Senin, enam belas Juli dua ribu delapan belas. Matahari pagi memancarkan sinarnya dengan ceria, seceria anak-anak Indonesia yang saat ini masuk sekolah di hari pertama. Kehangatan sinarnya menghangatkan tubuh yang akhir-akhir ini mengalami musin bediding (musim dingin).
Pagi ini, rencana yang sudah aku susun ternyata banyak yang meleset. Rencana bangun jam 3 pagi untuk mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan kerempongan di pagi hari. Yaa, aku bangun kesiangan karena tidur larut nonton laga final Piala Dunia 2018 Perancis vs Kroasia yang berakhir dengan skor 4-2.
Alarm jam yang sudah aku pasang di pukul tiga pagi pun terabaikan. Mata masih lengket dan enggan untuk membuka hingga pukul 4.30. Bergegas sholat Subuh dan menyiapkan pakaian seragam untuk hari ini. Sebenarnya sih sudah tersetrika di lemari, tapi karena sudah lama nggak dipakai jadi agak luset di bagian lipatannya. Kali ini aku skip memasak untuk sarapan dan bekal makan siang. Yaa gimana lagi si emak ini bangunnya kesiangan. Untungnya semua pada maklum deh hehehe...
Aku dan putri sulungku sudah siap berangkat, mengingat hari pertama ke sekolah kami pun berangkat lebih pagi, apalagi aku juga harus mengurus acara MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) di sekolah tempat aku mengajar. Hari ini adik masih libur, besok baru mulai masuk sekolahnya. Lumayanlah, bisa mengurangi hectic-nya di hari pertama masuk sekolah ini.
Di semua sekolah tentulah di beberapa hari pertama masuk sekolah ini melaksanakan agenda MPLS, tentu dengan cara dan metode yang telah disiapkan oleh masing-masing sekolah asalkan sesuai prinsip 5M yaitu mudah, murah, meriah menyenangkan dan masal. Sudah nggak jamannya lagi ada perpeloncoan.
Mengingat pemerintah mencanangkan Gerakan Indonesia Bebas Sampah 2020, maka dihimbau kepada seluruh pendidik, orangtua dan masyarakat untuk menggelorakan program ini. Tentu hal ini sangat beralasan mengingat sampah sudah menjadi masalah tersendiri yang sangat penting di negara ini. Bagaimana tidak? Di Indonesia sampah per hari mencapai 65 juta ton. Wow banget kaan... Bayangkan, itu sampah lho bukan timbunan beras.
Nah, dalam kesempatan MPLS ini kami turut menghimbau kepada seluruh warga sekolah untuk turut mengkampanyekan program ini dengan langkah-langkah yang sederhana, murah dan gampang.
Apa saja yang harus dilakukan oleh anak-anak kita agar Indonesia bebas sampah?
Gunakan sapu tangan dan hindarkan penggunaan tisu
Penggunaan sapu tangan pada jaman sekarang sudah sangat jarang. Masayrakat lebih familier dengan tisu, entah itu tisu basah, tisu kering, tisu muka atapupun tisu toilet. Sepertinya kalau sekarang kita pakai sapu tangan bisa dianggap manusia tempo dulu. Padahal justru hal tersebut merupakan cara yang tepat untuk mengurangi sampah. Atau bisa jadi kita merasa gengsi menggunakan sapu tangan dan memilih tisu yang bisa langsung buang dan nggak perlu repot-repot mencucinya. Cara pikir demikian harus segera kita ubah. Memang sih lebih praktis, tapi hal ini tentu akan memperbanyak tumpukan sampah di sekitar kita.Bawa botol minum pribadi yang aman diisi ulang.
