Perjalanan kemanapun dan dimanapun akan selalu menyenangkan jika pengalaman baru bisa membuat seorang traveller lebih bersyukur lagi dengan hidup yang sudah dijalaninya. Bukan hanya sekadar jalan-jalan atau menikmati hidup yang pada akhirnya tidak mengubah seseorang menjadi lebih baik. Ini tentu poin penting jika perjalanan itu bukan dalam rangka pekerjaan atau tuntutan untuk menuntut ilmu.
Apa dan siapa seorang traveller di tempat baru tidak akan sama dengan dirinya di tempat asal. Secara perlakuan atas kelakuan seorang traveller tentu harus tahu kebiasaan dan aturan setempat. Seorang traveller akan lebih dihargai dan dibantu jika dapat menghargai tempat yang dikunjunginya. Sudah selayaknya menjadi seorang yang lebih baik lagi dengan belajar kehidupan orang lain.
Ini membuktikan seorang traveller bukan hanya seorang yang menghambur-hamburkan uang untuk perjalanan yang tak berarti. Hampir kebanyakan traveller belajar banyak dari penduduk setempat.
Sumber: foto pribadi (tuktuk menuju airport international Phnompenh untuk pulang ke Indonesia)
Hal kecil dari belajar banyak tentang Kamboja adalah tuktuk. Saya menyadari betapa banyak share postingan scam tentang tuktuk. Mulai dari tawar menawar Harga yang tidak sesuai dengan tujuan. Atau, bahkan terjadinya tindak kejahatan. Saya membaca dan menonton secara online berbagai kemungkinan untuk persiapan selama di negara tujuan.
Persiapan yang terlalu singkat, save kontak driver tuktuk untuk daerah Phnompenh menghilang. Postingan mungkin sudah terlalu lama, satu tahun membuat banyak postingan bermanfaat tenggelam oleh postingan yang Saya sebut 'receh'. Postingan dengan pertanyaan berulang-ulang yang dapat diketahui jawabannya jika mau searching.
Sumber: foto pribadi (tuktuk dari central market menuju Aeon mall Phnompenh)
Pencarian paling mudah pemesanan harian tuktuk untuk daerah Seamreap. Karena seringnya dan banyak traveller yang mereview pelayanan harian tuktuk grup pak Nasir dari Seamreap, membuat banyak penggunaannya percaya. Saya pun tidak melewatkan untuk nego harga harian tuktuk untuk keliling tempat wisata. Deal dengan harga 15 usd untuk seharian Angkor Wat komplek dari sunrise sampai sore di hari kedua Lalu diantarkan ke kantor giant ibis malam hari. Sementara hari pertama 15usd untuk keliling museum dan tempat wisata kebudayaan kamboja.
Sumber: foto pribadi (driver tuktuk harian selama dua hari di Seamreap)
Saya bisa menggunakan tuktuk Seharian sampai malam. Saya bahkan menegosiasikan harga dan juga itinerary kemana saja selama di seam reap. Satu tempat selesai dan Phnompenh masih belum masuk rencana perjalanan apapun selain museum genosida tentang kekejaman Polpot.
Sumber: foto pribadi (bentuk tuktuk umumnya di Seamreap)
Pada akhirnya saya memutuskan untuk di Phnompenh hanya akan jalan-jalan santai tanpa harus mendatangi tempat-tempat wisata selama seharian. Inilah kenapa Saya akhirnya menyerah mencari kontak driver tuktuk untuk sewa harian. Saya akan menggunakan tuktuk dari satu tujuan ke tujuan lain. Atau, mungkin seperti di Jepang jalan kaki untui melihat kota seperti apa. Melihat lingkungan dan merasakan sensasi jalan di gang-gang kecil.
Sumber: foto pribadi (menguji dengan menggunakan tuktuk grab di malam hari di Phnompenh)
Namun saya tidak kehabisan akal, setelah saya membaca postingan baru lainnya ternyata di Kamboja ada grab tuktuk. Ada aplikasi lain milik lokal yaitu passapp yang mirip seperti gojek di Indonesia. Jika ingin menggunakan passapp yang lebih murah dari grab, Saya harus install aplikasi. Berbeda dengan grab yang jika dipakai di negara manapun bisa langsung dipakai. Perbedaan grab yang sering saya pakai selain di indonesia, ada di Thailand, Vietnam, Kamboja dan Malaysia justru grab Malaysia. Grab Malaysia begitu digunakan pertama pada saat datang ke negara tersebut harus photo wajah sebagai identifikasi. Bahkan setelah datang untuk kedua kali ke negara tersebut tetap harus kembali foto. Tidak ada grab bike dan pembayaran tengah malam sampai jam 06.00 am, pagi tidak bisa cash.
Sumber: foto pribadi (menggunakan tuktuk pertama kali Begitu sampai di Phnompenh)
Penggunaan tuktuk Kamboja dengan menggunakan grab menurut saya masih tidak terlalu mahal. Walaupun rekomendasi lebih murah dengan passapp. Berhubung saya tidak install passapp, jadi saya mencoba memaksimalkan aplikasi grab. Uji coba pertama kali yang Saya lakukan tuktuk untuk tujuan Aeon mall dari central market hanya 9000 Riel. Itu artinya 2,25usd, kalau dalam rupiah sekitar 31.500 rupiah jika kurs 14.000. Bahkan untuk sekelas kamboja sekalipun, mata uangnya masih jauh lebih baik dari Indonesia ternyata ya?
Sumber: foto pribadi (tuktuk yang menggunakan dua aplikasi. Passapp dengan stiker orange di kaca depan dan grab dengan stiker hijau di pintu)
Akan lebih menyenangkan jika perjalanan tidak sendiri. Bersama beberapa teman atau kenalan saat di perjalanan, di hostel, dan ternyata satu tujuan ke tempat wisata misalkan. Kita bisa share cost Karena dalam tuktuk bisa di isi 3 orang untuk model tuktuk seperti di Phnompenh dan bisa empat orang jika tuktuk Seamreap.
Saya pernah mencoba share cost tuktuk dengan tiga orang dengan harga 20.000 Riel dari hostel ke museum genosida. Masing-masing membayar satu dolar lebih, bukankah ini jauh lebih irit?
Sumber: screenshot dari play store untuk penampakan passapp.
Jika tempat wisata di seamreap tercover dengan sewa tuktuk harian tentu ini menyenangkan. Saya tinggal mengikuti arah itinerary. Jika sudah selesai saya diantar pulang. Di seamreap memang ada penyewaan motor dan sepeda dan bisa menggunakan SIM Indonesia. Tapi untuk saya yang tidak ingin bermasalah dengan urusan polisi dan keamanan diri, Saya merasa tuktuk jauh lebih nyaman. Karena Saya percaya sepenuhnya dan yakin Selamat tentu perjalanan pun tidak menghadapi kendala.
Posted using Partiko Android
Sudah kami upvote dan resteem yah ke ribuan follower.. :-] Trim's telah memvoting kami sebagai witness dan kurator.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
cantik sangat kamu 😄
Posted using Partiko Android
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Hehehe... Pake beauty itu...
Posted using Partiko Android
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
wah.. langsung to the point neh bang 😃
Posted using Partiko Android
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
😂hehe
emang cantik dia bg. mau ngak dia jadi pacar aku ya😂😂gimana @ristianti?
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Wakakakakak...
Posted using Partiko Android
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit