Epistemologi 'irfāni (I:7)

in indonesia •  6 years ago 

image(sumber foto : slideshare.info.com)

Selain epistemologi 'irfāni, terdapat dua bentuk epistemologi lainnya yaitu bayāni dan burhāni. Disini, saya akan membahas mengenai epistemologi 'irfāni. Epistemologi 'irfāni adalah model berfikir yang didasarkan atas pendekatan dan pengalaman langsung. Epistemologi 'irfāni dapat dipahami bahwa ilmu-ilmu yang didapatkan lebih banyak aspek tidak-rasional. Epistemologi 'irfāni ingin mencari bagaimana struktur ilmu yang didapatkan dari seseorang melalui pengalaman hidupnya, terutama dalam hal keyakinan. (hal 199)

Epistemologi 'irfāni lebih banyak menumpukan pada aspek alam pikiran, baik yang bersumber dari akal maupun dari hati atau batin. Semakin tinggi posisi atau status sosial atau religi, maka semakin tinggi pula pengalaman atau alam pikiran yang dia dapatkan kemudian memberi pengaruh pada pola pikirnya. Dengan semakin tinggi pengalaman dhahir dan batinnya, maka semakin tinggi pula kharisma dan otoritas yang dia dapat sampaikan kepada masyarakat.

Epistemologi 'irfāni bekerja untuk memahami bagaimana orang tua atau alim ulama mampu mengeluarkan pemikiran-pemikiran yang bijak. Pada gilirannya dipandang sebagai nasehat atau mahfudhat. (hal 204)

Dalam literatur filsafat, mereka yang mampu mengeluarkan kearifan bagi orang lain yang disebut dengan orang bijak (wise men).

Local wisdom lebih banyak diproduksi oleh para wise men di tingkat lokal, apakah mereka sebagai kepala suku, penasehat agama, tokoh masyarakat atau ilmuan lokal. Nilai-nilai lokal yang dikenal dengan 'adat istiadat' dapat diartikan sebagai sebuah hasil reproduksi pemikir pemegang kekuasaan.

Epistemologi 'irfāni ingin dituju adalah alam pikir dhahir dan kebatinan dari elit lokal, sehingga mereka memiliki pemikiran yang sangat genuine di tingkat kemasyarakatan. Pada gilirannya mampu mempengaruhi masyarakat mereka sendiri, yang kemudian dikenal sebagai adat atau norma-norma lokal.

Pandangan yang selalu muncul tentang alam pikiran orang Aceh adalah adanya hubungan yang erat antara persoalan adat dengan islam. Upaya untuk menjelaskan imajinasi kreatif lebih banyak memfokuskan pada aspek tasawuf. (hal 207)

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!