Dengan membawa botol minum pribadi tentu akan lebih memudahkan kita. Selain hemat, kesehatan dan kebersihan air yang kita minum apapun jenis air minumya akan lebih terjaga karena kita sendiri yang menyiapkannya. Dengan demikian kita bisa mengurangi sampah botol plastik di sekitar kita
Bawa bekal dari rumah
Banyak manfaat yang bisa didapat dengan membawa bekal dari rumah. Selain menghemat uang jajan tentu makanan yang disiapkan dan dimasak dari rumah akan lebih terjamin gizi dan higienitasnya. Selain itu, kita juga bisa makan dengan tepat waktu karena nggak perlu harus jalan ke kantin, belum lagi kalau harus ngantri. Dipastikan sampah pun bisa berkurang karena kita tidak perlu membuang sampah kemasan makanan.Selalu habiskan makanan
Dalam agama manapun kita pasti diajarkan untuk tidak membuang-buang makanan agar tidak mubadzir. Ingat, masih banyak orang di sekitar kita yang kesulitan dalam memperoleh makanan sehingga mereka kelaparan. Dengan menghabiskan makanan/bekal yang dibawa tentunya akan mengurangi volume sampah sisa makanan.Gunakan kertas seperlunya
Sampah kertas memerlukan waktu sekitar dua sampai enam bulan untuk bisa terurai. Meski kertas termasuk produk yang murah namun kita harus bisa menggunakan seperlunya saja. Teknologi sekarang pun semakin ramah lingkungan dan mendukung aktifitas minim kertas (paperless). Dengan meminimalkan penggunaan kertas maka kita turut mengurangi penebangan pohon sebagai bahan baku kertas dan menambah volume oksigen yang bisa kita hirup.LISA : Lihat Sampah, Ambil!!!
Slogan ini mengajak kita untuk peduli pada kebersihan di lingkungan sekitar. Meskipun itu bukan sampah kita, marilah kita menggerakkan kesadaran untuk menjaga kebersihan dengan memungut sampah tersebut dan diletakkan pada tempatnya. Namun, apabila kita melihat orang membuang sampah sembarangan tentu jangan segan untuk mengingatkan agar membuang sampah di tempatnya.Pilah Sampah dan taruh pada tempatnya
Meski sudah disiapkan berbagai jenis tempat sampah sesuai dengan jenis sampah (organik, anorganik, B3) namun ternyata kesadaran masyarakat untuk membuang sampah dengan cara memilah sampah masih tergolong rendah. Hal ini perlu diinformasikan lagi hingga sampah terpilah sesuai dengan jenisnya, hal ini memudahkan proses daur ulang sampah tersebut.Diet kantong plastik.
Membiasakan diri dengan membawa tas belanjaan sendiri (totebag) akan sangat membantu mengurangi sampah plastik yang saat ini di Indonesia mencapai 175 ton per hari, dan Indonesia menjadi penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia.
Itulah beberapa point yang perlu disampaikan kepada anak-anak kita sebagai generasi masa depan yang diharapkan mampu membangun negeri ini dengan menumbuhkan kesadaran mereka akan pentingnya sebuah negara yang bebas sampah. Sebagai orangtua tentu kita menjadi teladan utama bagi mereka.
Tulisan ini pun saya peruntukkan bagi diri saya sendiri yang masih sering menggunakan tisu daripada sapu tangan dan masih sering kelupaan membawa totebag bila sedang berbelanja ke minimarket maupun supermarket.
Setujuuuuu, Indonesia itu sangaaaat indah kalau saja bersih dari sampai berserakan.. therefore upvote for you 😊
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Ini juga yang saya ajarkan ke Salfa, soal sampah.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Jika Indonesia bersih dan bebas sampah, pasti wisatawan kian tertarik untuk datang & mengunjungi alam Indonesia.
Terima kasih sdh berbagi ulasan bermanfaat ini Mba @renidwiastuti
Salam hangat dari Taiwan.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Semua dimulai Dari diri kita sendiri untuk tertib dalam memperlakukan sampah.
Salam kenal
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Huhuhu..saya juga mau mengakui kalau lebih sering menggunakan tissu dibandingkan menggunakan sapu tangan dan suka lupa bawa totebag ((tutupmuka paketotebag))
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Hihihi...kl di depan rmh bunda tau tetangga terdekat bunda sudah menggalakkan LISA. Bunda pengen bngt bljr cara memilah dan memilih sampah, tp blm bisa. Ingat jaman sekolah, dulu, bunda selalu bawa saputangan, skrng kl di tas gak ada tissue udah galau deh. Kebiasaan ini hrs diubah, ya. Nice posting.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit