Hari ini sama seperti biasanya saya akan melanjutkan mereview bab selanjutnya, semoga apa yang saya paparkan dibawah ini akan bermanfaat bagi para pembaca. Hari ini saya akan membahas mengenai Masa Depan Dayah Di Aceh yang terdapat di dalam bab 31. Bab ini menjelaskan bahwa dayah saat ini sudah bisa menentukan pilihan apakah terus bertahan pada tradisi ilmu pengetahuan yang telah diterapkan pada saat ini atau memikirkan bagaimana melakukan ilmu pengetahuan yang baru terhadap generasi baru di Aceh. Dan juga melihat bagaimana dayah pada saat ini, yang berhadapan dengan ilmu-ilmu yang lain. Sebelum munculnya perguruan tinggi, dayahlah yang telah menghasilkan para ilmuwan yang telah mengukir sejarah peradaban di Nusantara.
https://www.google.co.id/search?q=dayah&client=ucweb-b-bookmark&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwj9n8vyhJvbAhWBN5QKHXZ1CC0Q_AUIBygC&biw=360&bih=640#mhpiv=9&spf=1527051241939
Di dalam Asia Tenggara, spirit dan jiwa ummat Islam hanya dilakukan di dayah atau pesantren. Dahulu, sebelum kedatangan penjajah maupun setelah merdeka, kajian dayah telah dijadikan sebagai suatu yang memahami sejarah rakyat di Aceh. Ulama telah melahirkan karya-karya seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, dan karya tersebut tidak dapat dipisahkan dari dayah. Itulah yang membuat sampai sekarang dayah sangat penting di dalam masyarakat Aceh. Dapat dilihat bahwa menteri maupun tokoh-tokoh sosial lainnya terlebih dahulu pasti mereka silaturahmi ke dayah. Karena mereka mengetahui bahwa salah satu spirit masyarakat Aceh terdapat di dalam dayah, masa sekarang dayah mengalami perkembangan dengan datangnya para ustaz, para ustaz masa sekarang telah menjadi fenomenal. Alasannya karena dakwah-dakwah yang dilakukan oleh ustaz melalui sosial media yang telah mempengaruhi para pemuda-pemudi Aceh.
Fondasi peradaban dunia adalah dunia spiritual, di dalam umat Islam spirit dimiliki oleh Tuhan. Spirit itu dibagi menjadi dua, spirit yang membawa pada kebaikan dan spirit yang membawa pada kejahatan. Orang-orang yang mampu memahami dunia spiritual, merekalah yang mampu menjelaskan apa yang tidak diketahui oleh orang lain. Salah satu yang dapat mereka jelaskan adalah mengenai rahasia alam, dimana hanya orang-orang tertentu saja yang mampu menjelaskannya. Spirit di Indonesia belum mampu menguasai di wilayah publik. Hanya di tempat-tempat tertentu saja yang terdapat spirit-spirit tersebut. Kekuatan spirit ini lebih banyak ditemui di wilayah pegunungan, para spiritualis sekuat tenaga untuk mengumpulkan spirit yang dijadikan fondasi peradaban.
Harus diakui bahwa upaya dayah dalam mempertahankan tradisi keilmuan bukanlah hal yang mudah, dikarenakan adanya ilmu-ilmu baru yang dianggap penting oleh masyarakat pada generasi sekarang, padahal sejatinya ilmu dayahlah yang sangat penting bahkan menjadi spirit di dalam masyarakat Aceh. Padahal dayah diharapkan untuk mampu mempertahankan tradisinya. Di dayah pada masa yang akan datang akan terancam punah diakibatkan oleh modernisasi dan juga sistem global yang mampu merusak tatanan dayah itu sendiri. Gerakan keagamaan dimasa yang akan datang akan lebih banyak membawa misi sakralitas keagamaan, dan mereka bekerja sama untuk mempertahankan misi kenabian dan mencari tokoh yang dianggap mampu untuk meneruskan misi kenabian. Apakah peta dan peluang agama di masa yang akan datang? Dayah dalam hal ini mau tidak mau harus merespon gejala-gejala yang ada atau merespon perkembangan ilmu pengetahuan. Agar dunia dayah tidak menjadi punah. Sampai sekarang, dayah di Aceh seolah-olah merespon keperluan masyarakat dan menciptakan calon-calon penerus. Tetapi terdapat kemungkinan bahwa dayah tetap di posisi sekarang tanpa mengikuti modernisasi, itu semua tergantung pada dayah itu sendiri.
Dapat diambil kesimpulan bahwa dayah dimasa yang akan datang memiliki perannya tersendiri dan akan terus meningkat, seiring dengan adanya gerakan-gerakan spiritual yang muncul.