Hy guys, seperti janji saya pada bab sebelumnya bahwa saya akan melanjutkan postingan saya mengenai etnografi yang membahas setting (tempat), Mudah-mudahan apa yang saya sampaikan menjadi pengetahuan yang lebih, yang mungkin terdapat beberapa kalangan yang tidak mengetahuinya. Kali ini saya akan membahas tradisi yang terdapat diperkampungan Aceh Utara, masjid Bluek, kecamatan Merah Mulia, kabupaten Aceh Utara yang merupakan tetangga kampung halaman saya, yaitu Bireun. Namun tidak semua daerah terdapat tradisi yang akan saya bahas dibawah ini.
Seperti yang kalian lihat bahwa gambar diatas adalah gambar yang paling di sukai oleh para kaum hawa yaitu belanja. Namun terdapat perbedaan disini, jika di daerah kita para pedagang menjualnya setiap hari, maka dikampung tersebut menjualnya hanya pada hari Kamis saja, yang dikenal dengan sebutan "Jak belanja bak hameh". Sama seperti gambar diatas bahwa para pedagang berjualan di seputaran jalan Medan-Banda Aceh (gedung Aceh Utara).
Semua perlengkapan dijual di hari itu, kecuali sayur dan ikan, karena sayur dan ikan mempunyai tempatnya tersendiri. Hal tersebut juga terdapat di daerah seperti daerah Bireun dan Lumputu. Hanya beda hari saja, Bireun pada hari Sabtu dan Lumputu pada hari minggu. Belanja pada tempat tersebut dimulai dari pukul 6 atau 7 pagi sampai jam setengah 6 sore. Namun, waktu setelah asharlah yang paling rame dikunjungi oleh masyarakat, dikarenakan pada waktu sebelum ashar kebanyakan masyarakat bekerja. Setelah pulang dari kerja mereka kerap mengunjungi tempat tersebut, dengan tujuan hanya melihat saja yang sering kita sebut dengan "cuci mata", dan ada juga yang berbelanja.
Barang apa yang paling banyak dijual oleh para pedagang ? Jika kita lihat bahwa belanja adalah hal yang disukai oleh kaum hawa, maka hal itulah yang membuat para pedagang lebih banyak menjual baju perempuan, seperti gambar diatas. Tradisi ini dimulai sudah cukup lama, bahkan ketika saya bertanya kapan dimulai tradisi ini pada orang-orang penduduk asli Bireun, Lumputu, dan Aceh Utara, mereka kerap mengatakan "sudah lama sekali". Sampai mereka pun sudah tidak mengingatnya lagi. Saya tertarik pada tradisi ini karena saya sendiri sangat menyukai belanja walaupun terkadang saya hanya melihatnya saja, dan begitu juga dengan keluarga saya.
Berdasarkan gambar diatas mengenai tempat parkir, saya akan membagi info mengenai biaya yang harus dikeluarkan saat memarkir kendaraan, hanya 2 ribu saja, sama seperti tempat belanja pada umumnya. Tempat ini bisa dijadikan bahan pertimbangan bagi masyarakat manapun yang hendak membeli perlengkapan menjelang hari raya. Harga barang-barang tersebut tidak jauh dari harga biasanya, bahkan terkadang barang tersebut relatif murah. Ketika saya bertanya pada keluarga saya yaitu ibu saya yang merupakan penduduk asli Bireun mengatakan bahwa pada hari itu harga yang dijual adalah harga obral, dikarenakan hari tersebut kerap dikatakan hari peukan oleh masyarakat Aceh.
Karena tempat berjualan barang-barang tersebut di pinggir jalan seputaran Medan-Banda Aceh membuat antusias para pedagang untuk menjual dagangan mereka dihari itu, dengan alasan bahwa masyarakat yang berpergian dapat berhenti sejenak, karena tempat tersebut strategis dan banyak diketahui oleh masyarakat Aceh. Bagi yang belum membeli baju lebaran dan hendak melintasi jalan Banda Aceh-Medan bisa langsung singgah pada tempat-tempat diatas, hanya ini yang dapat saya bahas di postingan saya hari ini. Terus ikuti dan membaca postingan saya ya teman-teman mengenai tempat-tempat yang lainnya, yang terkadang tidak diketahui oleh orang banyak.