aku tetap tidak memilih ayam. Sedang temanku masing-masing melahap sebungkus saja. Mungkin saja mereka tidak terlalu lelah berperang, maka untuk mereka cukuplah sebungkus saja.

@pieasant

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Hi @pieasant, I'm @checky ! While checking the mentions made in this post I noticed that @harouk doesn't exist on Steem. Did you mean to write @farouk ?

If you found this comment useful, consider upvoting it to help keep this bot running. You can see a list of all available commands by replying with !help.

I mean is @harock

Bereh bg..
Bu prang :D

Paan... aku baru tahu tentang kabar mamak, aku turut berduka dan sedih juga karena sampai mamak meninggal, kee masih betah menjomblo.. kek mana niy, gak ada yg do'ain kee cepat dapat jodoh?

Jangan asik makan bu prang aja kee.. nanti kebiasaan