PAGI INI PUKUL SATU
Pagi ini pukul satu
Tiba-tiba teringat wajahmu
Yang belum pernah sekalipun
Kita bertemu
Kubayangkan engkau seperti apa
Pohonan kah?
Rerumput yang basah oleh embun?
Atau percik nyala api
Pada bara panggangan daging itu?
Aku selalu berkhayal
Aku adalah angin yang bertiup pelan
Menarikan dedaun yang jatuh
Sebelum disambut tanah basah
Matahari memang telah bercerai dengan langit
Akupun paham, kalau kau menjadi sangat curiga
Pagi ini tidak seperti pagi-pagi yang lain
Dalam dingin yang sepenuh gigil ini
Aku merutuki diriku sendiri
Karena tak henti membayangkan wajahmu
Aku mengikutimu sampai ke sendi-sendi nyali
Terus saja menggali hingga habis pagi
Hingga rupaku pun
Tak kukenali lagi.
Lhokseumawe, 260718.
PDA.