Kuliah, hanya sekadar datang ke kelas, duduk, kemudian mendengarkan dosen mengajar? Well, siap-siap lah kalian menjadi mahasiswa "tergaring" sepanjang perkuliahan.
Kenapa bisa saya katakan seperti itu?
Karena kehidupan perkuliahan sebenarnya tidak sesederhana mendengarkan ceramah dari dosen saja. Jika ini yang terjadi, maka mahasiswa tersebut benar-benar tidak memahami esensi dasar dari nikmatnya masa-masa perkuliahan.
"Ibu enak ngomongnya. Dosen sih. Mana ngerti perasaan mahasiswa". Saya di sini tidak ingin memojokkan mahasiswa. Toh, saya sendiri juga berasal dari mahasiswa. Pernah menjadi seorang mahasiswa. Jadi cukup merasakan bagaimana pahit manisnya kehidupan mahasiswa.
Sedari awal kita menjadi mahasiswa, itu artinya kita sudah mengemban identitas yang berbeda dengan status yang diemban ketika masa sekolah dulu. Menjadi mahasiswa adalah menjadi seorang "maha" para siswa. Dituntut untuk dapat berpikir secara lebih kritis, lebih kreatif, lebih gesit, dan terbuka dengan masalah-masalah di sekitarnya. Sehingga mahasiswa sering disebut sebagai salah satu bagian agent of change, sosok pendorong terjadinya perubahan besar dalam kehidupan masyarakat.
Oleh karena itu, ada tiga kewajiban dasar yang selayaknya harus dijalankan oleh seorang mahasiswa sebagai insan akademis. Tiga kewajiban tersebut dikenal sebagai Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu: Pengajaran, Pengabdian, dan Penelitian.
Seharusnya, para mahasiswa mampu menjalankan tiga kewajiban tersebut secara proporsional. Namun, kebanyakan mahasiswa masih berkutat pada kewajiban di kelas saja. Sehingga sering kita lihat tipe-tipe mahasiswa "kupu-kupu", kuliah-pulang-kuliah-pulang. Nah, engga asyik sekali kan?.
Bagaimana dengan poin pengabdian dan penelitian?.
Dua poin ini sering diagendakan belakangan, diakhir masa perkuliahan. Jika pengabdian dinanti-nantikan sebagai suatu kegiatan yang asyik, sembari jalan-jalan. Berbeda dengan penelitian, penelitian ini menjadi satu agenda yang dihindari dan ditakuti oleh mahasiswa. Iya! DITAKUTI.
Sehingga banyak mahasiswa mengeluh ketika harus berhadapan dengan tugas akhir atau skripsi. Bagi sebagian dari mereka, penelitian itu susah, "menulis" itu susah.
Maka, secara pribadi saya sangat mengapresiasi jika ada kalangan mahasiswa yang mau ikut terlibat aktif di dunia penelitian ini. Khususnya di dunia penulisan. Seperti dua mahasiswa didikan saya ini, yang mau meluangkan waktunya untuk ikut menulis karya tulis ilmiahnya demi suatu event bergengsi. Saya menyebut mereka berdua sebagai dua Srikandi Ilmu Komunikasi Universitas Teuku Umar. :D
Dua Srikandi ini berhasil menulis karya ilmiah dalam waktu tiga hari saja. Sangat luar biasa bagi mahasiswa yang bahkan belum mengikuti mata kuliah Metodologi Penelitian seperti mereka.
Meski harus kewalahan di awal dan bergadang beberapa malam, tapi mereka berhasil membuktikan bahwa mahasiswa pun mampu menulis karya ilmiah, melakukan penelitian, jika mereka mau dan berusaha. Big applause for this two people.
Apa manfaat yang bakal mereka dapatkan sebagai mahasiswa setelah menulis karya ilmiah?. Banyak!
Pengalaman yang luar biasa mengenai bagaimana seharusnya melakukan penelitian, sehingga mereka akan mampu menulis yang lebih baik lagi ke depan.
Bertambahnya wawasan dan keilmuan. Yang tidak dapat mereka dapatkan secara leluasa jika hanya berada di dalam kelas.
Belajar sembari praktik. Saya percaya, jika mahasiswa hanya belajar berteori tanpa mau praktik, maka teori-teori itu akan menjadi usang begitu saja di dalam pikirannya.
Menjadi populer dengan tulisannya. Jika karya yang ditulisnya dipublikasikan dan dibaca banyak orang, tentu saja mahasiswa itu akan dikenal orang ramai. Dan ini menjadi nilai plus bagi mahasiswa tersebut dalam pandangan orang lain di sekitarnya.
Menambah kreativitas. Jelas! Karena mahasiswa tersebut mampu memadupadankan teori dengan praktik.
Menulis akan mendorong mahasiswa untuk membaca. Sehingga mereka akan menjadi insan akademis yang punya literasi tinggi, banyak tahu, dan kaya ilmu.
Dan masih banyak lagi reward lainnya yang bisa diperolehnya jika mau terlibat dengan dunia penelitian, dunia penulisan.
Oleh karena itu, berhenti lah untuk menjadi mahasiswa yang membosankan. Keluar dari pola berpikir dalam "zona aman". Mahasiswa kreatif itu adalah mahasiswa yang berani berpikir outside the box, berani menerima dan menghadapi berbagai macam jenis tantangan.
Sekian.
Luar biasa ibu dosen saya....
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Haha. Kita belum pernah jadi dosen sama mahasiswa ya. Jadi rekan sesama steemian aja. :p
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Harus mau jadi mahasiswa yang aktif ya, Bu Putri!
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Iya, aktif menulis salah satunya.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Mantap buk
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Makasih..
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Berkelas
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Klo dosennya kaya bu putri saya rasa nggak akan ada deh mahasiswa yang mebosankan.. hehe
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Haha. Tapi masih ada...
Kayaknya perlu didorong lagi biar lebih mau termotivasi.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Pastinya bu ☺
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit