Pada kesempatan kali ini saya akan melanjutkan mereview buku Acehnologi volume ketiga yang berjudul Kerak Peradaban Aceh bab ke 22. Di dalam bab ini menjelaskan bagaimana kesadaran masyarakat mengenai Peradaban Aceh, yang sangat dipenting untuk digali. Hal ini menjadi penting karena seseorang atau bangsa tidak akan bisa dibangun atau membangun dirinya tanpa adanya kesadaran. Yang dimaksud dengan kesadaran disini adalah proses manusia untuk menggali apa yang membuat dia berpikir atau bergerak diatas muka bumi. Di Aceh konflik sudah terjadi sejak dulu yang mengakibatkan korban yang tidak sedikit dan ini menimbulkan pengaruh besar bagi orang Aceh, pengaruh tersebut dapat berupa mengganggu kesadaran masyarakat maupun kekuatan masyarakat hingga dapat mudah untuk dikalahkan. Secara fisik Aceh tidak pernah dikalahkan oleh penjajah, namun secara mental Aceh sudah mampu digoyangkan oleh panjajah.
Peradaban yang amat maju pernah terjadi di Aceh pada abad ke 16 dan 17 M. Ketika Hegel sedang menemukan spirit, Aceh juga mengalami hal yang sama. Di Aceh proses dalam menemukan spirit didasarkan pada kajian keislaman, namun Hegel didasarkan pada kajian Kristen di dalam menemukan spirit. Kajian keislaman tersebut yang menjadi dasar di Aceh dapat mengantarkan Aceh pada peradaban yang maju. Pada Abad ke 17 M, Aceh mengalami keruntuhan. Dari segi sprit, saat itu sedang bergolak satu pemikiran mengenai falsafah hakikat manusia. Ketika Aceh bergabung dengan Republik Indonesia, Aceh diberi gelar istimewa begitu juga dengan Yogyakarta. Yogyakarta sampai saat ini masih memiliki gelar ini maupun peralatan budayanya, yogyakarta merupakan kerajaan Mataram dan Yogyakarta semakin hari semakin menunjukkan keistimewaannya. Di Aceh semenjak diberikan gelar dapat membuat Aceh merasakan jati ke-Aceh-annya. Walaupun Aceh dan Yogyakarta sama-sama diberi keistimewaan namun Yogyakarta lebih istimewa jika dibandingkan dengan Aceh.
Aceh bukan hanya berikan gelar sekali, tetapi juga diberikan gelar yang lain berupa gelar Nanggroe Aceh Darussalam dan gelar Pemerintah Aceh. Yang sangat disayangkan walaupun Aceh telah diberi beberapa gelar namun sampai sekarang Aceh tidak menampakkan keistimewaannya. Dikarenakan hal tersebut sampai saat ini Aceh tidak mampu membawa perubahan bagi provinsinya sendiri. Jika dibandingkan dengan Yogyakarta Aceh masih sangat tertinggal, di Yogyakarta gelar keistimewaan yang diberikan masih melekat, di karenakan kebudayaan mereka masih ada, kental dan dipertahankan, walaupun masyarakat di Yogyakarta tidak sekaya masyarakat di Aceh. Tidak hanya itu masyarakat Yogyakarta dikenal dengan masyarakat yang masih mematuhi kepada Sultannya. Yang dapat dipertanyakan bagaimana spirit di Aceh ? di Aceh terdapat beberapa kerajaan namun semua itu hanya tinggal sejarah, bahkan di Aceh juga sudah tidak lagi mempunyai Sultan. Salah satu kekuatan di Aceh adalah kekuatan keislaman yang masuk di dalam kekuatan budaya dan kekuatan ilmu pengetahuan. Kekuatan inilah yang membuat Aceh tidak bisa dikalahkan oleh para penjajah. Peradaban Aceh sudah jarang ditemukan baik dikarenakan tsunami pada tahun 2004 atau penyebab lainnya. Contoh batu nisan yang masih utuh yang terdapat dikampung pande,
http://harian.analisadaily.com/mobile/aceh/news/jejak-peradaban-aceh-yang-terancam-punah/493286/2018/01/26
Tiga siprit diatas dahulunya pernah disumbangkan pada Republik Indonesia, namun ketiga spirit atau kekuatan tersebut dikembalikan ke Aceh. Saat ini menjadi tugas para orang Aceh untuk memperkenalkan spirit-spirit tersebut kepada generasi muda, salah satunya dengan cara mempertahankan kebudayaan agar mereka mempunyai kesadaran maupun pemahaman mengenai peradaban di Aceh itu sendiri. Dan masa kini bukan hal yang mustahil untuk membangun kembali peradaban Aceh. Bisa dilakukan dengan beberapa cara (hal 756) pertama, menemukan kembali aspek-aspek yang menghidupkan kosmologi Aceh. Kedua, membina jaringan intelektual untuk menyatukan visi misi Aceh untuk kedepannya melalui tiga spririt diatas, Islam, budaya, ilmu pengetahuan. Ketiga, menggerakkan alam pikir orang Aceh dari romantisme sejarah. Keempat, membuka mata hati dan batin terhadap kemampuan peradaban lain yang sedang menggerakkan spiritual di tanah Aceh.